"Saya membaca ada nama Lily di situ. Memangnya apa yang sudah kamu lakukan terhadap Lily?" Pak Kus menginterogasi.
"Jangan bilang, kejahatan yang kamu lakukan ke Lily ada hubungannya dengan sebab pindahnya Lily dari sekolah ini?" Bu Tita mulai curiga. "Ada hubungannya dengan Andre dan Nuca juga?"
Video-video yang mengudara di kalangan Wiyata Mandala sejak malam pentas teater itu sudah menjadi rahasia umum para guru dan karyawan sekolah. Air mata Selena tumpah. Ia tak sanggup jika harus mengakui semuanya sekarang.
Bu Tita menghela napas. "Coba kita panggil Andre dan Nuca ke sini. Saya ke ruang piket dulu untuk memanggil mereka."
Pak Oki mengusulkan. "Bagaimana kalau kita panggil lagi kakaknya Lily? Supaya masalah ini cepat selesai dan kita tahu titik temunya."
"Baiklah." Pak Kus setuju.
Pak Oki kembali ke ruangannya sebentar untuk mencari data siswa yang sudah pindah, di mana ada data Lily di sana. Ia segera menghubungi nomor telepon orang tua dan/atau wali Lily, yaitu Oliv dan Atha yang dulu mengurus kepindahan Lily dari sekolah ini.
Bu Tita dan Pak Oki sudah kembali ke ruang BK. Tak lama kemudian, Andre dan Nuca menyusul. Bu Tita menunjukkan kertas tulisan Selena kepada dua anak lelaki itu. Ia menunjuk pada paragraf yang terdapat nama Lily.
"Apakah benar Andre, bahwa kamu telah bersekongkol dengan Selena untuk menjebak Lily?" tuduh Bu Tita langsung kepada Andre.
Nasib Andre kini sudah di ujung tanduk, tetapi ia masih berani untuk mengelak. "Bohong, Bu. Selena bohong! Mungkin dia emang melakukan kejahatan sendiri ke Lily, tapi saya nggak pernah ikut campur, Bu!"
Selena berdiri, lalu menghadap Andre. "Ndre! Lo lupa? Lo yang punya ide! Gue cuma ngikut lo aja!"
Terdengar suara pintu ruang BK diketuk pelan. Setelah dipersilakan masuk, Atha membukakan pintu, lalu menggandeng Oliv yang sedang hamil enam bulan.
"Mohon maaf, ada apa lagi ya, Bu, saya diundang kemari?" tanya Oliv tak ingin basa-basi.
Bu Tita menjelaskan permasalahannya. Dari ditemukannya kertas Selena di depan toilet guru, dugaan persekongkolan Andre dan Selena untuk memfitnah Lily, sampai tentang kehamilan Selena.
Atha mengeluarkan ponsel dari saku jasnya. Sekarang adalah waktu yang tepat mengeluarkan harta karun yang sejak dulu ia simpan. "Maaf, Pak, Bu. Saya minta izin untuk memutar sebuah rekaman video. Mungkin ini bisa menjadi bukti," tutur Atha.
Setelah Bu Tita mengizinkan, Atha menekan tanda play. Ekspresi Andre dan Selena tidak bisa berbohong lagi. Mereka berdua benar-benar gelisah. Wajahnya pucat pasi.
Wajah Oliv merah padam berapi-api. "Ibu bisa lihat sendiri, kan? Itu om-om yang dulu hampir perkosa Lily waktu gladi bersih di hotel. Dia bapak tirinya Andre. Parah lo, Ndre, bapak sendiri kagak diakuin. Ckckck," sindirnya.
Andre melirik Oliv dengan sinis. Ingin sekali ia menampar wajah ibu hamil itu dan menendang perutnya. Namun, ia sudah terlanjur mati kutu.
Sejujurnya Oliv kaget melihat video itu. Ia tak menyangka kalau waktu ia melabrak ke rumah Andre, Atha diam-diam mengikutinya dan mengabadikan momen itu dalam sebuah video. Suaminya itu memang layak disebut sebagai suami siaga dan sayap pelindung.
"Pada waktu istri saya ke sini dan membawa Lily untuk mengundurkan diri dari sekolah ini, video ini sudah terhapus dari HP saya, karena memori HP saya tiba-tiba keformat. Tapi karena saya membutuhkan data-data lain di HP saya untuk keperluan pekerjaan, saya membawa HP saya ini ke tempat jasa recovery data. Akhirnya saya bisa mendapatkan video ini kembali. Dan saya rasa, hari ini adalah waktu yang tepat untuk membongkar semuanya, meskipun Lily sudah hidup tenang di sekolah barunya," terang Atha. "Karena sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat untuk Lily [OPEN PRE-ORDER]✓
FanfictionJudul Sebelumnya: INSECURITY "Sahabatan, jangan?" "Jangan." Lily menautkan kelingkingnya ke kelingking Nuca sambil tersenyum tipis. "Jangan pernah berubah ya." Mimpi Lily yaitu ingin punya pacar satu sekolah, tetapi itu mustahil. Mengingat dirinya h...