21. Chorong

141 15 6
                                    

"Jonghyun'ah, ajaklah Sohee untuk masuk terlebih dulu dan ganti bajumu"

"Kemana kau akan pergi, Eomma?"

"Aku hanya ingin mengambil sesuatu yang terjatuh di taman samping tadi"

"Arasseo"

Aku memperhatikan terlebih dulu kedua anak itu yang sudah berjalan melewati pintu. Lalu setelahnya aku langsung mengecek pintu gerbang sebelah area rumah ini yang tampak terbuka. Biasanya pintu itu selalu tertutup di saat tidak ada pekerja yang keluar-masuk dari sana. 

Langkahku terhenti saat mendapati sebuah mobil terparkir dari area luar. Aku langsung menengok ke belakang dan tidak jauh dari tempatku berada, terdapat seseorang yang berjalan santai ke arah kamar para pekerja di sini. Dia terlihat mengenakan topi dan juga masker. Apa tidak ada yang melihat kedatangannya? 

Aku pun langsung menghampirinya secara diam-diam. Namun sepertinya langkahku terdengar olehnya dan membuat dia langsung berlari kencang menuju pintu gerbang depan. Para pengawal yang terlewati olehnya tampak terkejut dan ikut mengejarnya bersamaku. 

"Hey! Hentikan orang itu!"

Beberapa pekerja yang mendengar malah meminggirkan tubuh mereka seolah memberi jalan padanya untuk berlari melewati mereka.

Dia terpojok di area tembok gerbang depan. Dia seorang pria kalau ku lihat dari pakaian dan rambut pendeknya. 

"Kau sudah terjebak sekarang"

Rupanya pria itu bisa memanfaatkan celah dengan baik. Dia melawan beberapa pengawal yang hendak mendekatinya. Sepertinya pria ini mempunyai kemampuan bela diri yang baik sampai bisa membuat beberapa rekan kerjaku ini hampir menyerah. Bahkan dia mengeluarkan sebuah senjata tajam berupa pisau kecil yang berkilau dari dalam pakaian yang dikenakannya. 

"Tahan dia!" Seorang pengawal berhasil menendang tubuhnya sampai punggungnya terkena tembok di belakangnya. 

Namun entah bagaimana caranya, dia bisa lolos kembali dan mulai berlari ke arahku. Aku sempat berhasil memukul lengannya namun tidak bisa menghindari lengannya yang lain yang sudah melingkar di sekitar leher depan ku. 

"Menjauhlah! Atau dia akan ku bunuh sekarang!"

Aku bisa mendengar suara kencangnya dari telinga sebelahku. Dia bahkan menodongkan pisau yang sudah ada bercak darah di sana ke arah para pengawal di depanku. Kedua mataku mendapati salah satu dari mereka tampak terluka di bagian telapak tangannya. 

Tanganku sempat memegang lengan kekar pria ini dan langsung berusaha melepasnya dengan memukul perutnya dengan siku. Aku membalikkan badan dengan cepat namun pergerakannya lebih cepat lagi sampai benda tajam itu mengenai leherku sebelum aku memukul area perutnya beberapa kali. Pengawal lainnya membantu melumpuhkannya namun tidak denganku yang langsung berhenti menyerangnya karena merasakan nyeri di leherku. 

"Darah...." Cairan warna merah keluar dari sana dan sudah terpegang olehku. 

"Ka-kau terluka......"

Ucapan seorang pengawal membuatku menengok ke sana. Tidak jauh di belakangnya, aku bisa melihat Jonghyun berlari. Dia tidak boleh melihatku seperti ini, tapi pandanganku tiba-tiba saja menjadi buram dan tubuhku terasa lemas sampai jatuh begitu saja tanpa tahu apa yang terjadi selanjutnya. 

……………………


Suara dentingan sebuah alat terdengar di sekitarku sekarang. Dimana aku? Kenapa terlihat gelap sekali di sini? 

Jari-jemariku sudah bisa bergerak. Dan perlahan aku merasakan sakit yang teramat sangat di sekujur tubuhku. Dengan reflek, kedua mataku terbuka lebar sampai mendapati sinar lampu yang sangat terang di atasku. Apa aku sudah meninggal? 

Protect Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang