"Ketika dua insan yang telah berpisah di ujung waktu saat mereka kembali akankah kisah itu kembali terulang. ukiran kisah mulai terpahat indah tanpa mereka ketahui apa yang terjadi di antara mereka berdua."
****
D,ania sampai di pesantren pada saat siang hari para santri sedang melaksanakan kegiatan pengajian dan setoran hafalan. Saat Dania turun dari mobilnya ia di sambut oleh Umi yang langsung memeluk erat tubuh Dania.
Para santri melihat ke arah Dania dengan tatapan iri dan sinis tapi ada juga beberapa santri yang memang sudah mengenal Dania dan siapa Dania di mata Abi dan Umi mereka terharu melihat kejadian itu.
Dania di bawa oleh Umi masuk ke dalam rumah sedangkan barang-barang Dania di bawa oleh para santri masuk ke dalam rumah.
Mulai hari ini Dania resmi menjadi anak angkat Abi dan Umi dan menjadi anggota keluarga. Semua orang berkumpul di ruang keluarga begitu pula dengan anak-anak Abi dan Umi.
Mereka semua setuju karena mereka semua memang sudah menikah dan tak akan selalu berada di samping Abi dan Uminya, canda dan tawa terlontar begitu saja tak ada rasa canggung di antara mereka. Dania juga merasakan kalau memang keluarga barunya ini seperti keluarganya.
Dania meminta izin kepada Abi dan Umi untuk berkeliling pesantren karena ia ingin mengingat semua ingatannya yang hilang, Umi mengizinkannya namun Dania harus di temani oleh mbak santri.
****
Dania mengarahkan kakinya menuju sebuah taman kecil yang sangat indah seakan itu mengingatkan dirinya tentang masa lalunya. Dania duduk di kursi panjang yang terbuat dari besi yang di lapisi oleh cat berwarna putih.
Mbak santri yang menemaninya hanya terdiam saja hal itu membuat Dania merasa canggung karena dia tahu gadis yang seumuran dengannya itu tetap berdiri. Dania bergeser tempat lalu ia akhirnya angkat bicara.
"Silahkan kamu duduk."ucap Dania mbak santri itu hanya menggelengkan kepalanya namun Dania langsung menarik tangannya dan menyuruh gadis itu duduk.
"Boleh saya tanya sesuatu."ucap Dania
"Iya Ning."ucap mbak santri
"Apa kamu santri lama dan satu angkatan dengan saya."tanya Dania. Gadis itu mengangkat kepalanya dan menatap mata Dania.
"Iya, apa Ning gak kenal sama saya."ucap gadis itu
"Maaf, aku gak ingat kamu sama sekali."ucap Dania"aku mengalami kecelakaan besar tiga tahun yang lalu dan aku hampir di vonis meninggal karena tak kunjung bangun selama berbulan-bulan."lanjut Dania
Gadis itu menutup mulutnya dengan tangannya, ia terkejut dengan berita yang sama sekali ia tak ketahui dari siapapun bahkan keluarga ndalem juga tak pernah membicarakan hal ini.
"Ning, Aku Anisa. Adik kelas Ning sewaktu Ning mondok di tempat ini."ucap Anisa
"Anisa maaf ya saya tak bisa mengingat siapa kamu."ucap Dania
"Iyah Ning tak apa-apa."ucap Anisa
"Apa kamu tahu siapa ustadz Akram."tanya Dania. Anisa menganggukkan kepalanya dan mata Dania berbinar akhirnya ia bisa menemukan siapa orang yang mengenal orang yang ada dalam mimpinya selama ini.
"Dia ustadz Akram, anak Umi Salamah dan adik dari Umi Jihan."ucap Anisa
"Selain itu,"ucap Dania
"Dia memiliki seorang anak laki-laki bernama Aditiya Zaydan Hidayatullah dan sang istri bernama Izzatun Nisa yang biasa di panggil kak Caca namun sayang dia meninggal saat melahirkan putra pertamanya."ucap Anisa
"Ustadz Akram sudah menikah?."tanya Dania
"Iya, ustadz Akram menikah satu Minggu sebelum Ning berangkat ke Amerika dan Ning sendiri yang menemani kak Caca."ucap Anisa
Lalu, keduanya terdiam tak ada yang angkat bicara lagi, Dania memutuskan untuk kembali ke ndalem dan beristirahat.
****
Ustadz Akram pov
Kabar tentang kembalinya Dania membuat aku sangat bahagia namun aku tak bisa menunjukkan sikap aku ini. Dan aku mengerti keadaan dirinya yang sekarang dan aku tak akan memaksakan diri untuk dia kembali kepadaku.
Siang ini, aku melihat dirinya yang baru saja datang dan turun dari mobilnya, mataku dan dirinya sempat bertabrakan namun dirinya seakan tidak mengenal diriku.
Apakah secepat itu dia melupakan aku, aku tahu dia juga menyukai aku dan aku juga menyukainya namun sepertinya dia benar-benar lupa dengan ku.
Aku hanya diam saja, aku pikir dia memang masih sangat terluka walaupun luka itu tak pernah ia beritahu kepada siapapun.
Sore ini aku hendak bertemu dengan dirinya yang mulai saat ini akan jadi anak dari kakak aku. Aku melangkah menuju rumah kak Jihan namun saat aku sampai kak Jihan memberi tahu kalau Dania sedang berada di taman.
Aku pun mengurungkan niatku untuk bertemu dirinya aku pergi menuju asrama santri putra,
***
Detik demi detik aku telah kembali ke dalam masa laluku aku mengalami banyak hal dalam cerita yang terhapus dalam ingatan yang memang sengaja tak diingatkan untuk tidak menyakiti hati yang masih terluka.
Perasaan yang menjadi hal yang berkaitan ke dalam masa lalu masih saja bersemayam walaupun memorynya telah terhapus oleh kejadian yang tak terduga.
Perlahan namun pasti semua ingatan bagaikan CD yang berputar sendiri menampilkan potongan ingatan masa lalu yang harusnya tak perlu diingatkan kembali.
Awalnya aku berusaha untuk mendapatkan ingatan ini tapi saat ingatan ini kembali aku menyesal. Aku ingat bagaimana aku membangun sebuah tembok besar yang di runtuhkan begitu saja dengan satu sentuhan.
Melodi yang awalnya ingin aku ingat perlahan aku tak mau hanyut kembali dalam perasaan itu. Sungguh aku benar-benar terluka.
Hatiku patah seperti ranting pohon yang jatuh saat tertiup angin butiran-butiran bening seperti kristal jatuh membasahi pipi semua ingatan aku kembali dan aku jatuh dalam tebing yang sunyi dan gelap.
Satu Minggu sudah Dania berada di pesantren ini dan ingatan tentang dirinya mulai perlahan kembali ia merahasiakan tentang ingatan dirinya yang mulai pulih ia membiarkan semuanya berjalan sendiri dan suatu saat nanti ia akan memberitahu semuanya.
"Ning Nia, umi ingin bertemu dengan Ning Nia di perpustakaan."ucap mbak santri
"Iya,"ucap Dania singkat lalu ia bangkit dari tempat duduknya dan pergi menuju perpustakaan ndalem.
"Assalamu'alaikum."ucap Dania
"Wa'alaikumsalam."ucap umi Jihan
"Ada apa Umi?" tanya Dania
"Umi mau tanya sama kamu Nia, jika satu saat nanti salah satu bagian dari keluarga umi Jihan melamar kamu. Apa kamu siap menerima lamaran itu."ucap Umi Jihan
Dania terdiam ia tak mampu berkata apapun yang ada dalam pikiran dirinya saat ini apa yang umi Jihan maksud. Apa umi Jihan tahu kalau ustadz Akram mencintai dirinya.
"Dania akan berpikir terlebih dahulu Umi, Dania tak mau gegabah dalam melangkah dan mengambil keputusan biarkan Allah SWT yang memutuskannya."ucap Dania dan umi Jihan pun tersenyum mendengar perkataan yang terlontar dari bibir Dania.
Setelah itu percakapan di lanjutkan dengan membahas program yang akan berjalan di pesantren ini selama Dania yang mengemban tugas ini sebelum anak-anak dari umi Jihan yang menggantikan posisi Abi dan Umi di pesantren ini.
Perbincangan hangat ini tak lepas dari pandangan Abi, membuat hati Abi menghangat karena selama ini ia sangat menginginkan seorang anak perempuan dalam keluarga besar dirinya namun mungkin belum kehendak dari sang maha kuasa. Namun dengan hadirnya Dania di keluarga ini membuat dirinya sedikit terhibur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Di Atas Mendung
Teen FictionCinta pernah membuat aku lupa dengan apa yang harusnya aku jalani tapi dia membuatku sadar karena cinta tak harus memiliki dan bersatu