14. MAU JUGA

1.5K 173 45
                                    

Kemarin lusa, Niara pingsan karena dismenor. Ternyata tidak hanya itu penyebabnya, setelah diperiksa, ternyata ia memiliki penyakit anemia. Tubuhnya tidak mendapatkan cukup darah yang kaya oksigen, karena pada saat haid mengeluarkan banyak darah. Akibatnya tubuh Niara lemah, hingga pingsan, karena oksigen tidak sampai pada otak.

Setelah satu setengah hari beristirahat dan minum obat teratur, Niara yakin kuat untuk bertarung mewakili kelasnya dalam lomba menyanyi solo wanita pada perayaan ulang tahun sekolah hari ini. Ya, jadinya ialah yang dipilih. Niara datang ke sekolah sudah dengan full make up di wajahnya, tetapi masih dengan kaus merah muda serta celana training hitamnya. Nanti tinggal ganti kostum ketika ia akan tampil.

Niara bergabung bersama Lily, Pia, dan teman-teman yang akan berperang di medan mural. Sekadar basa-basi menanyakan, kelas mereka akan melukis objek apa nanti.

Sementara di sudut kelas yang lain, Selena dan Jeje menyiapkan segala peralatan make up milik mereka. Mereka siap merias wajah Nuca yang akan berlaga di lomba menyanyi solo pria. Bahkan Selena sudah membawa kamera untuk mengabadikan penampilan Nuca nanti.

"Emang aku harus di-make up-in juga ya?" tanya Nuca ketika Selena mengeluarkan segala alat tempurnya dari pouch berukuran besar. "Biar apa coba?"

"Biar tambah ganteng dong," jawab Jeje mantap. "Ih, masa lo nggak tahu sih, kalau di dunia entertainment tuh make up buat cowok udah bukan hal tabu lagi?"

"Ya mana aku tahu, kan aku bukan artis," jawab Nuca polos.

Nuca pasrah saja ketika kedua tangan Selena mulai menangkup pipi Nuca. Pipinya mulus, tanpa ada satupun jerawat bertengger di sana. Di dekat bibirnya ada satu tahilalat. Nuca tidak menutup rapat bibirnya, sehingga bisa terlihat dua gigi kelincinya yang lucu. Bibirnya merah muda. Rahang tegasnya semakin terlihat.

Selena fokus pada mata Nuca. Matanya bening. Tatapannya lembut. Alisnya tebal dan memiliki bentuk yang bagus. Bulu matanya lentik sekali. Bahkan Selena merasa bulu matanya kalah lentik dengan milik Nuca. Tanpa sadar, Selena pelan-pelan mendekati wajah Nuca.

Nuca terkesiap. Perlahan, ia menjauhkan wajahnya, tidak mau terjadi apa-apa. "Len?" panggilnya hingga membuyarkan lamunan Selena.

"Eh?" Selena terperanjat. Ia baru berkedip sesaat setelah Nuca memanggilnya, lalu langsung berdiri tegak. "Sori, sori. Tadi gue terlalu berimajinasi tentang riasan lo," katanya beralasan.

"Emang aku mau didandanin kayak gimana?"

"Lihat aja nanti." Selena mengangkat sebelah alisnya. "Eh, anjir, lo udah pakai maskara duluan ya?"

"Apa tuh maskara?"

"Kayak gini nih." Selena menunjukkan maskara miliknya. "Yang bikin bulu mata tambah lentik dan tebal."

Nuca bahkan baru tahu ada jenis make up semacam itu. "Nggak lah, Len, punya aja enggak."

"Lah, itu bulu mata lo kenapa bisa sebagus itu?" Selena mengernyit heran sekaligus kagum.

Nuca tersenyum simpul. "Asli," jawabnya singkat.

"Alis lo juga?"

"Iya."

"Gila!" Selena terheran-heran, matanya semakin berbinar. "Je, lihat nih Nuca!"

Jeje yang sedang sibuk main ponsel, kemudian menghampiri Selena. "Kenapa?"

Selena menjelaskan pemandangan indah yang barusan dilihatnya, alis dan bulu mata Nuca.

"Anjir!" pekik Jeje. "Kalau gue pengen punya bulu mata kayak lo, kayaknya kudu eyelash extention dulu deh. Gimana sih caranya biar bisa begitu?"

Sahabat untuk Lily [OPEN PRE-ORDER]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang