Tepat pukul tujuh malam, pentas teater resmi dibuka dengan sambutan kepala sekolah. Disusul dengan sambutan ketua umum panitia, Jessica Marchya, yang akrab disapa Jeje itu.
Setelah sambutan Jeje selesai, acara dilanjutkan dengan penampilan anak-anak ekskul musik yang membentuk paduan suara, menyanyikan lagu Mars SMA Wiyata Mandala. Ada kurang lebih dua puluh anak yang mengenakan pakaian serba putih.
Seusai paduan suara, dilanjutkan dengan penampilan band dari anak-anak kelas dua belas yang bernama Rindu Band. Ada juga penampilan dari pasangan ter-hits kelas dua belas, Acha dan Iqbal, yang menyanyikan lagu duet yang hits pula pada zamannya, Ada Cinta dari Acha dan Irwansyah.
Acara yang ditunggu-tunggu telah tiba. Tirai merah ditutup sementara waktu, sembari anak-anak talent teater mempersiapkan diri dan segala propertinya. Belum apa-apa, Nuca sudah deg-degan. Bukan dia yang main, tetapi sebagai koordinator sie acara, dialah yang bertanggung jawab atas semuanya.
"Tegang banget ya, Nuc?" Selena memegang punggung tangan Nuca yang Nuca letakkan di atas paha.
Refleks, tangan Nuca segera menepis tangan Selena, membuat Selena berdecak kesal. "Nervous."
"Gue juga sih. Gak apa-apa, gue yakin semuanya bakal berjalan lancar."
***
Lily terburu-buru ke toilet untuk mengganti pembalut. Pada malam pentas yang sangat penting bagi dirinya ini, malah menjadi hari pertamanya kedatangan tamu bulanan. Lily harus mengantisipasi agar tidak bocor di panggung. Itu akan memalukan. Apalagi dress yang ia pakai bukan miliknya sendiri.
Ketika keluar dari toilet wanita, Lily menemukan Nuca yang juga baru saja keluar dari toilet pria. Langkah mereka terhenti ketika mereka saling berhadapan. Nuca sudah sangat tampan dengan setelan jas abu-abu dan kemeja serta celana dengan warna senada. Begitu juga Lily yang menurut Nuca sudah cantik sempurna dengan penampilannya sekarang. Mereka saling melempar senyum.
"Hai," sapa Nuca.
"Hai," balas Lily.
Menyadari suasana yang sepi tanpa ada orang satu pun, Nuca berjalan mendekat, menatap Lily lekat-lekat. "Cantik banget, pacarnya siapa sih?"
"Pacarnya cowok gendut yang namanya Nuca," celetuk Lily.
Nuca cemberut. Ia mengelus perutnya. "Ih, aku beneran gendut ya Ly?"
"Nggak kok. Bercanda," ucap Lily. "Tetep bodygoals kok. Tambah ganteng pula."
"Hehe." Nuca tersenyum lebar menunjukkan lesung pipi dan gigi kelincinya. "Aku boleh peluk kamu?"
"Jangan-"
Tanpa memedulikan penolakan Lily, Nuca langsung menarik Lily ke dalam dekapannya. Tak bisa mengelak, Lily juga menikmatinya. Meskipun matanya sesekali mengintip ke sekeliling, mengecek apakah ada orang atau tidak. Aman ternyata.
Nuca melonggarkan pelukannya, kemudian menangkup pipi Lily dengan kedua tangannya. Dengan sekali gerakan tenang, Nuca mencium kening Lily dengan lembut. Hangat sekali rasanya.
"Good luck, Lyo," bisik Nuca dengan suara lirih tepat di telinga Lily.
***
Pentas teater sudah selesai digelar. Para talent berkumpul di atas panggung, lalu menundukkan badan untuk memberikan hormat kepada penonton.
Bintang tamu spesial yang paling ditunggu-tunggu beberapa detik lagi akan memeriahkan malam puncak pentas teater. Isyana Sarasvati.
Isyana berjalan dengan anggun dengan dress panjang berwarna gold, naik ke atas stage sambil menyapa penonton. "Selamat malam anak-anak muda Jakarta!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat untuk Lily [OPEN PRE-ORDER]✓
FanfictionJudul Sebelumnya: INSECURITY "Sahabatan, jangan?" "Jangan." Lily menautkan kelingkingnya ke kelingking Nuca sambil tersenyum tipis. "Jangan pernah berubah ya." Mimpi Lily yaitu ingin punya pacar satu sekolah, tetapi itu mustahil. Mengingat dirinya h...