36. Suho

141 21 2
                                    

Aku berpikir kalau aku telah mati waktu itu. Aku sempat mendengar suara seorang wanita berbicara di dekatku. Dia mengungkapkan beberapa hal terkait pekerjaannya sebagai seorang pengawal pribadi. Wanita itu bahkan sempat mengucapkan kata-kata perpisahan dan membuatku harus mengumpulkan seluruh tenagaku untuk menghentikannya. Sebelum dia hendak pergi, aku sudah menggenggam erat tangannya dan memintanya untuk tidak pergi kemanapun. Setelahnya, aku mendapati kegelapan kembali dan tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. 

Sepertinya aku telah mengalami banyak mimpi buruk. Selama aku tertidur, banyak ketakutan serta kekhawatiranku yang muncul begitu saja di dalam pikiranku. Rupanya mimpi itu terus berlanjut saat aku berhasil membuka kedua mata dengan tidak adanya wanita itu di dekatku. 

"Dokter akan segera datang"

Suara seorang pria membuatku menoleh. Otot leherku terasa lebih kaku dan sulit untuk digerakkan. Kemudian tanganku terasa ada yang memegang di arah lain. Sosok anak kecil perempuan berambut panjang mengelusnya tanpa henti seolah memberitahuku untuk tidak panik. 

"Dimana aku sekarang?" Suaraku juga terdengar lemah. 

"Kau masih berada di Rumah Sakit. Sudah hampir dua bulan ini kau terbaring tidak sadarkan diri. Namun kondisimu selalu membaik setiap harinya sampai jahitan pada perutmu itu mulai mengering"

Ingatanku saat terakhir kali berada di situasi menyulitkan itu mulai muncul sekarang. Kim Jisoo. Dia sudah menjebakku dan membuatku mengira kalau dia merupakan wanita pengawal pribadiku. Aku berusaha untuk duduk namun selalu gagal karena tubuhku yang terasa lemas. 

"Biar ku bantu, Direktur Kim"

Aku belum bisa menebak siapa pria yang sejak tadi berada di dekatku ini. Tapi dari parasnya yang sudah tidak muda lagi, membuatku tidak bisa mengalihkan pandangan saat sudah duduk bersandarkan bantal di punggungku. 

"Waktu itu Sohee berhasil menghubungiku. Dia meminta bantuanku untuk menyelamatkanmu dari penculikan itu. Pihak polisi juga sudah menanganinya dan semua pelaku sudah mendapatkan hukuman saat sidang bulan lalu"

Aku masih terdiam mendengarkan. Aku hampir lupa kalau waktu itu Sohee sedang berada bersama pengawal pribadiku menurut keterangan dari pengawal ku yang lain. Benar, aku juga baru ingat mengenai kelima pria itu yang terkena tembakan demi melindungiku. Kepalaku terasa sakit dengan hanya memikirkan semua kejadian itu sekarang. 

"Apa kau baik-baik saja, Direktur?"

"Kau....pengacara Park, benar kan?" Aku mulai bisa mengenalinya saat dia memanggil nama jabatanku. 

"Nde"

"Bagaimana dengan Park Chorong? Dimana dia sekarang?"

"Wanita itu......."

Belum sempat dia menjawab penuh pertanyaanku, pintu ruangan sudah terbuka lebih dulu dan masuklah seorang pria berseragam dokter bersama dengan dua orang perawat di belakangnya. Pengacara keluargaku ini menyapa para tenaga medis itu dan memberikan jarak supaya mereka memeriksakan keadaanku terlebih dulu. 

Semua luka yang ada di tubuhku di periksakannya lalu kemudian dokter ini mengecek kelima panca inderaku. Pemeriksaan berlangsung dengan cepat. Mungkin karena memang kondisiku sudah lebih membaik, namun aku masih bisa merasakan rasa sakit di area perutku saat ini. 

"Tidak apa. Itu merupakan efek dari kesadaranmu yang baru saja pulih setelah dua bulan lamanya tertidur. Kau harus banyak menggerakkan tubuhmu supaya bisa cepat sembuh dan kembali ke rumahmu, Tuan Kim" Sang dokter menjelaskan padaku. 

"Apa setelah itu dia masih harus menjalani rawat jalan?" Pengacara Park mulai bertanya. 

"Nde. Tapi hanya butuh beberapa minggu saja. Kalau keadaannya semakin membaik, dia tidak perlu kembali lagi ke sini"

Protect Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang