15. Chorong

144 18 0
                                        

Pelaku itu.... Dia berhasil menemui anakku pagi ini setelah malam sebelumnya dia sempat menerorku dengan kertas yang menempel pada kaca depan mobil. Aku tidak berani mengatakannya pada Direktur mengenai hal itu karena ini sudah melibatkan keselamatan anakku sendiri. 

'Park Chorong, aku akan memberikan hadiah spesial pada anakmu besok pagi'

Tulisan yang tertera pada kertas itu bisa membuat tidurku tidak tenang semalaman. Saat aku mengantarkan kepergian anakku dari rumah, perasaan cemas mulai menyelimutiku. Aku sempat memperhatikannya yang sedang menunggu bus umum dengan beberapa anak sepantarannya. Bahkan aku harus beberapa kali meminta maaf pada sang pemilik mobil karena aku mengendarainya secara sembarangan. Kecemasanku akhirnya mencapai puncaknya saat salah satu Guru meneleponku pagi ini. 

Dimana aku harus mencarinya? Dimana pelaku itu bisa menemui Jonghyun? Apa selama ini dia selalu mengikutinya secara diam-diam? Dengan hanya memikirkan beberapa pertanyaan itu saja, perasaan takut ku muncul begitu saja sampai membuatku hampir menangis sekarang. 

"Park Chorong'ssi, apa anakmu tiba di sekolah dengan selamat?"

Pertanyaan dari Direktur tidak bisa ku jawab. 

"Ada nomor tidak dikenal baru saja menghubungiku. Sepertinya dia........"

"Direktur, apa aku bisa mengambil libur hari ini?"

"Nde?"

"Jonghyun.... Aku ingin mencari keberadaan anakku sekarang"

"Lebih baik tenangkan dirimu terlebih dulu. Aku akan.........."

"Maafkan aku, Direktur. Tapi aku harus mencarinya sekarang juga"

"Tunggu...." 

Aku mengabaikan perintahnya. Aku hanya ingin menemukannya secepatnya karena takut dia berada dalam bahaya sekarang. 

"Park Chorong'ssi" Direktur berhasil mengejar saat aku sedang menunggu pintu lift terbuka. 
"Berikan kunci mobil padaku"

"N-nde? A-apa kau akan melarangku keluar sekarang, Direktur?"

"Berikan padaku sekarang"

Dengan berat hati, aku menyerahkan kunci itu padanya. Tapi dia tidak mengatakan apapun setelahnya. Aku juga terlalu fokus dengan pintu lift yang belum mencapai lantai tempatku berada sekarang. Dengan segala kecemasan yang ada, aku berencana untuk menggunakan tangga darurat, tapi Direktur menahan lenganku secara tiba-tiba. 

"Di-direktur, aku harus mencari anakku yang sedang bersama dengan orang asing di suatu tempat. Aku tidak perduli kalau kau memecatku setelahnya. Aku hanya ingin kau mengizinkanku untuk pergi sekarang"

Pria ini mengencangkan genggaman tangannya padaku saat aku berusaha melepasnya. 

"Lebih baik gunakan lift supaya bisa lebih cepat tiba di lantai bawah"

"Nde?"

Saat itu juga terdengar suara dan dia membawaku untuk masuk ke dalam lift yang sudah terbuka. Dia pun melepaskan genggaman tangannya. 

"Aku tidak akan melarangmu sama sekali. Aku hanya ingin membantumu. Pelaku utama tadi sempat menghubungiku juga dan memberitahukan anakmu yang sedang bersamanya"

"N-nde?" Aku terkejut mendengar pengakuannya ini. 

"Aku tidak mengizinkanmu mengendarai mobilku dalam kondisi seperti ini. Biar aku yang mengemudi supaya kau bisa menenangkan dirimu terlebih dulu. Aku tidak ingin kau melukai dirimu sendiri setelah melihat caramu mengemudi pagi ini"

Protect Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang