🍁Kenangan Hujan🍁

201 17 0
                                    

Semua kenangan itu seakan berputar dengan sendirinya kala rintikan air hujan jatuh membasahi bumi

***

Akram Pov

Adifa Dania Khanza, dia sungguh gadis yang polos namun ia menyimpan banyak rahasia yang entahlah mengapa aku mulai tertarik dengan kehidupannya. Aku tak banyak tahu tentang dirinya tapi aku akan mencoba mendekat walaupun melalui perantara kakaknya

Hari ini entah kenapa bang Alhaq memanggilku untuk datang ke rumahnya aku sempat berpikir tentang perihal ta'aruf ku dengannya. entah kenapa aku rasa Dania akan menolak hal ini karena pastinya ia masih ingin merasakan kebebasan bersama teman-temannya

Saat aku sampai di rumah bang Alhaq, bang Alhaq langsung menyuruh aku untuk duduk di sofa yang ada di rumahnya itu dan aku hanya menuruti kemauannya tak lama kemudian bang Alhaq datang dan langsung menunjukkan wajahnya yang serius

"Dek, Dania menunda masa ta'arufnya dia bilang sama abangnya dia belum siap untuk melakukan hal itu kalau kamu tak mau menunggunya silahkan kamu menikah dengan seorang yang lebih pantas lagi"ucap bang Alhaq

"Sudah aku duga bang, aku tahu dia pasti akan menolak ini. Tapi bang apa dia tahu kalau aku adalah orang yang ingin melakukan ta'aruf dengannya"ucap ku

"Dia tak tahu Akram, biar mas ceritain semuanya sama kamu"ucap Alhaq

Flashback on

"Assalamu'alaikum"ucap Dania

"Wa'alaikumsalam, sini duduk dek"ucap Zaky

"Ada apa bang"ucap Dania. Sedangkan Alhaq hanya terdiam memperhatikan kedua kakak beradik itu berbicara

"Gimana kuliah kamu lancarkan"ucap Zaky

"Iyah, seperti biasalah bang. Walaupun banyak tugas tapi ya di nikmatin aja"ucap Dania

"Dan, Abang mau ngomong serius sama kamu"ucap Zaky

"Iya bang ngomong aja"ucap Dania

"Seandainya saat ini ada seseorang yang ingin melakukan ta'aruf dengan kamu. Kamu siap"ucap Zaky

"Maksud Abang"ucap Dania. Zaky menghembuskan nafasnya ia tak berani mengatakan hal ini terhadap Dania karena ia tahu siapa adiknya itu"ucap Zaky

"Ada seseorang yang_"ucapan Zaky langsung terpotong oleh Dania yang langsung berdiri

"Dania menolak hal itu. Dania belum siap bang mohon Abang mengerti dengan sikap Dania kalau memang sudah saatnya aku akan menerima hal baik ini namun aku gak bisa terima hal ini karena aku belum siap membina hal ini. Kalau nggak gak papa dia pilih wanita lain aku hanya masih ingin merasakan kebersamaan ku dan teman-teman"ucap Dania pergi namun sebelumnya dia pamit terlebih dahulu dan langsung pergi meninggalkan Alhaq dan Zaky

Zaky menghembuskan nafas kasar ia lalu menatap Alhaq yang berada di depannya

"Sorry ya Al, saya gak bisa terima ta'aruf ini"ucap Zaky

"Aku tak mengapa lagian memang gadis seumuran dengannya memang masih mau menjalani kehidupan dengan sendirinya. Aku akan berbicara kepada Akram tentang hal ini"ucap Alhaq

Lalu kedua orang tersebut sibuk dengan pikiran mereka berdua entah lah Zaky merasa tak enak dengan Alhaq dan juga Akram tapi ia juga gak mau memaksakan kehendaknya kepada adik satu-satunya

*****

Gemercik air hujan membasahi bumi
Setiap tetesannya mempunyai makna
Yang tak bisa aku jelaskan
Mata ini seakan terpejam dengan sendiri

Menikmati apa yang saat ini aku alami
Kamu ingat puisi hujan untukmu
Yang ku tulis saat kamu yang datang dalam hidupku
Itu indah bukan

Tapi tak seindah dengan kenyataannya
Aku tak menyalahkan kamu yang datang
Aku tahu kamu tak bisa menetap
Kamu hanya singgah untuk beristirahat

Lupakan itu

Saat ini kita punya jalan masing-masing
Dan ini adalah keputusan yang tepat
Pergilah aku tak akan mencegahmu lagi
Karena aku sadar hanya ada aku yang mencintai

Dania menutup buku diary yang selama ini menjadi tempat ia mengadukan semua rasa yang pernah ada dalam hidupnya ia sadar mencintai seseorang yang bukan mahramnya memang adalah kesalahan tapi ia tak pernah menyalahkan takdir yang telah di gariskan ia akan memperbaiki semuanya dari awal walau sulit tapi akan lebih sulit kalau ia tetap berada dalam hatinya

Perjalanan kisah pahit yang hampir memasuki tahun ketiga dimana setelah hari kelulusan itu ia mencoba melupakan kisah cinta yang ia jalani dan tanpa terasa juga tahun ini Dania memasuki semester ke tujuh dan itu artinya satu semester lagi ia akan menjadi seorang sarjana

Setelah wisuda nanti ia bertekad akan melanjutkan studinya keluar negeri dan ia akan tinggal di rumah pamannya di sana. Zaky dan kedua sahabatnya tak mengetahui rencana besar seorang Dania yang mereka tahu mereka akan kembali ke Jakarta dan memulai kehidupan mereka yang baru

Dania masih kecewa dengan Abangnya yang hampir saja menerima lamaran dari seseorang yang Dania tak kenal hampir lima bulan ini ia selalu diam saat Zaky mengajaknya berbicara walaupun Dania tahu kalau niat kakaknya itu demi kebaikannya tapi tetap saja ia masih kecewa

Pagi ini Dania akan ke kampus bersama kedua sahabatnya itu saat mereka hendak berangkat sebuah mobil berhenti di depan mereka dan turun lah ustadz Akram dari mobil itu

"Kalian mau ke kampus, aku bareng sama saya saja kebetulan saya mau ke arah sana"ucap ustadz Akram

"Tak apa ustadz, kita naik angkutan umum saja"ucap Dania dan di angguki oleh kedua sahabatnya

"Ayolah, tak baik kalian menolak rezeki. Anggap saja ini rezeki buat kalian hitung-hitung menghemat uang saku kalian"ucap ustadz Akram

Dan akhirnya Dania dan kedua sahabatnya pun ikut ke dalam mobil Akram saat ini Dania duduk di bangku depan bersama Akram sedangkan kedua sahabatnya itu di kursi tengah dan entahlah apa yang sedang mereka berdua bicarakan sedangkan Dania hanya terdiam dan memandangi jalanan kota

Tanpa Dania ketahui ustadz Akram selalu melirik kearahnya namun hanya sekejap dan ia langsung fokus membawa mobilnya. Mereka pun sampai dan tak lupa Dania dan kedua sahabatnya itu mengucapkan terima kasih kepada ustadz Akram sedangkan ustadz Akram hanya tersenyum lalu kembali menjalankan mobilnya

"Dan, aku ngerasa kalau ustadz Akram itu suka sama kamu deh"ucap Zahra

"Ya nggak mungkinlah halu ya kamu"ucap Dania langsung meninggalkan kedua sahabatnya

****

"Apa bang"ucap ustadz Akram yang saat ini tengah berada di kantor tempat ia bekerja

"Okeh aku pulang"ucap ustadz Akram

Akram pun bergegas pulang dan sesampainya di rumah ia langsung meminta penjelasan dari uminya sekaligus kakaknya

"Jadi apa yang umi rencanakan"ucap ustadz Akram

"Umi hanya ingin kamu menikah makanya umi jodohin kamu sama anak temennya umi"ucap umi Salamah

"Umi, Akram kan udah bilang sama umi kalau Akram gak mau di jodohkan"ucap ustadz Akram

"Umi, Akram itu udah punya target"ucap ustadz Alhaq

"Siapa"ucap umi Salamah

"Akram belum bisa kasih tau sami umi tapi kalau emang udah saatnya aku akan ngelamar dia umi"ucap Akram

"Baiklah umi akan tunggu itu semua"ucap umi Salamah dan langsung pergi ke dapur



Pelangi Di Atas MendungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang