Aku sudah berada di luar area gedung perusahaan setelah memberikan sebuah kunci mobil pemilik gedung ini pada salah satu karyawan di area lobby. Direktur rupanya salah paham dengan situasi di sekitarnya sampai harus memecatku begitu saja hari ini. Aku tidak pernah berpikir akan mengalami pemecatan secepat ini. Mungkin itu merupakan keberuntungan yang datang padaku karena tidak akan menerima ancaman telepon lagi dari orang terdekatnya. Namun pikiranku justru mengarah kepada keselamatannya sendiri yang tadi sepertinya sempat terhasut dengan tamunya sendiri.
"Nona, kemana arah tujuanmu sekarang?"
Aku sudah melamun entah berapa lama sampai supir taxi yang duduk di bangku depan menyadarkanku. Aku langsung menyebut alamat tujuanku dan mobil mulai melaju lebih cepat sekarang.
"Apa kau baik-baik saja, Nona?"
Aku sempat melamun lagi dan tanpa sadar ada sesuatu yang mengalir di kedua pipiku. Sopir ini dengan baik hati memberikan beberapa lembar tissue yang terdapat di depannya padaku. Aku tidak merasa sedih dengan pemecatanku, tapi kenapa ada sesuatu yang menyesakkan dadaku sekarang? Mungkin aku teringat dengan ancaman yang beberapa hari terakhir selalu tertuju pada anakku. Aku merasa lega karena pada akhirnya aku tidak harus menyuruhnya kembali tinggal di Cheongju seorang diri. Aku masih khawatir dengan tanggapan kedua orangtuaku pada Jonghyun.
"Aishhh..." Aku mengeluh pelan karena air mata ini mengalir lebih deras dari yang ku kira.
Tanpa berbicara, sang sopir lagi-lagi menunjukkan kebaikan hatinya padaku dengan menyalakan radio mobil dengan volume yang cukup kencang untuk menutupi isak tangisku yang mulai keluar. Aku tidak merasa bersalah ataupun kecewa. Rasa khawatir serta takut yang menghantuiku selama ini langsung keluar begitu tahu kalau aku akan menghadapi kehidupan yang berbeda lagi esok hari.
"Berhentilah menangis....." Aku bergumam pelan kepada diriku sendiri.
Tanganku sibuk menghapus air mata ini sampai tidak tahu kalau mobil sudah berhenti sejak tadi. Setelah tangisanku reda, sang sopir mematikan radio dan melirikku dari kaca spion. Hal itu membuatku langsung memberikan sejumlah uang untuk membayar jasanya.
"Terima kasih, Ahjussi....." Aku beranjak keluar dari sana.
"Nde"
Mobil kembali langsung melaju. Aku masih berusaha menenangkan diri sambil mengipas bagian depan wajahku beberapa kali sebelum melangkah masuk ke arah pintu gerbang depan area rumah luas ini.
"Mwo?! Kau di pecat?" Seorang pekerja wanita terkejut saat mendengar alasanku yang kembali ke rumah lebih cepat dari biasanya.
"Bagaimana bisa? Apa Direktur memarahimu? Apa kau melakukan kesalahan yang sangat fatal?" Pekerja lainnya tampak penasaran.
"Chorong'ah, apa Direktur benar-benar memecatmu?"
Aku menghabiskan gelas berisi air putih lalu melihat ke arah mereka secara bergantian terlebih dulu.
"Nde. Aku di pecat dan harus segera membereskan barang-barang ku sekarang"
"Tapi, apa alasannya?"
Aku tidak bisa memberitahukan alasan sebenarnya.
"Kalian bisa menanyakannya langsung pada Direktur Kim mengenai hal itu"
"Mwo?"
Aku langsung meninggalkan dapur untuk menuju ke kamarku. Beberapa pekerja lain yang melihatku tampak menunjukkan raut wajah yang tidak bisa ku tebak. Aku membiarkannya supaya tidak mengganggu pekerjaan mereka sekarang.
Saat sudah berada di kamar, aku langsung mengeluarkan tas besar yang memuat pakaianku dan Jonghyun waktu itu. Aku pun mulai memasukkannya lagi ke dalam untuk memudahkanku untuk membawanya nanti.
![](https://img.wattpad.com/cover/215454403-288-k909178.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect Me If You Can
Fanfiction[COMPLETED] Nasib kehidupan yang berbeda rupanya bisa mempertemukan Park Chorong dan Kim Suho dalam situasi yang sama. Suho harus menyewa jasa pengawal pribadi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya sejak lama. Chorong yang direkrut olehnya...