9. Chorong

161 18 0
                                    

Sudah hampir satu minggu ini aku bekerja sebagai pengawal di rumah pengusaha kaya bernama Kim Suho. Aku kembali menjalani tugasku untuk mengawasi kinerja sekretarisnya yang semakin sibuk setiap harinya. Sebenarnya ada rasa bosan dalam diriku dengan hanya berdiri terdiam sambil memperhatikannya bekerjanya sampai waktu pulang tiba. Aku pun selalu memberikan laporan yang sama terkait wanita itu pada atasanku karena memang tidak ada sama sekali hal mencurigakan muncul padanya. 

Aku mendapatkan libur di hari minggu dan ku habiskan dengan bermain bersama anakku. Dia juga sudah merasa bosan dengan hanya berada di dalam kamar seharian tanpa adanya teman sebayanya di sana. 

"Besok aku akan mendaftarkanmu di sekolah dekat sini. Kebetulan banyak Ahjumma yang memberikan rekomendasi sekolah untukmu selama beberapa hari kemarin" Aku memulai pembicaraan saat sedang berjalan keluar dari kawasan rumah itu bersama dengannya. 

"Tapi aku tidak mau bersekolah di sini"

"Mwo? Wae?"

"Banyak yang mengatakan kalau sekolah di perkotaan akan terasa lebih sulit dibandingkan dengan di Cheongju. Kapan kita akan mengunjungi Harabeoji dan Halmeoni lagi?"

"Aku baru memulai pekerjaan di sini. Mungkin kita bisa ke sana saat liburan sekolahmu nanti. Apa kau takut kalau ada yang mengejekmu lagi nanti di sekolah barumu?" Aku mulai membahas hal lain. 

"Nde...."

Kepala anakku yang mulai tertunduk, membuatku langsung berjongkok di hadapannya. 

"Jonghyun'ah, bukankah kau ingin menjadi pemain sepak bola terkenal nantinya?"

Anak ini menganggukkan kepalanya pelan. 

"Kau harus rajin belajar dan menggiatkan lagi kegiatan olahragamu. Kau harus memulainya dengan mengabaikan ucapan teman-teman mu mengenai berat badanmu ini"

"Tapi, kenapa aku bisa segemuk ini, Eomma? Kau dan Harabeoji-Halmeoni tidak mempunyai tubuh seperti ku. Apa aku bukan anak kandungmu?"

"Yaa! Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu, eoh? Tentu saja kau anakku. Aku juga dulu mempunyai tubuh seperti dirimu saat masih kecil, namun karena rajin berlatih bela diri, berat badanku akhirnya bisa turun dengan sendirinya"

"Tapi Eomma.... Sepertinya aku ingin merubah impianku sekarang"

"Eoh?"

"Aku ingin menjadi seorang penyanyi"

"Penyanyi?"

"Nde. Aku pernah menunjukkan penyanyi kesukaanku di televisi padamu waktu itu"

Aku mencoba untuk mengingatnya. 
"Aku tidak akan menyetujuinya"

"Nde?"

"Kau harus menjadi pemain bola terkenal dan mengajakmu berkeliling dunia nantinya. Menjadi seorang penyanyi tidak akan memberikan keuntungan banyak bagimu. Lagipula banyak pesaing yang akan berhadapan denganmu nantinya"

"Waeyeo, Eomma? Kau juga pernah mendengar kemampuan bernyanyi ku walaupun cuma sebentar, bahkan kau sempat memujiku. Kenapa sekarang kau melarangku seperti ini?"

Aku beranjak berdiri dan memegang tangannya lagi untuk melanjutkan langkah tanpa berbicara apapun. Aku tidak bisa mengungkapkan alasan utamanya padanya. Aku hanya ingin melupakan masa laluku dan tidak ingin anakku ini menyamakan impiannya dengan orang itu.

"Eoh? Itu mobil Ahjussi...."

Aku sontak menengok ke arah kendaraan yang sudah melewati kami berdua. 

"Apa Ahjussi itu sangat sibuk setiap harinya? Kenapa dia selalu keluar dan tidak pernah berlama-lama di rumahnya? Padahal dia mempunyai rumah yang luas dan banyak barang-barang menarik di sana"

Protect Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang