🍁Batalnya Sebuah Perjodohan🍁

174 13 0
                                    

Aku tak pernah ingin menjadi sebuah beban untuk seseorang karena hal itu hanya akan menyulitkan seseorang dalam melakukan sesuatu sesuai keinginannya

***

Tak Terasa hari ini ialah keputusan masalah perjodohan ustadz Akram dan kak Nadjla, ustadz Akram telah menceritakan semua ini kepada uminya dan ia sangatlah terkejut saat perjodohan ini terdapat unsur pemaksaan dari pihak perempuan. Karena sejujurnya ia tak pernah memaksakan apa yang ingin di lakukan oleh semua anaknya hanya saja ia sedikit tak sabar apalagi menghadapi putra bungsunya

Seluruh keluarga telah berkumpul di rumah tersebut begitu pula Nadjla dan ustadz Akram. Kali ini Nadjla hanya sendiri karena Dania harus pergi ke kampus untuk bimbingan. Nadjla hanya terdiam dan menundukkan kepalanya ia tak sanggup mendengar semuanya

"Maaf, saya Akram Zaydan Hidayatullah. Saya memutuskan untuk membatalkan perjodohan ini"ucap ustadz Akram membuat semua orang berhenti dari kegiatan mereka begitu pula Nadjla ia langsung saja mendongakkan kepalanya lalu menatap kearah ustadz Akram ia tak mengerti rencana apa yang telah di buat oleh ustadz Akram

"Maksud anda?"tanya nenek dari Nadjla. Terdapat sorot mata tajam dan tak terima dengan apa yang dilakukan oleh ustadz Akram

"Maaf Bu, saya tak bisa menerima Nadjla masuk ke dalam hidup Nadjla karena saya tahu ada seseorang yang selama ini telah Nadjla perjuangan. Pernikahan kami hanyalah beban bagi Nadjla dan juga bagi saya dan tak menutup kemungkinan saya dan Nadjla juga akan bercerai. Saya telah memikirkannya jauh-jauh hari dan saya juga telah melakukan segala cara namun hasilnya nihil kita memang tidak di takdir untuk bersama oleh Allah SWT. Saya tak pernah mengambil keputusan secara tergesa-gesa karena itu tak baik bagi saya dan juga orang-orang disekitar saya."ucap ustadz Akram

Sang nenek langsung berjalan ke arah Nadjla dan langsung menampar pipi Nadjla dengan sangat keras dan hal itu membuat ibu Nadjla langsung berdiri dan memeluk putrinya yang sedang menangis. Umi dari ustadz Akram terkejut dengan perlakuan neneknya Nadjla bahkan ia tak percaya sahabatnya yang sangat lemah lembut itu bisa sekasar itu kepada keluarganya

"Sudah saya bilang lupakan pria itu, saya tak pernah minta apapun dari kamu Nadjla. Saya cuma mau kamu menikah dengan Akram. Agar saya bisa membalaskan dendam saya kepada ibunya."ucap nenek Nadjla tanpa sadar membuat semua orang menatapnya tak percaya dengan kelakuan nenek tersebut

"Oh jadi, itu maksud kamu Anita. Jadi, kamu selama ini membenci saya lalu kenapa kamu mengorbankan cucu kamu dengan melakukan hal itu. Saya sangat kecewa sekali sama kamu Anita"ucap umi Salamah.

"Iya semua ini gara-gara kamu Salamah. Coba saja dulu kamu mengerti perasaan saya kepada Gus Ali. Dan kamu mau mengalah dari saya semua ini gak akan pernah terjadi."ucap nenek Anita

"Ini yang Gus Ali tak suka dari kamu, kamu terlalu terpancing oleh kemarahan dan keegoisan kamu. Harusnya kamu sadar Anita, selama ini Gus Ali tak pernah memiliki perasaan apapun kepada kamu. Kami saja yang selalu berucap ini itu, padahal kenyataannya hanyalah palsu. Aku menerima Gus Ali jadi suamiku itu karena Gus Ali yang langsung datang ke rumah ku tanpa aku ketahui dan kedua orangtuaku yang menerima lamaran itu bukan aku."ucap umi Salamah

"Kamu pembohong."ucap nenek Anita

"Saya tak pernah berbohong, harus kamu sadar kamu hanya membenci saya selama ini itu karena ketidakpahaman kamu soal perasaan yang selama ini hanyalah ilusi. Aku sebenarnya tahu perubahan kamu sedari dahulu. Semenjak kecelakaan besar yang hampir merenggut nyawa kamu, kamu berubah dan kamu selalu saja mengakui kalau kamu itu calon Ning di pesantren ini bahkan kamu menyebarkan gosip murahan tentang diriku yang sebenarnya tak pernah di cerna oleh seluruh santriwan maupun santriwati. Mereka malah menganggap kamu gila setelah kecelakaan itu, Karena mereka tahu kalau kamu mengalami benturan keras di kepala kamu dan itu membuat saraf kamu bergeser"ucap umi Salamah

Anita terdiam lalu tubuhnya luruh begitu saja ke lantai ia menangis sejadi-jadinya, ia lupa dengan kecelakaan yang pernah menimpa dirinya bahkan ia lupa semua tentang dirinya dan juga umi Salamah karena hanya ada satu nama yang dia ingat saat itu. Bahkan sebenarnya ia tak ingat kalau Salamah lah orang yang selalu mendukungnya di mana pun ia berada

Salamah mendekati tubuh Anita lalu memeluknya dengan erat Anita pun membalas pelukan itu dan menumpahkan segala keluh kesahnya selama ini. Semua orang yang berada di tempat itu menangis menyaksikan umi Salamah dan nenek Anita berpelukan di tempat tersebut

"Maaf aku tak pernah mau mendengarkan apa yang selama ini terjadi,"ucap Anita

"Iya aku mengerti keadaan kamu Nita, semoga setelah ini kamu bisa berubah yah biarkan cucu kamu bahagia dia sudah memiliki seseorang dalam hidupnya yang telah mencintainya dengan sepenuh hati aku telah mengetahui ini semua dari Akram. Selama ini Akram sudah mencari tahu semua tentang Nadjla biarkan Nadjla bahagia dengan pilihannya"ucap umi Salamah

"Apa kamu tahu laki-laki itu?"tanya nenek Anita. Umi Salamah hanya menganggukkan kepalanya lalu ia menunjuk seseorang yang baru saja masuk ke ruangan tersebut dialah ustadz Zaky

Ustadz Zaky memang sudah tahu semua ini dari ustadz Akram dan ia juga telah bertekad akan melamar Nadjla saat itu juga. Dan ia langsung menelpon kedua orangtuanya untuk datang kesini. Ustadz Zaky menghampiri umi Salamah dan juga nenek Anita kedua orangtuanya Zaky telah mendengarkan hal ini semua sedari tadi namun mereka hanya diam dan duduk tak jauh dari mereka semua

"Assalamu'alaikum Nek, saya Zaky"ucap ustadz Zaky. Anita langsung saja menyuruh ustadz Zaky duduk bersama dengan kedua orangtuanya

"Saya kesini mau melamar Nadjla, untuk jadi calon istri saya. Saya dan Nadjla sudah sangat lama kita saling mengenal dan say memutuskan hari ini saya akan melamar cucu nenek"ucap ustadz Zaky dengan lembut

Anita menangis ia selama ini telah egois kepada seluruh anak dan cucunya bahkan ia tak pernah mau mendengarkan perkataan mereka. Anita hanya menganggukkan kepalanya dan kedua orangtua Nadjla hanya bilang semua keputusan ada di tangan Nadjla.

Nadjla tersenyum lalu menganggukkan kepalanya dan kembali menundukkan kepalanya ia sangatlah malu. Semua orang mengucapkan Alhamdulillah dan tanpa terasa Nadjla dan ustadz Zaky menangis haru mereka berdua tak percaya pertemuan kembali mereka akan berakhir seperti ini bahkan ia tak pernah menyangka hal ini. Walaupun banyak sekali rintangan yang harus mereka lalu akhirnya hari ini ustadz Zaky telah menyatakan seluruh keinginannya selama ini kepada Nadjla

Pelangi Di Atas MendungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang