2. KONTRAS

2.1K 206 45
                                    

Suasana kelas mendadak jadi berisik sekali saat Bu Maya melangkahkan kaki ke luar kelas. Anak-anak sampai tidak menyadari kalau Dimas, ketua kelas X-IPA-7, diminta wali kelas mereka yang killer itu untuk ikut keluar kelas dan mengobrol sedikit dengan beliau. Kira-kira sepuluh menit kemudian, Dimas kembali ke kelas memecah keriuhan suasana kelas dengan suara beratnya. "Halo halo!" seru Dimas. "Gue boleh minta perhatian kalian bentar, ya?"

Anak-anak langsung kompak merapat, penasaran apa yang akan diumumkan oleh Dimas.

"Jadi gini. Ternyata Bu Maya menyadari kalau selama ini kita terkotak-kotakkan dalam beberapa geng gitu. Paham nggak maksud gue?" pancing Dimas yang berdiri di depan kelas. "Selama ini kan, kira bebas milih tempat duduk kita sendiri. Mau duduk di depan, belakang, tengah, pojok, terserah kita. Temen sebangku juga bebas milih sendiri, mau duduk sebangku sama siapa. Iya sih ganti-ganti, tapi kan ganti-gantinya cuma di sekitar geng kalian aja. Misal Jeje hari ini sebangku sama Selena, besok juga paling ke Niara atau ke Pia," ujar Dimas memberi contoh. "Makanya, biar kelas kita bisa saling akrab satu sama lain, tadi Bu Maya bilang kalau mulai hari ini kita duduknya diacak aja."

"Anak kelas kita kan ada 30 orang nih, terdiri dari 25 cewek dan 5 cowok. Kita gabung semua aja ya, jadi ada kemungkinan cewek bakal sebangku sama cowok. Gue bakal kasih gulungan kertas yang isinya nomor 1 sampai 30. Masing-masing dari kalian ambil satu nomor. Terus yang dapet nomor 1 sebangku sama yang dapet nomor 2, dan seterusnya sampe nomor 29 sebangku sama nomor 30."

Urutan hitungan berawal dari bangku di pojok kanan depan, di depan meja guru. Di situ nomor 1, selanjutnya mengular ke kiri, kemudian ke belakang, dan seterusnya sampai nomor 30. Anak-anak membereskan barang-barangnya ke dalam tas, lalu mengambil kertas gulungan nomor yang sudah Dimas sediakan di meja guru. Kebetulan pelajaran saat ini kosong, karena guru bahasa Inggris mereka sedang sakit.

Lily mendapat nomor 4. Itu artinya ia duduk di depan bagian tengah. Ia segera menempati tempat duduknya. Saat sedang mengeluarkan buku-bukunya lagi dari dalam tas, ia kaget melihat siapa yang menjadi teman sebangkunya. Sadam.

Lelaki yang pernah Lily kagumi pada awal kelas sepuluh itu menaruh tasnya di kursi sebelah Lily. Ia bahkan tidak melirik Lily sama sekali. Sadam duduk sebentar, setelah itu ia langsung menghampiri Dimas dan Bayu di belakang kelas yang sedang bermain game. Sejak awal masuk kelas sampai saat ini, belum ada sepatah percakapan pun antara Lily dan Sadam. Sadam memang terlalu angkuh untuk bisa berbaur dengan gadis kampung seperti Lily.

"Cie, Lily duduk sama Sadam ya?" teriak Jeje yang suaranya hampir didengar anak satu kelas. Jeje memang anak yang terkenal jail di kelas. Ia bisa berbaur dengan siapa saja di kelas, tidak membeda-bedakan teman. "Hati-hati, Ly. Nanti ada yang merasa tertikung."

"Heh! Gue nggak merasa tertikung ya!" sergah Niara tak terima.

"Loh, kok marah? Padahal gue kan nggak menyebut nama lo. Berarti lo ngerasa sendiri, kan?" ejek Jeje lagi. "Ketahuan lo, Ra. Lo beneran naksir Sadam, kan?"

"Najis!" semprot Niara sambil bergidik.

Niara kedapatan duduk sebangku dengan Oka. Hal itu membuat Oka merasa sangat beruntung. Oka sudah menyukai Niara sejak ia melihat foto profil gadis itu di grup LINE khusus anak-anak SMA Wiyata Mandala yang berasal dari Jawa Timur, sebelum mereka masuk sekolah. Namun, ia baru berani terang-terangan mendekati Niara mulai bulan Oktober tahun lalu.

Oka selalu memberikan perhatian kepada Niara. Bahkan, tanpa Niara minta, Oka sering memberikan contekan PR kepada gadis asal Nganjuk itu. Seniat itu memang. Sayangnya, sebesar apapun usaha Oka mendekati Niara, ternyata tidak membuat Niara membalas perasaan Oka. Hati Niara terlalu sulit untuk ditaklukkan.

"Ra, udah ngerjain PR kimia belum?" tanya Oka basa-basi setelah mereka duduk semeja.

"Belum. Kimia masih pelajaran terakhir kok, gampang lah. Nanti pas istirahat, gue sama temen-temen mau nyontek PR-nya Pia," jawab Niara.

Sahabat untuk Lily [OPEN PRE-ORDER]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang