18. Suho

117 16 0
                                        

Kejadian tidak terduga kembali terjadi di rumahku. Setelah berbicara panjang dengan Paman Yongjae mengenai kedatangannya itu, kami berdua langsung pergi ke makam kedua orangtuaku. Mungkin memang kesibukanku hampir melupakan hari peringatan kematian mereka tahun ini. Tapi kesibukanku juga disebabkan oleh teror yang semakin lama menguras otak serta tenagaku. Selain harus selalu fokus mengatur perusahaan dengan baik, aku juga harus memikirkan banyak cara supaya bisa menangkap pelaku itu dengan mudah. 

Malamnya, aku kembali ke rumah seorang diri karena Paman Yongjae memutuskan untuk menaiki taxi kembali untuk tiba di kediamannya dan tidak ingin menginap di rumahku karena takut mengganggu aktivitasku. Kedatangannya membuat semua kekhawatiranku bertambah setelah sebelumnya menemui pria bernama Kang Hyukjae itu. Sebab hanya dia yang mengetahui identitas pria itu dari Kyuhyun hyung yang masih menjadi sekretarisku waktu itu. 

Suara berisik bisa ku dengar saat keluar dari kamar dengan sudah berpakaian santai. Saat aku keluar, beberapa pengawal pria sedang berlari ke arah pintu gerbang samping dan terdapat beberapa lainnya yang sedang memperhatikan dari arah kamar khusus pekerja. 

"Ada apa?" Aku bertanya pada salah satu dari mereka dan ekspresi yang ditunjukkan membuatku merasa khawatir. 

"Pa-park Chorong, Direktur"

"Ada apa dengannya?" Tidak biasanya seorang pengawal merasa ketakutan saat menyebut namanya seperti ini. 

"Sebaiknya kau melihatnya sendiri secara langsung"

Aku mengikuti langkahnya dengan banyak dugaan di kepalaku saat ini. Namun tidak dari dugaanku itu terjadi. Justru aku mendapatkan kenyataan yang lebih mengejutkan saat melihat betapa kacaunya bagian dalam salah satu kamar di sana. 

"A-ada apa ini?" Kekhawatiranku semakin bertambah di saat ada tulisan sebuah nama di dinding dengan warna kemerahan seperti darah. 

Aku juga mendapati area tempat tidur yang tampak berantakan dengan banyaknya bercak darah di sana. 

"Direktur, kami gagal mengejar pelakunya. Dia berhasil kabur"

Laporan dari salah satu pengawal membuat emosiku naik. Berapa kali dia berhasil lolos dari banyaknya pekerja di sini? Bagaimana dia bisa masuk tanpa ketahuan?

"Direktur......" Pengawal lainnya datang. 
"Kamera pengawas tidak berfungsi dan sepertinya pelaku sempat masuk ke dalam ruangan penjaga gerbang depan karena pekerja di sana mengalami pingsan"

Aku menghela nafas dengan kencang sekarang. Seberapa ahlinya pelaku itu sampai bisa melumpuhkan salah satu pekerjaku? 

"Dimana pemilik kamar ini?" Aku mulai bertanya. 

Mereka tampak terdiam dan saling melihat ke arah satu sama lain. 

"A-aku sempat melihat pelaku membawa pisau kecil tadi, tapi aku tidak terlalu yakin karena dia berlari dengan cepat..."

Aku menengok ke arah sang pemberi infomasi itu. Sebagian dari mereka yang berkumpul di dekatku adalah pengawal kalau dilihat dari pakaian rapih mereka.

"Apa kalian tidak ada yang berani mengejar pelaku sampai meloloskannya begitu saja?"

Tidak ada yang menjawab dan saling mengalihkan pandangan dariku. 

"Apa kalian ku tugaskan sebagai pengawal hanya untuk menjaga area dalam rumah ini saja? Kenapa kalian tidak ada yang bisa di andalkan dalam situasi seperti ini?"

Mereka masih terdiam dan itu membuat emosiku semakin naik. 

"Aku akan memecat kalian kalau tidak ada yang bisa menemukan pemilik kamar ini secepatnya"

Protect Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang