Hari Sabtu pada minggu kedua bulan Juni ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu para siswa SMA Wiyata Mandala, karena ujian kenaikan kelas akan berakhir pada siang ini. Bunyi bel tanda waktu pengerjaan ujian berakhir membuat siswa-siswi bersorak dalam hati. Pada tahun ajaran ini, kewajiban akademik mereka telah usai. Tinggal menunggu hasil. Bulan depan, mereka sudah naik kelas.
Malam harinya adalah momen yang paling Sadam tunggu-tunggu sejak tiga minggu yang lalu. Apapun yang berhubungan dengan Niara selalu membuatnya semangat. Apalagi malam ini, yang nantinya akan menjadi malam pertemuannya dengan gadis itu. Pertemuan pertama di luar sekolah.
Sebelum langit mulai gelap, Lily pamit pada Oliv bahwa malam ini ia akan pergi. Itu artinya rumah mereka akan kosong, karena Oliv pun akan berkencan dengan Atha, kekasihnya. Hampir setiap minggu, dua sejoli itu selalu malam mingguan, kecuali kalau salah satu dari mereka ada acara penting yang tidak bisa ditinggalkan.
"Seriusan lo, mau pergi sama anak curut yang bikin lo banting bedak waktu itu?" tanya Oliv heran.
Lily hanya mengedikkan bahu. "Tapi gak sama dia doang kok. Ada Niara sama Nuca juga."
Oliv tidak akan tinggal diam. Malam ini ia akan mendandani adiknya dengan make up yang sesuai dengan warna kulit. Ia hanya ingin mematahkan opini Sadam, bahwa perempuan yang berkulit sawo matang itu juga bisa cantik. Lily juga dipinjaminya dress merah maroon yang cantik, yang Oliv beli ketika mendapat gaji pertama.
"Pokoknya lo harus cantik di depan si curut. Kalau bisa sampai dia klepek-klepek sama lo," ucap Oliv.
Setelah mandi dan berganti pakaian, Lily segera menuju kamar kakaknya. Oliv mengarahkan Lily untuk duduk di hadapan meja rias, yang di depannya sudah ada cermin besar. Seperangkat alat make up sudah tertata rapi di atas meja itu.
"Kalau si curut sampai kepincut sama lo, lo harus tolak dia mentah-mentah," pesan Oliv seraya memoleskan highlighter di samping hidung Lily.
Lily diam saja sambil menikmati polesan demi polesan make up di wajahnya.
Setelah selesai, Lily berdiri. Ia benar-benar merasa sempurna malam ini dengan dress merah yang membalut tubuhnya yang sedikit berisi. Sementara untuk saat ini, Lily tak lagi merasa insecure.
Tak lama, terdengar suara mobil berhenti dari depan. Itu pasti Sadam dan Nuca. Lily berdiri merapikan baju dan rambut panjangnya yang tergerai. Sesaat kemudian terdengar suara ketukan pintu. Lily mengambil tas, lalu keluar.
Tatkala Lily membuka pintu, reaksi Nuca dan Sadam sama. Mereka memerhatikan penampilan gadis itu dari ujung rambut sampai ujung kaki. Mereka benar-benar pangling. Aura Lily malam ini sangat berbeda, gadis itu begitu anggun.
"Yuk, berangkat," ajak Sadam setelah tenggelam dalam lamunan beberapa saat.
Mereka bertiga sudah masuk ke dalam mobil. Sadam segera menyalakan mobilnya dan memulai perjalanan. Lily dan Niara sudah berjanji untuk bertemu di lantai dasar, tepatnya di depan kedai donat, pada pukul tujuh. Sekarang sudah pukul 18.45, tetapi masih aman. Niara tidak akan datang lebih dahulu, karena gadis itu hobi ngaret.
"Cantik juga si Lily," gumam Sadam saat berhenti di lampu merah. Matanya sambil melirik Lily melalui kaca di langit-langit mobil.
Nuca berdeham, tak lama setelah mendengar lirih suara Sadam itu. Pendengarannya yang tajam kemungkinan besar tidak akan salah dengar. "Kenapa tadi Dam?"
Sadam menggaruk hidung. "Tadi apaan? Gak, gak apa-apa. Niara, Nuc. Niara pasti nanti bakal cantik banget," jawabnya salah tingkah, sambil mengetuk-ngetukkan jarinya di setir mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat untuk Lily [OPEN PRE-ORDER]✓
FanfictionJudul Sebelumnya: INSECURITY "Sahabatan, jangan?" "Jangan." Lily menautkan kelingkingnya ke kelingking Nuca sambil tersenyum tipis. "Jangan pernah berubah ya." Mimpi Lily yaitu ingin punya pacar satu sekolah, tetapi itu mustahil. Mengingat dirinya h...