🍁 Kecelakaan🍁

178 14 0
                                    

Luka yang aku alami tak sebanding dengan luka yang pernah aku rasakan walaupun aku akan melupakan semua peristiwa di masa lalu.

****

Hari ini Dania sudah beraktivitas seperti biasa di kampus, ia banyak bertemu dengan mahasiswa Indonesia yang melanjutkan studinya di Harvard university hingga dengan mudah ia bisa bergaul dengan mereka semua.

Sore ini Dania dan beberapa rekan temannya, sedang mengerjakan beberapa tugas dari fakultas mereka masing-masing namun di basecamp ini semua mahasiswa berkumpul menjadi satu dan mereka semua saling bertukar pendapat satu sama lain.

Kebahagiaan terpancar dari wajah mereka masing-masing di sini mereka tak pernah membedakan suku, ras, dan agama mereka masing-masing.

Toleransi yang tinggi membuat basecamp ini terasa seperti rumah sendiri dengan kenyamanan layaknya sebuah keluarga besar. Dania dan Anggun juga sudah bertemu saat Anggun tak sengaja menabrak dirinya di lorong kampus dan Anggun langsung mengenali Dania begitu saja.

Sejak saat itu Dania dan Anggun berteman baik, Anggun juga merahasiakan pertemuan dirinya dengan Dania dari Akhtar karena itu sesuai dengan keinginan dari Dania.

"Nia, besok kita main yuk, aku boring suer."ucap Anggun

"Iya. Tak mau main kemana coba?."tanya Dania

"Sudah kamu tenang saja aku bakalan atur semuanya."ucap Anggun dengan senyum yang merekah sedangkan Dania hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah teman barunya itu.

Dania kembali fokus dengan laptopnya. Sedangkan Anggun bercanda dengan mahasiswa lainnya.

"Nia, jangan sibuk di laptop terus dong. Kamu jahat banget sih diemin aku kaya gini."canda Rendi

"Nia jujur yah gua mah najis tau liat kaya ginian."ucap Dedi sambil menggeridikan bahunya.

"Ah, Abang Dedi bilang saja cemburu lihat aku lebih perhatian sama ayang Nia."ucap Rendi semua orang tertawa namun tak dengan Dedi ia sedikit kesal dengan ulah temannya itu.

"Najis"ketua Dedi. Lalu melemparkan bantal sofa yang memang sedang di dekapnya setelah itu terjadi aksi kejar-kejaran antara kedua teman itu.

Sedangkan yang lainnya hanya tertawa melihat kelakuan kedua teman mereka yang memang sangat humoris dan seperti Tom and Jerry.

***

Dania pov

Basecamp mulai sepi hanya ada aku dan satu mahasiswa yang terkenal dingin. Aku tak tahu siapa dia karena yang aku tau dia adalah kakak tingkat aku di fakultas berbeda.

Dia hanya terdiam, aku juga sama dan aku memang tak memperdulikannya aku ingin segera menyelesaikan semua tugas yang aku miliki. Jarak rumah dan basecamp sangat dekat dan itulah yang membuat aku selalu saja pulang akhir.

Aku merasa tempat duduk di samping aku di duduki oleh seseorang hingga akhirnya aku menoleh ke arah tersebut dia memasang wajah datar dirinya dan aku tak mengerti maksud dia apa.

"Nama kamu."ucap dirinya. Aku menatap dirinya heran tapi aku mengerti.

"Adifa Dania Khanza, kak."ucap Dania

"Pulang."ucap orang tersebut. Dania mengerutkan keningnya lalu menatap laki-laki itu dengan tajam.

"Aku belum selesai bisakah aku tetap berada di sini."ucap Dania sopan, laki-laki itu hanya menganggukkan kepalanya.

Dania menghela nafasnya dan kembali sibuk dengan laptopnya. Beberapa jam kemudian, Dania telah menyelesaikan tugasnya lalu ia membereskan seluruh barang-barangnya.

"Kak, aku duluan yah."pamit Dania, laki-laki itu hanya menggunakan kepalanya.

Dania melangkahkan kakinya keluar dari apartemen yang sengaja di sewa oleh mahasiswa Indonesia untuk berkumpul dan sharing.

***

Hari mulai senja Dania segera mempercepat langkahnya, Dania memasang headset di telinganya lalu  tangannya dengan lincah mengotak-atik ponsel miliknya.

Dania fokus dengan ponselnya hingga ia tak menyadari dari arah belakang sebuah mobil melaju sangat kencang dan ketika ia menyebrang jalan tersebut mobil dari arah belakang tadi langsung menabrak tubuh mungil Dania.

Dania terpental sangat jauh dan darah segar keluar dari dahi dan kepalanya semua bagian tubuh dirinya terluka pengendara tadi langsung di amankan oleh warga yang berada di sekitar situ.

Dania tak salah karena tadi lampu penyebrangan berwarna hijau sedangkan lampu pengendara merah. Pengemudi tadi ternyata baru saja meminum alkohol hingga dirinya tak sadar kalau ia membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Dania segera di larikan ke rumah sakit terdekat kebetulan laki-laki yang berada di basecamp tadi akan keluar untuk membeli makanan dan ia melihat semua kejadian itu dengan jelas.

Dia adalah Daffa Hamdan Althaf, ia segera menelepon Anggun. Daffa hanya tahu Anggun tapi tidak dengan gadis yang telah berada di UGD saat ini tapi ia selalu melihat gadis ini dengan Anggun sahabat kecilnya.

"Halo gun, Lo cepetan ke rumah sakit dekat basecamp."perintah Daffa

"Mau apa sih Daffa, gue baru aja nyampe di rumah."ucap Anggun.

"Temen lo kecelakaan."ucap Daffa

"Apa."teriak Anggun, Daffa pun menjauhkan ponselnya dari telinga lalu mematikan ponselnya.

Daffa mencari ponsel gadis tersebut di tas milik gadis itu.  Setelah itu ia segera menghubungi keluarga Dania tapi di ponsel itu ia hanya menemukan nomor telepon Om Darren tanpa pikir panjang ia langsung menghubungi nomor telepon tersebut.

"Halo Nia, kamu kemana saja om sama tante khawatir sama kamu."ucap om Darren dari sebrang sana.

"Halo om, maaf ini saya kakak tingkat Nia."ucap Daffa

"Di mana Dania kenapa ponselnya bisa ada di kamu?."tanya om Darren.

"Tadi saya melihat Dania mengalami kecelakaan, dan saya langsung membawa dia ke rumah sakit terdekat dia mengalami pendarahan di bagian kepalanya tapi sekarang dia sedang di tangani oleh para dokter."ucap Daffa.

"Kamu berada di rumah sakit mana."tanya om Darren

"Rumah sakit dekat dengan kampus om."ucap Daffa

" Ya sudah kamu tunggu di situ yah saya sama istri saya akan segera ke sana."ucap om Darren dan langsung mematikan ponselnya Daffa pun hanya pasrah dan ia menunggu wali dari gadis tersebut.

Tak lama kemudian, dokter keluar dari ruang Dania dan segera menghampiri Daffa.

"Apa anda keluarga pasien."tanya sang dokter, entah kenapa Daffa hanya menganggukkan kepalanya.

"Dania mengalami luka yang cukup parah di bagian kepalanya hingga ia harus mengalami amesia walaupun hanya sebentar tapi itu telah menghapus sebagian ingatan dirinya tentang masa lalunya."ucap Dokter tersebut

"Lalu, apakah dia akan baik-baik saja dan ingatan dirinya akan pulih?."tanya Daffa.

"Tentu saja ingatan dia akan pulih walaupun hal itu akan memakan waktu yang cukup banyak saat ini Dania belum sadarkan diri kemungkinan ia akan sadar dalam waktu yang tak bisa kita tentukan."ucap sang dokter

"Terima kasih dok."ucap Daffa dan dokter itu pun menganggukkan kepalanya lalu pergi.

Daffa pun masuk ke dalam ruangan Dania dan melihat gadis cantik itu terbaring lemah di atas kasur dengan alat bantu pernapasan dan juga selang infus yang melekat di tangannya banyak perban yang menutupi bagian tubuhnya.

Hijab Dania tergantikan oleh perban yang melekat di kepalanya.

"Cepat sembuh yah."gumam Daffa

Pelangi Di Atas MendungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang