16. GENGSI

1.4K 150 52
                                    

Kantin di dekat lapangan basket sedang ramai-ramainya. Anak-anak kelas X-IPA-7 yang habis berolahraga berjubel di depan kantin jus Mas Feri. Sadam yang paling gercep sebagai pembeli pertama jus Mas Feri, kini sedang duduk santai seraya menyesap jus sirsaknya.

Dari kejauhan, Sadam melihat Rangga melangkah menuju kantin sambil celingak-celinguk seperti mencari sesuatu atau mungkin seseorang. Sadam berteriak memanggil temannya dari kelas sebelah itu.

"RANGGA!"

"HEH, DAM!" jawab Rangga sambil cengar-cengir melenggang mendekati Sadam. Rangga mengambil posisi duduk di samping Sadam.

"Tumben lo sendirian, Zaki mana?" tanya Sadam basa-basi.

Rangga hanya mengedikkan bahu. Ia masih celingak-celinguk mengamati seisi kantin, sesekali ia memandang ke lapangan basket.

Sadam heran dengan sikap temannya itu, lalu ia menepuk keras pundak Rangga. "Heh, lo lagi nyariin siapa sih?"

"Nyariin Niara lah. Dia di mana sih? Kan dia sekelas sama lo, lagi habis olahraga juga kan?"

Mata Sadam terbelalak ketika Rangga menanyakan Niara. Meskipun matanya terbelalak, mata lelaki itu tetap terlihat sipit. Nampaknya Rangga benar-benar serius menyukai Niara, atau bahkan ia sudah berusaha mendekati gadis itu?

"Ngga, emang lo beneran sama si Niara?" tanya Sadam dengan raut wajah serius.

"Beneran gimana?

"Ya... Beneran suka."

"Gitu deh. Kepo aja lo. Jangan bilang, lo sekarang juga naksir Niara ya, alias kemakan omongan sendiri?" selidik Rangga sambil menunjuk Sadam.

"Enak aja!" sanggah Sadam.

Hati kecil Sadam tak sanggup mengelak. Ia akhir-akhir ini lebih banyak memikirkan Niara, sampai-sampai ia menghabiskan waktu untuk stalking Instagram gadis itu yang untungnya tidak diprivat. Sadam memandang satu-satu potret wajah Niara di sana, bahkan ada beberapa yang ia screenshot. Ada satu postingan video di antara sekian postingan foto. Telinga Sadam dimanjakan oleh suara Niara yang meng-cover lagu Karena Ku Sanggup dari Agnez Mo. Ketagihan, ia mengunduh video itu dan menyimpannya di galeri pribadinya.

Sadam juga membaca satu-satu komentar yang membanjiri setiap postingan Niara. Ia berdesah lega ketika tidak ada tanda-tanda bahwa gadis itu memiliki pacar. Setidaknya masih ada kesempatan untuk dirinya, meskipun kecil, karena semenjak lomba itu penggila Niara bertambah bejibun.

Rangga menganggukkan kepala sambil tersenyum lega. "Bagus deh, jadi gue nggak perlu saingan sama sohib gue yang gantengnya kebangetan ini," ujarnya yang dibalas cibiran oleh Sadam.

"Oh iya, Dam, gue dari kemarin ditanyain sama Alda, katanya lo akhir-akhir ini berubah jadi cuek banget ke dia. Kenapa?" tanya Rangga. "Lo pasti udah punya incaran baru lagi ya?"

Sadam mendengus kasar ketika mendengar nama Alda lagi. Ia merasa terganggu dengan pesan-pesan dan panggilan beruntun dari Alda, yang membuatnya semakin risih. Sadam tidak sadar, di awal pendekatannya dengan Alda, ia juga melakukan hal yang sama pada gadis itu. "Gue lagi gak mood aja," jawab Sadam malas.

Sesaat kemudian, dari arah utara, muncullah dua gadis berjalan melalui melewati Rangga dan Sadam. Rangga memicingkan matanya benar-benar. Meskipun tampak belakang, ia tahu siapa salah satu gadis yang barusan lewat itu. "Niara!" panggilnya.

Niara langsung memalingkan wajahnya ke sumber suara. Lily ikut menengok, hanya ingin tahu siapa yang menyapa Niara.

"Hai, Rangga!" Niara melambaikan tangan dan tersenyum hangat pada Rangga. Melihat Sadam di sebelah Rangga membuatnya muak. Namun, ini adalah kesempatannya. Kesempatan untuk membuktikan pada Sadam, meski dirinya kampungan, ia bisa dekat dengan cowok sekelas Rangga. "Duluan ya."

Sahabat untuk Lily [OPEN PRE-ORDER]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang