Protect Me If You Can

42. Suho

Aku tahu ada yang tidak disukai oleh anak lelaki gemuk ini dariku. Sejak Ibunya berjalan meninggalkan kami berdua, dia selalu menatapku tanpa henti dengan ekspresi marahnya. Dia pasti melihat apa yang ku lakukan dengan Ibunya tadi. Bagaimana aku harus menjelaskannya padanya? 

"Apa yang terjadi pada Sohee? Kenapa dia bisa menangis?" Aku menanyakan hal lain. 

"Ada beberapa anak yang mengejeknya tadi. Aku mendengarnya tapi tidak dengan Sohee. Saat berjalan keluar dari arena bermain, aku mulai menceritakan hal itu padanya dan dia langsung menangis sambil berlari menjauhiku. Ku pikir kalau dia menghampirimu, Ahjussi. Tapi dia malah berbelok ke ujung tempat itu"

"Lalu kenapa kau tidak mengejarnya?"

"Aku ingin memberitahukannya pada Ibuku tapi dia tidak mendengarkan suaraku sejak mengobrol bersamamu"

"Benarkah?" Aku juga tidak mendengarnya. Mungkin karena ramainya pengunjung dan ada beberapa suara wahana permainan yang terdengar saling beriringan di sekitar sini. 

"Apa yang kau lakukan dengan Ibuku tadi, Ahjussi?"

"Eoh?"

"Bukankah mereka yang berciuman hanya untuk pasangan yang sudah menikah?"

"Darimana kau tahu tentang hal itu?"

"Ibuku. Dia pernah menjelaskan padaku saat kami berdua melihat berita pernikahan Ahjussi itu di televisi"

"Ahjussi?" 

Anak ini terdiam tidak menjawab. Aku mulai menyadari siapa pria yang sedang dibicarakannya itu. 

"Apa kau akan menikahi Ibuku kalau sudah berciuman seperti tadi?"

Pertanyaan seperti ini tidak pernah ku duga akan keluar dari mulut seorang anak berusia kurang dari 10 tahun. 

"Apa kau akan melarangku?"

"Nde"

"Waeyeo?" Aku mulai merasa penasaran. 

"Aku hanya mempunyai Ibuku sekarang. Ayahku sudah menikah lagi dan tidak pernah menghabiskan waktu denganku sejak dulu"

"Jadi kau akan tinggal berdua saja dengan Ibumu selamanya?"

"Nde"

"Bagaimana kalau ada pria baik yang sudah mengajakmu ke tempat bermain seperti ini dan ternyata dia menyukai Ibumu?"

"Apa kau sedang membicarakan dirimu sendiri, Ahjussi?"

Aku seperti sedang berkomunikasi dengan anak usia belasan sekarang karena dia mengerti arah ucapanku tadi. 

"Apa kau akan mengambil Ibuku dariku?"

"Mwo?"

"Orang yang sudah menikah pasti akan tinggal berdua selamanya dan menghabiskan banyak waktu bersama"

"Kau dan Sohee akan menjadi bagian keluargaku juga nantinya. Kenapa kau bisa berpikir seperti itu?" Entah kenapa aku mulai membicarakan tentang pernikahan dengan anak ini. 

"Ayahku tidak pernah memperdulikanku sampai saat ini. Bahkan di saat dia memberitahu yang sebenarnya padaku, aku masih tidak bisa mempercayainya sama sekali"

"Kondisinya sekarang berbeda karena dia sudah meninggalkan Ibumu sebelum kau lahir ke dunia ini"

"Mwo?"

"Pria itu tidak pernah mengakuimu sebagai anaknya sampai Ibumu yang berbicara dengannya. Dia tidak tahu selama ini kalau kau akan lahir waktu itu"

"A-apa maksudmu, Ahjussi?"