48. Suho

149 18 0
                                    

Tim penyelamat bertugas lebih lambat dari yang ku kira. Aku masih terduduk di sekitar area reruntuhan sambil menempelkan ponselku di telinga. Aku juga terus mengajaknya untuk berbicara supaya dia tidak merasa pesimis dengan beberapa kali ucapan kalimat terakhirnya sejak tadi. Perasaan takut kali ini ternyata bisa lebih besar dari yang pernah terjadi sebelumnya. Fokusku hanya pada keselamatannya dan mengabaikan cuaca dingin malam yang membuat beberapa orang di dekatku sudah mengenakan jaket tebalnya.

"Aku menemukannya!" Teriakan seorang petugas membuatku berdiri dan berjalan melewati garis batas polisi.

"Maaf, Tuan. Minggirlah sebentar"

Aku kembali menjauh sambil terus memperhatikan beberapa tim pemadam kebakaran saling bekerja sama mengangkat tubuh seseorang yang nomornya berhasil ku hubungi tadi.

"Park Chorong....." Kedua kakiku melangkah dengan sendirinya saat mendapati wanita itu sudah berhasil dikeluarkan dari reruntuhan yang menggunung ini.

"Chorong'ah.." Aku tiba lebih dulu dibandingkan petugas medis yang sedang menyiapkan tandu untuk membawanya ke dalam mobil ambulans.

Kondisi wanita ini membuatku hampir menangis. Pakaiannya sudah jelas sekali kotor karena tertimpa di bagian paling bawah sejak beberapa jam yang lalu. Wajahnya bahkan juga berdebu dengan banyaknya darah merah yang sudah mengering di sekitar dahinya. Tanganku hendak mengecek pernafasannya namun seorang petugas langsung mendorong tubuhku begitu saja supaya dia bisa langsung memeriksakan kondisinya.

"Denyut nadinya lemah. Nafasnya juga pendek. Kita harus membawanya sekarang"

Dengan hanya penjelasan darinya saja, aku bisa langsung mengikutinya sampai berada di dalam ambulans yang sama. Wanita ini mendapatkan alat bantu pernapasan dan membuatku memberanikan diri untuk menyentuh tangannya.

"Berhenti, Tuan" Petugas ini kembali menghentikanku.
"Ada beberapa bagian tulang tangannya yang sepertinya retak parah"

"N-nde?"

"Tim medis Rumah Sakit akan langsung menanganinya nanti. Jadi kau tidak bisa sembarangan menyentuhnya sekarang"

Aku mengerti alasannya melarangku tadi. Dan aku juga sudah mempersiapkan diri dengan banyaknya luka yang akan didapatnya nanti, karena aku masih bisa terus melihatnya setiap hari di sisiku. Hal itu lebih baik daripada harus kehilangan nyawa wanita kesayanganku lagi.

Aku tidak tahu kalau perjalanan membutuhkan waktu yang sangat singkat sampai dia sudah dibawa masuk ke dalam gedung Rumah Sakit dan aku kembali mengekorinya di belakang.

"Siapkan CT scan dan bersihkan sekitar lukanya terlebih dulu" Seorang dokter dengan cekatan langsung memerintahkan para perawat untuk melakukan tugasnya masing-masing.

"Annyeonghaseyo, Direktur Kim" Selagi aku sibuk memperhatikan mereka menangani kekasihku, seorang petugas kepolisan menyapaku dari belakang.

"Nde..."

"Beberapa barang bukti yang kau serahkan padaku tadi sudah dalam proses penyelidikan. Mungkin kami akan memberitahukan perkembangannya padamu dalam waktu dekat ini"

Aku kembali memusatkan pandangan pada pasien yang masih ku khawatirkan tanpa memperdulikan kehadiran polisi ini yang dengan baiknya menghampiriku ke Rumah Sakit secara langsung.

"Salah satu pelaku berhasil kami kejar karena kebetulan dia mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi tadi. Dan dia sempat mendapatkan luka tembak di bagian lengan karena sempat melawan saat ingin ditangkap"

Aku menengok ke arahnya lagi.

"Dan secara kebetulan, pelaku itu dibawa ke Rumah Sakit ini juga. Makanya aku bisa memberitahukan padamu secara langsung seperti ini"

Protect Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang