🍁Pertemuan Zaky dan Akram🍁

163 10 2
                                    

Rahasia itu sedikit demi sedikit terungkap. Dan kenyataan tersebut bagaikan daun yang berguguran dari ranting pohon

***

Ustadzah kira melangkah pelan menuju kamarnya. Ia masih tak percaya dengan apa yang ia dengar dan ia lihat tadi. Kenyataan yang menjadi jawaban dari pertanyaan yang tertanam di pikiran seorang gadis yang bernama Dania.

Flashback on

Setelah kepergian orangtuanya Kira hanya terdiam tak mampu berkata apapun. Pernikahan dia dengan seseorang yang tak pernah ia kenal akan terjadi setelah tahun ajaran baru dan hal ini menjadi moment terakhirnya mengajar di pesantren ini.

Saat sedang sibuk ke dalam pikirannya ia melihat seseorang yang sangat dia kenal dan sudah lama ini telah mengundurkan diri dari pesantren tempat mereka mengajar bersama dia adalah Muhammad Zaky Ardiansyah kakak dari Adifa Dania Khanza yang baru saja ia ketahui kalau ustadz Zaky adalah kakak dari Dania.

Ustadz Zaky seperti sedang menunggu seseorang tapi siapa yang di tunggu oleh ustadz Zaky apa itu Dania? Ah, tidak mungkin ia pasti akan langsung ke pesantren apabila ia ingin menemui Dania toh semua orang sudah mengetahui kalau ustadz Zaky itu kakak kandung Dania.

Ustadzah kira terus saja memperhatikan gerak-gerik dari ustadz Zaky tak lama kemudian, pintu cafe berbunyi tanda seseorang masuk ke dalam cafe tersebut.

Ustadzah kira langsung menoleh ke arah pintu cafe dan mendapati ustadz Akram yang berdiri mencari keberadaan ustadz Zaky. Setelah itu ia melangkah ke arah ustadz Zaky.

Ustadzah kira memang duduk tak jauh dari ustadz Zaky dan ustadz Akram.

"Ada apa bang Zaky? Meminta saya untuk datang ke sini!"ucap ustadz Akram

"Ada hal yang ingin aku bicarakan perihal Dania."ucap ustadz Zaky

Sontak hal tersebut membuat ustadzah kira terkejut, tapi ia hanya akan diam ia ingin membantu Dania menemukan jawaban dari pertanyaan yang tertanam di pikiran Dania.

"Maksud kamu bang?"ucap ustadz Akram

"Aku ingin kamu segera lupain Dania!"ucap ustadz Zaky

Ustadzah kira terkejut mendengar pernyataan itu, dilihatnya ustadz Akram menahan emosinya.

"Bang, aku gak bisa lakukan apa yang Abang inginkan. Aku akan melamar Dania setelah wisuda."ucap ustadz Akram

"Batalkan semuanya, Dania tak akan menerima kamu itu percuma."ucap ustadz Zaky

"Maksud Abang?"ucap ustadz Akram

"Dania sudah memiliki seseorang dalam hatinya, dan itu telah lama ia pendam sendiri. Dan kemarin, cintanya telah terbalaskan."ucap ustadz Zaky

Sebenarnya ustadz Zaky berbohong mengenai hal ini. Ia tak mau ustadz Akram tahu kalau Dania akan pergi ke luar negeri untuk melanjutkan studinya di Harvard university.

"Aku gak akan menyerah bang, aku akan tetap menjadikan Dania itu sebagai istri saya lama kelamaan pasti cinta akan tumbuh di antara kita."ucap ustadz Akram

"Kamu sangat keras kepala. Aku tak akan tanggung jawab kalau ada sesuatu yang terjadi!"ucap ustadz Zaky

Ustadz Zaky pun pergi meninggalkan ustadz Akram, sedangkan ustadz Akram hanya diam di kursinya tanpa ingin beranjak dari tempat duduknya itu.

Ustadzah kira langsung pergi dari tempat itu untuk kembali ke pesantren. Ia sudah sangat terkejut mendengar pernyataan itu.

Flashback end

Ustadzah kira sedang berpikir bagaimana ia akan memberitahu Dania masalah seperti ini. Ia bingung, apakah ia harus memberitahu hal ini atau tidak tapi Dania harus tahu kenyataan ini. Ia pun bertekad akan memberitahu Dania keesokan hari.

***

Dania sudah menyiapkan segalanya, semua surat-surat yang di butuhkan telah ia siapkan. Dania tinggal berangkat saat hari H tiba.

Keluarga besar Dania telah mengetahui rencana Dania dari pamannya. Semua keluarga telah setuju, dengan keputusan yang diambil oleh Dania.

Hari ini ia berniat akan memberitahu sahabatnya tentang kepergiannya tiga minggu lagi.

"Kahla, Zahra kemana?."tanya Dania

"Dia lagi ke kantor ustadzah, palingan bentar lagi juga nyampe."ucap Kahla

Tak lama kemudian, Zahra datang dengan beberapa file di tangannya. Ia duduk di samping Kahla yang sibuk dengan laptopnya.

"Ada yang pengen aku bicarakan sama kalian."ujar Dania, Kahla dan Zahra pun menoleh kearah Dania.

"Ada apa Nia?."ucap Kahla

"Iya Nia, sepertinya ada sesuatu yang sangat serius?!"ucap Zahra

Dania menarik nafas panjang lalu membuangnya kasar. Ia melihat ke arah Kahla dan Zahra.

"Tiga minggu lagi, aku akan pergi ke Amerika Serikat."ucap Dania

"Apa, Amerika."teriak Kahla dan Zahra

"Iya, aku mau lanjutin studi aku di sana tepat Harvard university."ucap Dania

"Nia, di sana kamu mau tinggal sama siapa?."ucap Zahra

"Aku tinggal sama paman, bibi, dan kedua sepupuku."ucap Dania

"Apa kamu yakin Dania?"tanya Kahla

"Aku sangat yakin."ucap Dania

"Kami sebagai sahabat kamu hanya bisa mendukung semua keputusan kamu."ucap Kahla dan diangguki oleh Zahra.

Mereka bertiga pun berpelukan sangat lama, Kahla dan Zahra sebenarnya tak setuju dengan keputusan Dania tapi mereka tahu apa yang dilakukan oleh Dania adalah sesuatu yang baik untuk dirinya. Sebagai seorang sahabat mereka hanya bisa mendukung keputusan yang diambil oleh Dania.

****

Ustadz Akram pov

Aku tak mengerti dengan bang Zaky yang tiba-tiba saja tak menyetujui tentang hubungan yang akan aku bangun.

Dan dia mencari-cari alasan yang menurut aku adalah alasan sepele. Aku bingung akan melanjutkan rencana aku ini atau tidak.

Pasalnya bang Zaky terlihat sangat tidak setuju dengan keputusan yang aku buat. Aku melangkah menuju balkon kamarku tak sengaja aku melihat Dania sedang berada di taman tersebut.

Tapi ia sedang berbicara dengan seseorang lewat ponselnya. Aku terus saja memperhatikan dirinya. Dania selalu tersenyum kadang ia tertawa mendengar seseorang yang berbicara dari sebrang sana.

Apa mungkin laki-laki kemarin adalah orang yang selama ini bertahta di hatinya?

Aku terus berpikir dalam hatiku sendiri, hingga tak lama kemudian dia pergi dari tempat tersebut. Dan sekarang tinggallah aku sendiri.

Aku melihat suasana pesantren yang damai, tapi hatiku sama sekali tak pernah merasakan ketenangan. Aku lihat burung-burung berterbangan memenuhi langit yang mulai senja.

Ku lihat umi sedang duduk bersama dengan kakak, aku yakin mereka akan merencanakan perjodohan lagi untukku.

Dan aku sudah menyerah dengan pernyataan yang keluar dari ustadz Zaky yang memang tidak mendukung aku lagi tapi aku akan bertekad memberitahu Dania semua perasaanku kepadanya walaupun ia akan menolak hal ini.

Aku melihat ke arah umi lagi, aku selama ini selalu saja menolak keputusan yang umi ambil demi Dania. Tapi kali ini aku tak akan menolak lagi tapi sebelum itu aku akan menceritakan semuanya kepada umi perihal kenapa aku selalu menolak.


Pelangi Di Atas MendungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang