Kejadian tidak terduga muncul di kediamanku lagi. Aku mendapatkan laporan mengenai adanya penyusup yang masuk setibanya aku di dalam rumah. Pengawal yang menjaga pintu gerbang samping mengalami pingsan sampai aku menyuruh semua pengawal yang ada untuk mencari penyusup itu dan memeriksa rekaman kamera pengawas. Belum sempat aku mendapatkan laporan penyusup itu tertangkap, aku melihat beberapa pengawal berlarian dari arah belakang dan membuatku harus mengikutinya.
"Eo-eomma! Eomma......." Suara seorang anak kecil terdengar. Sepertinya itu berasal dari anak salah satu pengawal pribadiku. Apa yang sebenarnya terjadi?
"Hey! Itu dia!" Aku masih berlari membuntuti mereka yang lebih cepat dariku untuk menuju ke arah pintu gerbang samping.
Aku sempat melihat seorang pengawal berpakaian merah muda sedang menahan seseorang di dekat sana. Namun hal itu tidak berlangsung lama setelah orang itu melakukan perlawanan dan berhasil kabur menggunakan mobil yang sepertinya sudah menunggunya sejak tadi. Penyusup itu tidak sendiri, melainkan bersama dengan rekannya yang mengemudi. Aku bisa melihatnya saat mobil sudah menjauh.
Aku berniat untuk menanyakan keadaan pengawal wanita itu, tapi kondisi wajahnya yang berlumuran darah menghentikan niatku.
"Panggilkan ambulans sekarang"
Pengawal lainnya langsung mengeluarkan ponsel dan menghubungi nomor yang ku maksud. Bagaimana bisa dia terluka seperti ini? Apa penyusup tadi membawa senjata tajam?
"Tuan Kim...." Pengawal lain datang dan memberikan secarik kertas padaku.
'Pria itu dan anaknya mati karenamu, Park Chorong'
Surat berisi ancaman. Siapa pria yang dimaksudkannya?
Wanita itu mengambil kertas dari tanganku dan membacanya. Ekspresi terkejutnya muncul. Bagaimana bisa dia mendapatkan ancaman yang lebih mengerikan dariku? Tapi dia tidak terlihat kesakitan, apa dia baik-baik saja?
"Eomma!" Seorang anak tampak berlari menuju ke arahnya dan langsung memeluknya dengan erat.
"Eo-eomma....."
"Aku baik-baik saja, Jonghyun'ah" Dia sedikit berjongkok di depannya.
"Wa-wajahmu"
"Aku tidak terluka. Ini bukan darahku"
"Nde?"
"Apa kau sempat bermain sendiri sebelum tertidur tadi di dalam kamar?" Wanita itu tampak tenang sambil sesekali mengelap keringat yang ada pada wajah sang anak.
"N-nde. A-ada Ahjussi yang menemuiku di luar dan memberikan bola padaku tadi, jadi aku bermain sebentar sebelum tertidur di dalam"
"Benarkah? Apa kau ingat dengan wajah Ahjussi itu?"
"Dia mengenakan masker dan juga topi. Eomma, apa kau benar-benar tidak terluka?"
"Eoh, aku baik-baik saja"
Pengawal lain tampak memberikan sapu tangan kepadanya. Saat dia mengelap wajahnya, darah itu sepenuhnya menghilang dari area sekitar mulutnya.
"Lihatlah. Ini bukan darah milikku"
"Eomma, pipimu terluka"
"Eoh?" Wanita itu mengeceknya sendiri dan aku juga bisa melihat adanya luka goresan panjang di sana.
Suara ambulans membuat pandanganku beralih ke arah sana. Karena posisi kami sedang berada di area luar pagar, jadi aku menyuruh mereka untuk masuk dan membiarkan para petugas kesehatan itu yang mengecek kondisi wanita ini nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect Me If You Can
Fanfiction[COMPLETED] Nasib kehidupan yang berbeda rupanya bisa mempertemukan Park Chorong dan Kim Suho dalam situasi yang sama. Suho harus menyewa jasa pengawal pribadi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya sejak lama. Chorong yang direkrut olehnya...