Bisa selamat dari koma dua bulan yang dialami Keke adalah sebuah keajaiban. Itu semua tak luput dari doa suami dan kedua anaknya. Saat ini, usia kehamilan Selena sudah menginjak empat belas minggu. Baju-bajunya sudah banyak yang kekecilan. Kemarin, Selena mendapat sumbangan baju-baju hamil Alma ketika mengandung Nio, anak bungsunya.
Dengan sabar, Selena menyuapi Keke yang sebenarnya tidak nafsu makan sama sekali. Namun, karena semangat hidupnya sangat tinggi untuk menanti kelahiran buah hati Selena, Keke memaksa lidahnya agar bersahabat menelan makanan.
Keke meraih tangan Selena yang mulai membesar seiring dengan berat badannya yang terus bertambah. "Seharusnya, Mama yang suapin kamu yang lagi hamil. Bukan sebaliknya," lirih Keke.
Selena tersenyum getir. Lantas, air matanya menitik membasahi pipi. Ia menggenggam tangan ibunya yang lemah. "Dulu, Lena sebel banget kalau Papa banding-bandingin Lena sama Riko. Katanya Riko lebih pinter, lebih nurut, lebih gampang diatur, nggak kayak kakaknya. Lena selalu ngadu ke Mama kalau Papa udah marah-marah ke Lena. Tapi ternyata kata Papa emang bener ya, Ma. Buktinya Riko selalu berprestasi, nggak pernah aneh-aneh." Selena semakin terisak. "Sedangkan Lena... Di saat Mama sakit begini, Lena tega-teganya ngecewain Mama."
"Lena jangan pernah terbebani untuk membuat Mama bangga dan bahagia, karena kebahagiaan Mama sama sekali bukan tanggung jawab kamu. Justru Mama dan Papa yang berkewajiban untuk membuat anak-anaknya bahagia, karena kamilah yang sudah menghadirkan kalian ke dunia ini." Keke menangis sambil tersenyum. "Kalau kamu salah, berarti Mama juga salah. Mama sudah gagal-"
Selena mendekap Keke erat-erat. Mereka saling menumpahkan tangis satu sama lain. "Mama nggak pernah gagal jadi ibu untuk Lena dan Riko, Mama selalu hebat."
"Kamu pernah bilang, kan, sama Mama, kalau kamu pengin Mama selalu ada sampai kamu menikah dan punya anak? Mungkin inilah jawabannya."
"Tapi kan maksud aku nggak gini caranya, Ma..."
"Sssst." Keke tersenyum sambil mengusap pipi Selena yang basah. "Kamu harus jaga cucu Mama baik-baik, sampai dia lahir dalam keadaan sehat. Dengan atau tanpa bapaknya, dia berhak hidup dan mendapatkan kasih sayang yang semestinya."
Tidak ada percakapan lagi setelahnya. Selena dibuat tercenung. Meskipun satu dunia telah memandangnya sebagai sesuatu yang paling hina, ibunya selalu ada menjaganya bagai permata. Permata yang amat berharga. Seperti nama tengahnya, Selena Permata Devi.
***
Hari pengumuman kelulusan sudah tiba. Anak-anak kelas dua belas berharap-harap cemas menunggu pengumuman secara langsung dari kepala sekolah. Sorak sorai saling bersahutan ketika Pak Kus resmi menyatakan bahwa siswa-siswi SMA Wiyata Mandala angkatan tahun 2017 lulus seratus persen.
Setelah apel dibubarkan, anak-anak menyerbu majalah dinding. Di situ tertempel kertas yang menunjukkan nilai hasil ujian nasional semua siswa. Sadam berhasil menyabet predikat peraih nilai ujian nasional tertinggi program IPA di sekolahnya, bahkan juga tertinggi di kota Jakarta Barat.
Tepat pukul sepuluh, mereka berbondong-bondong turun ke jalan untuk berbagi nasi kepada pedagang kaki lima, pedagang asongan, tukang becak, dan semua masyarakat yang sekiranya membutuhkan. Hal itu mereka lakukan dalam rangka merayakan kelulusan. Setidaknya itu lebih bermanfaat, daripada konvoi di sepanjang jalan sehingga mengganggu pengguna jalan yang lain.
Saat itu, anak-anak kelas XII-IPA-7 sedang berkumpul di bawah pohon setelah nasi yang mereka bawa habis dibagi-bagikan. Mereka menunggu beberapa anak yang masih belum bergabung, termasuk Nuca. Padahal Nuca sengaja menepi di tempat yang sepi untuk menelepon Lily. Tiba-tiba ia terlintas untuk mencoba menghubungi gadis itu lagi. Namun, hasilnya masih sama. Nomornya masih setia dalam daftar blokir Lily.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat untuk Lily [OPEN PRE-ORDER]✓
FanfictionJudul Sebelumnya: INSECURITY "Sahabatan, jangan?" "Jangan." Lily menautkan kelingkingnya ke kelingking Nuca sambil tersenyum tipis. "Jangan pernah berubah ya." Mimpi Lily yaitu ingin punya pacar satu sekolah, tetapi itu mustahil. Mengingat dirinya h...