5. Chorong

233 22 8
                                    

Keterlambatanku pagi ini pasti akan berakibat fatal bagi nasib pekerjaanku di kediaman pria yang datang kemarin ke tempat pelatihan. Aku harus mencari tempat penginapan terdekat dari alamat rumah itu karena aku membawa serta Jonghyun ke Seoul. Kami sempat tiba saat langit masih gelap di kota ini, tapi karena tidak adanya penginapan murah yang dekat, jadi kami harus berkeliling dulu sebelum akhirnya menemukannya satu meskipun harus berjalan kaki 10 menit lagi untuk tiba di tempat tujuan utamaku. 

Aku harus meninggalkan Jonghyun di sana karena aku tidak mungkin membawanya ke tempat bekerjaku itu. Saat tiba di alamat yang tertera pada kertas kecil, aku melihat adanya pintu gerbang tinggi di depanku. Bagaimana caranya aku masuk ke dalam?

Dari arah lain, terdapat gerbang kecil yang terbuka setengahnya. Sepertinya pejalan kaki di buatkan pintu masuk khusus di sini. Dengan cepat, aku langsung melangkah ke sana dan tidak ada siapapun yang terlihat. Namun tiba-tiba... 

"Hey, berhenti!" Seorang pria tegap berseragam petugas keamanan membuat langkahku semakin cepat dan akhirnya berlari menjauhinya.

Aku tahu pasti dia akan menyuruhku untuk keluar sekarang. Aku harus cepat menemui sang pemilik rumah supaya bisa menjelaskan kedatanganku di sana. Area taman menarik perhatianku karena terdapat beberapa pria di sana bersama dengan pria yang merekrutku. Aku pun berlari ke sana dan akhirnya tiba dengan rasa lelah yang mendatangi tubuhku. 

"A-annyeonghaseyeo.... Maaf karena datang telat pagi ini" Aku membungkukkan badan ke arahnya. 

"Maafkan aku, Tuan Kim. Dia menerobos pintu gerbang tanpa menjelaskan maksud kedatangannya" Petugas keamanan di belakangku berbicara. 

"Siapa kau?" Pria berjas rapih itu mulai bertanya. Apa dia sama sekali tidak mengenaliku? Apa karena penampilan berantakanku sekarang? 

"Namaku Park Chorong, kandidat yang akan menjadi pengawalmu di sini"

"Pulanglah. Kau sudah melewati waktu ketentuan yang ku suruh kemarin"

"N-nde?"

"Dengan dari hal kecil itu saja aku sudah bisa menilai kesanggupanmu untuk bekerja di sini"

"Tapi.........."

"Sampai mana pembahasanku tadi?" Dia mengabaikanku. 
"Kalian bisa melihat foto-foto yang lain di sana" 

Firasatku benar kalau aku akan terlambat tiba di sana. Harapanku sirna sudah. Pria itu membuktikan ketelitiannya dalam merekrut karyawannya sendiri dan peraturan yang diberikan juga tidak sekedar peraturan saja. Aku pun berjalan kembali ke arah pintu masuk tadi dengan ditemani oleh petugas keamanan di belakangku. 

"Kau seharusnya melaporkan kedatanganku terlebih dulu kepadaku, Nona"

Aku tidak menanggapi. Bahkan saat sudah berada di luar gerbang, aku enggan untuk menengok lagi ke sana karena rasa kecewaku saat ini. Tas besar yang ada di punggungku terasa semakin berat dengan hanya memikirkan penjelasan yang harus ku utarakan pada Jonghyun nanti. Dia pasti juga ikut kecewa dengan keadaanku saat ini.

Apa aku harus menghubungi pelatih terlebih dulu mengenai pemberhentianku tadi? Kurasa aku perlu menenangkan diri terlebih dulu sebelum kembali ke Cheongju dalam waktu dekat ini. 

Penginapan tempatku meninggalkan anakku sudah terlihat di depan mata. Kedua kaki ku coba langkahkan lagi ke sana dengan perasaan yang tidak menentu. Apa yang harus ku katakan pada Jonghyun? Bagaimana kalau dia merasa sedih dan tidak ingin kembali ke rumah kedua orangtuaku setelah pertengkaran kecil yang terjadi kemarin? 

Dengan sedikit ragu, aku mengeluarkan sebuah kunci dan memasukkannya pada lubang di pintu saat tiba di dalam penginapan itu. Setelah mengatur nafas terlebih dulu, aku langsung membuka pintu secara perlahan dan tidak mendengar suara apapun dari dalam. Saat membuka lebih lebar lagi dan berjalan masuk, rupanya Jonghyun sedang berbaring di tempat tidur dengan posisi terlentang. Aku menutup rapat pintu supaya tidak mengganggu tidur pulasnya. 

Protect Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang