33. Chorong

121 19 0
                                    

Kekhawatiranku mengenai keselamatan nyawa pria itu mulai datang setelah setiap hari menghabiskan waktu dengan mencari pekerjaan tetap di sekitar penginapan. Aku hanya mendapatkan pekerjaan paruh waktu di beberapa tempat berbeda tanpa ada yang ingin merekrutku sebagai pegawai tetap mereka. Aku tidak tahu apa alasan mereka, tapi aku tidak merasa kecewa sama sekali karena justru memberikan keleluasaanku untuk bolak-balik ke dalam gedung perusahaan pria itu secara diam-diam. 

Setelah pembicaraan telepon dengan Lee Changsub waktu itu, aku jelas sekali sangat menolak penawarannya. Aku tidak akan mungkin bisa bekerja dengannya yang merupakan Ayah kandung dari Jonghyun. Rasa canggung akan selalu ku dapat kalau menjadi pengawal pribadinya yang mengharuskanku untuk selalu berada di dekatnya. 

"Chorong'ah, aku akan memberikan gaji tetap padamu lebih besar dari tempat bekerjamu sebelumnya"

Entah seberapa hebat kemampuannya dalam mengetahui kegiatanku sehari-hari sampai pria itu berhasil mendapatkan nomor baru yang ku ganti satu minggu yang lalu dengan sendirinya. Dia selalu menghubungiku dengan masih memohon untuk mempekerjakanku. Aku tidak bisa mengganti nomor lagi karena pasti dia akan selalu tahu dan kembali menerorku lebih sering lagi. 

"Oppa, sebaiknya kau urus bayi mu yang baru lahir itu. Aku tidak akan menyentuh kehidupanmu sama sekali. Tolong, menjauhlah dariku" Hanya itu yang bisa ku ucapkan sebelum mengakhiri panggilan. 

Berita kebahagiaannya dengan sang istri selalu bisa ku lihat di berbagai media selama beberapa hari terakhir. Aku tidak menyalahkannya atau memintanya untuk membiayai kehidupanku dan Jonghyun lagi. Aku dengan tulus mendukung hubungan mereka berdua dan menjauhkan kami berdua dari kehidupan rumah tangganya. 

Fokusku kembali tertuju pada nyawa Direktur yang masih terancam. Aku sudah mengatakan pada pelatih di Cheongju untuk memundurkan jadwal pelatihanku lagi karena pekerjaanku dengan pria itu yang belum terselesaikan dengan baik. Dia berada dalam bahaya dan belum mengetahuinya sama sekali. Awalnya aku tidak berniat untuk bertindak sejauh ini, tapi kunjungan dari pengawal yang berasal dari tempat pelatihanku membuat keputusanku berubah. 

"Noona, kau harus tahu seberapa butanya Tuan Kim mengenai keadaan lingkungan rumahnya sendiri"

"Ada apa?" Pria ini datang ke penginapanku.

"Kerabat dekat darinya yang merupakan pria paruh baya itu, hampir memecat seluruh pekerja di sana dan langsung menggantinya dengan yang baru"

"Mwo?"

"Pekerja di dapur yang kebanyakan merupakan wanita paruh baya juga sudah di ganti dengan tenaga yang lebih muda lagi. Bahkan pengawal pun juga ada beberapa yang mengalami pergantian. Aku mulai merasa tidak nyaman dengan tindakan tiba-tiba dari pria itu"

"Apa ada hal mencurigakan yang pernah kau lihat darinya?"

"Nde. Para pengawal baru yang di rekrutnya selalu berlalu-lalang di sekitar dalam rumah. Mereka juga tidak segan untuk masuk ke beberapa kamar termasuk kamar Tuan Kim di saat dia sedang berada di kantor"

"Apa dia tahu mengenai sikap para pengawal itu?"

"Kurasa tidak. Dia juga tidak pernah mengeluh adanya barang-barang berharga atau perabotan miliknya yang hilang selama ini"

"Kenapa mereka melakukannya? Apa ada yang mereka cari di sana?"

"Aku juga tidak tahu, noona. Tapi aku khawatir dengan keselamatan Tuan Kim karena pelaku penyusup itu yang juga sering menemuinya di rumah"

"Kenapa kau bisa mengkhawatirkannya?"

"Dia pelaku penyusup dan masih berkerabat dekat juga dengan Tuan Kim. Sementara Tuan Kim sendiri terlihat sudah memaafkannya dan tampak mengobrol santai dengannya. Kurasa pelaku itu masih berniat jahat padanya"

Protect Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang