🍁Dia, Akhtar🍁

499 26 0
                                    

"kau kembali membuat cinta ini bersemi walau rasa ini telah bercampur dengan luka yang selama ini membelenggu hatiku"

Adifa Dania Khanza

******

Dania hari ini bertugas di Madrasah Aliyah yaitu menjadi guru piket dan yang membuatnya malas adalah banyak para siswa yang menggodanya karena memang sewaktu ia masih sekolah di sini ia memang sering di goda apalagi Adek kelasnya tapi entah kenapa saat ini dia begitu malas bertemu dengan mereka. Dania duduk di bangku depan kantor sambil mengarahkan matanya mengelilingi lingkungan sekitar sekolah yang dulu menjadi tempat bermainnya bersama teman-temannya

Oh entahlah mengapa hari ini dia sangatlah merindukan teman-temannya yang sering membuat ulah hingga satu kelas harus masuk ruang BK gara-gara membuat keributan tapi tak ada yang mengaku siapa yang mengawalinya walaupun kelasnya begitu tapi kelas ini selalu di acungkan jempol sedari mereka masuk sekolah ini karena kelasnya itu berisi anak-anak berbakat dan otak yang cerdas tanpa terasa air matanya keluar membasahi pipinya tapi ia segera mengusapnya dengan tangannya

"He'emmm"deheman dari seseorang membuatnya menoleh ke sampingnya"Akhtar"ucap Dania dengan bibir yang sedikit bergetar

"Hai Nia, apa kabar?"ucap Akhtar. Bibir Dania terlalu kelu untuk menjawab pertanyaan dari Akhtar

"Hai Tar, Alhamdulillah aku baik"ucap Dania "tapi tidak dengan hatiku Tar,"batin Dania

"Oh ya ada ustadz Nadif gak aku mau ambil ijazah"ucap Akhtar

"Ada, kamu tunggu di sini dulu"ucap Dania yang langsung di angguki oleh Akhtar

Tak berapa lama kemudian Dania datang

"Kamu bisa menemuinya di ruang administrasi"ucap Dania

"Oke makasih yah Ni, aku pergi dulu"ucap Akhtar

Setelah kepergian Akhtar Dania hanya terdiam tak mampu menahan hatinya yang entah itu bahagia atau tidak sama sekali. Sampai saat jam istirahat tiba ia bergegas menemui Zahra dan Kahla yang bertugas di Madrasah ibtidaiyah sesampainya di sana Dania langsung memeluk Zahra dan Kahla

"Lo kenapa Dan,?"tanya Kahla

"Ia Dan, kenapa gak biasanya kaya gini?"ucap Zahra

"Dia Ra, La. Akthar"ucap Dania dengan bibir yang bergetar

"Hah,"ucap Zahra dan Kahla bersamaan

"Kamu pasti lihat Akhtar, maaf ya Dan. Kita gak ngehubungi kamu pas Akhtar tadi kesini dan nanya sama kita"ucap Kahla

"Ya Dan, maafin aku ya"ucap Zahra

"Kalian gak usah kaya gitu tenang aja aku hanya terkejut melihat dia yang beberapa bulan ini aku tak bertemu. Dan masalah rasa ini sudah lama aku biarkan ini hanya masalah waktu yang belum tepat"ucap Dania berusaha tegar dengan perasaan yang sedang ia alami saat ini

***
Dania POV

Akhtar Farazan Wijayanto anak tunggal dari pasangan Abraham Wijayanto dan Sri Ayunda Diningrat siapa tak mengenal keluarganya. Yang memiliki kedisiplinan tinggi dan sopan santun yang baik namun Akhtar tak memiliki kepribadian tersebut ia bisa di bilang anak yang luar biasa bagaimana tidak ia bersekolah di pesantren ini hanya karena paksaan dari orangtuanya karena selama SMP dia sering Keluar masuk ruang BK dan itu membuat orang tuanya geram dengannya

Karena rumahnya dekat dengan pesantren ini ia lebih memilih untuk tidak mukim karena memang di pesantren ini terdapat santri yang mukim dan tidak namun peraturan tetap ketat dan kedisiplinan di pesantren ini sangatlah tinggi. Awal masuk pesantren ini dia pendiam dan sering sekali duduk di bangku paling belakang walaupun sesekali ia mengobrol dengan Fariz dkk.

Namun lama kelamaan akhirnya sifat aslinya muncul namun ada satu yang semua orang tak tahu tentang dirinya yaitu hatinya yang lembut dan penuh kasih sayang walaupun kata orang-orang yang dekat dengannya dia itu playboy tapi aku belum merasakannya mungkin itu karena aku belum terlalu mengenalnya

Aku hanya tau sedikit tentangnya sebelum akhirnya ada sesuatu yang membuatku penasaran akan dirinya walaupun aku harus melangkah lebih jauh dan mengorbankan sesuatu nantinya. Ku tau dia lelaki yang humoris dan bisa juga terkadang serius aku tak pernah mengobrol dengannya aku hanya memperhatikannya dari kejauhan dan hanya itu karena aku masih ingin menjaga hatiku

Hingga suatu hari entah kenapa dia yang memulai ini semua dengan mendekatiku, mengajakku membicarakan pelajaran, dan sebagainya hingga lama-kelamaan kedekatan aku dan dia pun tersebar di Antero sekolah bahkan aku pernah di tanya oleh salah satu ustadz di sini tentang hubungan ku dengan dia yang aku jawab kita hanya seorang tenang karena memang saat itu aku tak menyukai siapapun di kelas, sekolah, ataupun pondok

Namun tak lama setelah pertemuan aku dengan sang ustadz ku dengar kabar yang kurang enak tentangku di mana semua orang mengatakan kalau aku menyukai salah satu teman sekelas ku yang bernama Karrel yang memang begitu dekat denganku sampai aku dan Karrel sama-sama tahu kegiatan harian masing-masing. Saat itu Karrel marah besar sama aku padahal aku gak tau apa-apa dan yang lebih parah adalah ketika aku buka akun sosial media milikku saat kedua orangtua ku berkunjung dia manggil aku dengan sebutan kasar dan tanpa terasa air mataku mengalir begitu saja

Keesokan harinya aku dan dia berbicara walaupun perkataannya sangat kasar tapi aku tetap mengajaknya berbicara dan dengan terpaksa aku harus berbohong demi persahabatan ini tetap berjalan dimana aku harus mengatakan kalau aku menyukai Akhtar bukan dirinya dan membuatnya tersenyum. Aku salah saat itu telah membuat sebuah api yang akan membakar ku sendiri nantinya dan aku siap dengan apa yang akan terjadi nanti

***

Dania kembali ke gedung MA dan menemukan Resya sedang duduk di bangku piket sambil tersenyum.

"Ustadzah Dania, tadi kamu lihat Akhtar kan gimana dia sekarang dia udah move on kan dari aku"ucapnya tanpa ada beban

"Sudahlah Res, kembali sana ke kelas!" Ucap Dania

"Kenapa sih ustadzah sama aku mah selalu sensi padahal aku gak ngerebut Akhtar sama sekali dianya aja yang suka sama aku. Ustadzah Dania juga tau kan kalau aku itu udah di jodohin sama papah dan mamahku"ucap Resya agak membentak membuat Dania agak terkejut namun saat akan menjawab ucapan dari Resya ustadz Alhaq datang

"Resya, di mana sopan santun kamu ustadzah Dania bukan lagi siswa di sini tetapi dia salah satu tenaga pengajar di sini bukankah sudah ku peringatkan sebelumnya kalau harus hormati ustadz, ustadzah, ataupun pengurus di pesantren ini. Sekarang kamu kembali ke kelasmu"ucap ustadz Alhaq

Resya pun mengangguk lalu pergi menuju kelasnya yang lumayan jauh dari tempat dia berdiri

"Ya sudah Dania, aku pergi dulu"ucap ustadz Alhaq dan Dania pun menganggukan kepalanya

Kalau saja tak ada api dari awal mungkin semua ini gak akan terjadi aku telah membuat kesalahan yang hal ini akan terus menjadi kesalahpahaman yang akan terus berlanjut walau pernah ada rasa tapi aku takut untuk bermain terlalu jauh dengan rasa ini.


Pelangi Di Atas MendungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang