🍁 Surat Terakhir to Akhtar🍁

180 15 0
                                    

Aku tahu kisah kita begitu pilu karena dalam hal itu akulah sang aktor antagonisnya.

***

Hari ini adalah pertemuan ustadzah Kira dan Akthar. Akhtar telah sampai di cafe pelangi tempat yang pernah menjadi acara reuni teman-teman SMA. Dia memainkan ponselnya sambil menunggu ustadzah Kira datang.

Ustadzah Kira datang dan langsung duduk di hadapan Akhtar, Akthar yang merasa kalau di depannya ada seseorang langsung mendongakkan kepalanya.

"Eh, ustadzah."ucap Akhtar terkejut

"Kenapa thar?"tanya ustadzah Kira

"Tidak Ustadzah, Ustadzah mau bicara apa yah sama Akhtar kayanya penting banget sampai Akhtar harus datang menemui langsung."ucap Akhtar

Ustadzah Kira memberikan sebuah amplop berwarna merah kepada Akhtar dan Akhtar pun langsung membukanya walaupun Ustadzah Kira belum menyuruh Akthar untuk membukanya.

Dear Akhtar

Sebait kata aku tuliskan tentang kamu dan kisah kita
Kamu adalah sesuatu yang terjadi di masa itu
Kamu adalah warna dalam hidupku saat itu
Dan kamu adalah sang mentari yang mampu menghangatkan hatiku.

Tapi siapa sangka kamu memberikan aku duri
Tanpa kamu memberikan aku obatnya
Aku terluka saat itu
Aku jatuh dan hancur dalam waktu yang bersamaan

Aku mencoba melupakan kamu
Tapi rasa ini masih tetap sama walaupun luka itu sangatlah dalam.

1.095 hari aku mencoba melupakan nama kamu dalam hatiku tapi itu semua gagal hingga satu aku bertemu dengan seseorang yang membawaku perlahan pergi dalam hatimu.

Aku hanya ingin kita bersahabat seperti dahulu aku akan melupakan semua yang pernah terjadi. Saat aku datang lagi aku harap tak ada lagi kata cinta di antara kita kecuali rasa sayang seorang sahabat.

Adifa Dania Khanza

Akhtar terdiam dia tak mampu mengatakan apa-apa perkataan Dania membuatnya sadar kalau kepergian Dania itu dirinya dengan seseorang yang Dania rahasiakan dalam surat ini.

"Ustadzah, apakah selain aku ada seorang laki-laki yang menerima surat dari Dania ini?."tanya Akhtar

Ustadzah Kira terdiam, Akhtar tahu kalau ustadzah Kira menyembunyikan sesuatu darinya.

"Ada."ujar ustadzah Kira

"Siapa dia ustadzah?."tanya Akhtar

"Ustadz Akram."ucap ustadzah Kira

Akhtar pun langsung berdiri dan pergi dari cafe tersebut sedangkan ustadzah Kira melihat Akthar tak membawa suratnya ia pun mengambil surat tersebut dan membacanya dan betapa ia sangat terkejut bahwasanya Dania juga memiliki rasa yang sama dengan ustadz Akram.

Dan ustadzah Kira yakin kalau kepergian Dania itu karena kedua laki-laki itu yang secara bersamaan hadir di masanya saat ini hingga dia tak mengerti dengan apa yang dia rasakan dan bagaimana caranya agar menemukan jalannya.

***

Ustadz Akram sedang duduk di bangku taman yang tak jauh dari pesantren ia ingin menenangkan pikiran dirinya yang sangat kacau.

Tapi ia merasakan seseorang duduk di sampingnya, ia pun menoleh ke arah samping dan ia melihat seseorang yang ia lihat saat sidang skripsi Dania.

"Kamu ustadz Akram kan."tanya orang tersebut

"Iya saya Akram, ada perlu apa yah?."tanya ustadz Akram

"Saya Akhtar, alumni SMA di pesantren. Aku juga masa lalu dari Dania."ucap Akhtar

"Kamu masa lalu Dania, berarti kamu adalah seseorang yang selama ini_"ucap ustadz Akram terpotong oleh ucapan Akhtar

"Iya aku orangnya."ucap Akhtar

"Apa kamu tahu tentang kepergian Dania?."tanya ustadz Akram

"Aku tahu, tapi yang ku tahu keberangkatannya itu dua hari lagi tapi nyatanya dia mempercepat keberangkatan. Aku tahu aku salah karena aku memaksa dia menerima aku kembali dalam kisah cintanya."ucap Akhtar

"Kamu tak perlu menyalahkan diri kamu sendiri, aku juga terlibat dalam hal ini. Kita berdua sama-sama salah dan kita itu egois kepada Dania."ucap ustadz Akram

Keduanya saling terdiam dengan pikiran mereka masing-masing. Akthar masih menyalahkan dirinya karena hari itu kalau dia tak datang menemui Dania dan  meminta dia menjadi seseorang yang mengisi hatinya hal ini mungkin tak akan terjadi.

"Semoga ustadz Akram bahagia dengan pernikahan ustadz."ucap Akhtar

Ustadz Akram pun menoleh ke arah Akhtar dan ia tersenyum walaupun Akhtar tahu senyum itu adalah senyum keterpaksaan. Akhtar bangkit dari tempat duduknya lalu pergi menuju tempat yang selama ini menjadi tempatnya berkeluh kesah.

***

Ustadzah Kira pov

Sekarang yang ku lihat di mata kalian hanyalah kekosongan dan kesedihan, banyak sekali luka yang Dania tinggalkan untuk semua orang. Abi dan Umi juga merasakan sebuah kehilangan yang sangat mendalam walaupun ini hanya kehilangan sementara tapi sama saja keceriaan yang biasanya tercipta dengan kehadiran Dania tak akan pernah tergantikan.

Aku lihat ustadz Akram memang membuka hati untuk istrinya tapi aku biasa melihat ada kesedihan yang begitu mendalam yang terpancar dari kedua bola matanya yang bersinar. Aku juga melihat Caca yang sedang menangis di suatu malam dengan tangisan yang menyayat hati.

Aku tahu ustadz Akram memang menerimanya tapi sikap dinginnya terkadang muncul dan hal itu memicu Caca sedih. Caca sudah tahu kalau ustadz Akram hanya menerima dia sebagai istri tapi cinta ustadz Akram begitu lekat pada Dania.

Sebentar lagi libur kenaikan kelas itu artinya besok pagi aku akan resign dari pesantren, aku tahu ini akan menjadi kesedihan tersendiri bagi Abi dan Umi karena aku juga sama seperti Dania, seseorang yang selama ini dekat dengan Abi dan Umi.

Perlahan aku memasukkan semua pakaian dan barang-barang milikku ke koper milikku. Di kamar ini aku tinggal sendirian karena aku tak terlalu dekat dengan para ustadzah di sini.

Walaupun aku memang lulus dari sini tapi ada saja hal yang membuat aku merasa canggung terhadap mereka semua. Setelah aku kembali aku akan menemui keluarga besar calon suami ku dan setelah menikah nanti aku ingin mencari tahu keberadaan Dania tepatnya ada di mana dirinya saat ini.

Entah kenapa aku merasa akan ada sesuatu yang akan terjadi kepada Dania, tapi ini semoga hanya firasat aku saja.

Aku mengamati kegiatan para santri hari ini. Aku akan merindukan pesantren yang aku tempati sejak aku duduk di bangku sekolah menengah pertama sampai saat ini aku berumur 23 tahun tapi semua kenangan indah di pesantren ini tak akan pernah aku lupakan.

Aku mengambil kado yang di berikan oleh Dania saat ia juga memberikan ketiga surat itu untuk mereka. Aku tersenyum mengingat kebiasaan dan canda tawa Dania yang mampu mengisi kekosongan yang membelenggu aku setiap waktu.

Aku berharap kamu bahagia dengan jalan yang kamu pilih sendiri walaupun jalan tersebut telah menghancurkan semua perasaan orang terdekat kamu tapi aku tahu  perasaan kamu lebih hancur daripada perasaan kita semua.

Pelangi Di Atas MendungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang