Jantungku terasa ingin meledak dengan pernafasanku yang terhenti selama beberapa detik ini. Aku beberapa kali menepukkan tangan pada depan tubuhnya untuk mendorongnya menjauh. Namun yang ada justru tubuh kami yang semakin menempel sampai tidak adanya jarak sama sekali. Aku mulai menarik kepalaku ke belakang dan berhasil membuat pria ini melepaskan ciumannya. Wajahku pasti terlihat sangat merah sambil mengatur nafas di hadapannya seperti ini. Tangannya masih kurasakan di sekitar pinggang belakangku. Posisi kami sekarang benar-benar akan terlihat seperti pasangan yang sedang di mabuk asmara.
"Bagaimana kau bisa datang ke sini?" Akhirnya pria ini melepaskan tangannya dariku dan membuatku bisa menjaga jarak.
Aku masih berusaha mengatur nafasku sebentar.
"A-aku tidak sengaja menyuruh supir taxi untuk menuju ke alamat kantormu tadi"
"Mwo?"
"Se-sepertinya aku sempat melamun tadi sampai tanpa sadar menghentikan taxi di depan kantormu"
"Alasanmu membuatku bingung. Apa kau datang ke Seoul seorang diri?"
"N-nde...."
"Apa kau merindukanku?"
Dia mengharapkan jawaban iya dariku, padahal aku datang ke Seoul secara terpaksa untuk mengembalikan uang dari Lee Changsub yang kembali dikirimkan padaku kemarin. Karena aku belum mengetahui alamat rumahnya, jadi aku langsung mengunjungi agensinya namun salah satu pegawai mengatakan kalau dia tidak bisa ditemui secara langsung. Dan saat ingin pergi dari sana, ada sebuah mobil yang mengikutiku dan beberapa orang mulai keluar dari sana. Para wartawan itu kembali ingin mengajukan pertanyaan kemarin padaku, jadi aku terburu-buru menaiki taxi sampai menyebutkan alamat kantor Direktur pada sang sopir.
"Park Chorong....."
Aku tersadar dari lamunan saat pria ini memegangi kedua lenganku.
"Apa kau baik-baik saja?"
"N-nde...."
"Apa kau sudah makan siang?"
Aku baru ingin menjawab, tapi dia lebih dulu menarikku dari sana. Aku mulai mengawasi sekitarku karena khawatir para wartawan itu masih ada di dekatku.
"Bagaimana bisa mereka masih mengikutimu?" Pria ini bertanya saat sudah melajukan mobilnya.
"A-aku tidak tahu. Aku hanya ingin menemui pria itu, tapi malah bertemu mereka tadi"
"Mwo?"
"Ma-maksudku, aku........"
"Apa kau berencana untuk menemui Lee Changsub seorang diri? Apa alasanmu melakukan hal itu?"
Dia bisa mengerti ucapanku dengan baik. Aku tidak berniat untuk menceritakan tujuanku datang ke Seoul padanya, tapi sepertinya aku sangat buruk dalam berbohong jadi hal itu mulai ku jelaskan padanya secara detail.
"Mwo? Sejak kapan kau menerima uang darinya?"
"Se-sejak beberapa bulan yang lalu"
"Bagaimana bisa kau mengembalikannya dengan mendatangi agensinya langsung? Pantas saja para wartawan akan mengejarmu seperti tadi. Apa kau tidak bisa menemuinya secara diam-diam?"
"Pria itu tidak pernah bisa ditemui di luar jadwal bekerjanya. Jadi aku harus datang sendiri karena sudah merasa sangat terganggu dengan uang yang menumpuk ini di rumahku" Aku menunjuk ke arah tas kecil yang ku kenakan.
"Berapa jumlah nominal yang sudah dia berikan selama ini?"
"Nde?"
Tiba-tiba saja pria ini menghentikan mobilnya dipinggir jalan. Dia mengeluarkan sebuah ponsel dari dalam saku celananya dan mengutak-atiknya sebentar sebelum memberikannya padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect Me If You Can
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Nasib kehidupan yang berbeda rupanya bisa mempertemukan Park Chorong dan Kim Suho dalam situasi yang sama. Suho harus menyewa jasa pengawal pribadi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya sejak lama. Chorong yang direkrut olehnya...