Aku tahu ini adalah keputusan yang ku ambil sangat tergesa-gesa namun aku tak bisa terus berada dalam perjalanan cintaku yang tak tahu kemana arahnya dan kapan berakhirnya sebuah penantian.
***
Dania pov
Setelah pertemuan aku dengan ustadz Akram, aku bergegas menuju rumah umi dan akan membicarakan hal ini secepatnya.
Sesampainya di sana aku menceritakan keinginan aku untuk resign lebih awal. Awalnya umi tak menyetujui hal ini tapi Abi akhirnya angkat bicara dan mengizinkan keputusan yang aku ambil saat ini.
Namun tak lama dering telepon dari ponsel umi terdengar, umi pun segera mengangkatnya. Sedangkan aku mendengarkan Abi bercerita banyak hal.
Umi kembali dengan senyuman yang merekah di wajahnya yang sangat cantik.
"Abi, Akram menerima perjodohan ini. Dan ia ingin menikahi wanita itu minggu ini."ucap umi bahagia
"Kalau begitu siapkan segala sesuatunya sekarang juga."ucap Abi. Lalu umi pun langsung pergi karena saking senangnya sampai ia lupa kau aku masih ada di sini.
"Nak, Abi boleh minta sesuatu sama kamu?."tanya Abi
"Insya Allah Abi, Dania akan menuruti kemauan Abi."ucap ku
"Abi ingin kamu tetap berada di sini hingga acara pernikahan ustadz Akram selesai. Kamu mau kan?!"pinta Abi
"Insya Allah Abi, aku akan di sini sampai hari itu selesai."ucap ku
"Terima kasih yah nak,"ucap Abi senang, aku pun hanya membalas Abi dengan tersenyum.
Abi memang sayang sekali dengan ku. Aku tak bisa menolak setiap permintaannya Abi seperti ayah bagi ku walaupun kita bertemu saat aku sudah remaja tapi aku beruntung dapat mengenal Abi.
Aku berpamitan dengan Abi, aku sebenarnya sedih karena aku akan tetap bertahan di sini dengan keberadaan seseorang yang mencoba masuk dalam hatiku dan menggangu ketenangan diriku.
Hingga saat aku sampai di pintu aku tak bisa lagi menyembunyikan perasaan aku yang sangatlah kacau. Perlahan aku buka pintu tersebut dan mataku tak sengaja melihat seseorang yang sebenarnya tak pernah aku inginkan keberadaannya.
Ia tak melihat diriku tapi jika aku keluar dari pintu ini bisa di pastikan bahwa dia akan melihatku yang sedang menangis. Tapi aku tak perduli lagi hal itu aku pun langsung keluar dan menundukkan kepalaku sampai ia tak melihat keberadaan diriku.
***
Amanda pov
Aku terkejut mendengar kabar pernikahan adik ipar aku Akram. Aku tahu dia tak bisa menerima perjodohan ini tapi di sisi lain ia tahu ada sebuah alasan yang ia sembunyikan dari semua orang.
Hari ini aku menemuinya di rumah umi, kemarin aku berada di rumah orangtuaku jadi aku baru saja tahu tentang kabar ini semalam dari suamiku. Aku saat ini sedang berhadapan langsung dengannya, aku lihat kepiluan yang ada di matanya.
Ia menyimpan duka yang sangat mendalam di hatinya, aku berpikir apakah dia sudah tahu perihal kepergian Dania. Aku mencoba untuk membuka sebuah pembicaraan dengan dirinya.
"Ada sesuatu yang ingin kamu ceritakan?"tanyaku
Karena memang hanya aku yang selalu bisa membuat Akram buka suara dalam setiap masalah yang dihadapi oleh dirinya.
"Dania telah memutuskan segalanya. Dan dia menyuruhku untuk menjauhinya."ucap Akram dengan nada datar dan dinginnya.
"Aku tahu dia pasti akan mengatakan itu."ucap ku "maaf sebelumnya, sebenarnya kakak sudah tahu alasan apa yang dia miliki saat ia menolak ta'aruf dari seseorang dan orang itu adalah kamu."lanjut ku
"Kakak, aku tahu kisah ini akan berakhir pilu karena cinta yang aku miliki tak seharusnya aku berikan kepada seseorang yang jelas-jelas sudah menolak ku."ucap Akram
"Cinta bisa datang untuk siapa saja mungkin dengan adanya peristiwa ini ialah peringatan bagi kita agar selalu menjaga hati sampai waktunya tiba. Dania dia adalah gadis dengan prinsip yang sangat tinggi, dia gadis berpendidikan dan tak akan pernah berpikir menikah muda menjadi agenda untuknya melangkah lebih jauh."ucap ku
Akram hanya terdiam saja, aku tahu ini berat baginya tapi ia bukan laki-laki pengecut ia lebih memilih kebahagiaan orangtuanya daripada kebahagiaannya sendiri. Aku yakin Akram bisa melakukan hal ini dan segera mungkin melupakan cinta yang tumbuh di hatinya.
***
Hari ini adalah acara pernikahan ustadz Akram dengan seorang gadis bernama Izzatun Nisa, gadis itu menggunakan cadar berwarna putih sesuai dengan gaun dan kerudungnya. Entah kenapa Dania di suruh oleh umi untuk menemaninya sampai akad nikah telah selesai di laksanakan.
"Nama kamu siapa?"tanya gadis itu.
"Aku Adifa Dania Khanza, panggil saja aku Dania atau Nia."ucap Dania
"Aku Izzatun Nisa, panggil saja Caca."ucap Caca, Dania melihat bahwa gadis itu tersenyum dari matanya ia pun hanya membalas senyuman itu.
"Kamu udah lama yah di pesantren ini, soalnya aku lihat kamu akrab sekali dengan keluarga ndalem."ujar Caca
"Iya kebetulan aku sudah lama di pesantren, tapi besok pagi aku sudah resign kemungkinan malam ini aku pulang bersama dengan keluargaku."ucap Dania
"Secepat itukah?. Padahal aku baru saja mengenal kamu."ucap Caca.
"Iya aku akan wisuda minggu depan dan setelah itu aku akan pergi ke Amerika untuk menyelesaikan studi ku di sana."ucap Dania
"Oh ya selamat yah, kamu mau ke Amerika nanti kamu tinggal sama siapa di sana."ucap Caca
"Kebetulan aku akan tinggal di rumah paman ku. Jadi aku gak perlu khawatir paman yang selalu menjaga ku kemana saja."ucap Dania
"Oh ya, aku rasa kita satu angkatan deh."ucap Caca
"Masa sih."ujar Dania
"Kamu emang umur berapa?"tanya Caca
"Aku masuk lebih muda saat aku sd, jadi saat ini usiaku baru sembilan belas tahun karena aku lulus di usia ku yang ke tujuh belas tahun."ucap Dania
"Oh gitu ya, aku umur dua puluh satu. Kamu katanya mau lulus S1 tapi ko cuma tiga tahun"ucap Caca
"Berarti sama saja kaya teman-teman ku yang lain."ucap Dania "oh ya aku memang selesaiin kuliah ku lebih awal jadi aku sudah lulus di tahun ketiga aku berkuliah di sana."lanjut Dania.
***
Para tamu undangan sudah berbaris akan mengucapkan selamat untuk kedua pasangan pengantin baru tersebut. Dania dan keluarganya juga sudah berada di tempat ini, dan saat ini sedang berbicara dengan Abi dan umi karena hari ini aku akan pulang bersama dengan mereka.
Dania melihat ustadz Akram yang selalu melihat kearahnya bahkan ia tak perduli dengan Caca yang selalu melihat kearahnya dan mencoba mencari apa yang dilihat oleh suaminya itu.
Dania makin merasakan ketidaknyamanan dan hal itu membuat dia ingin segera pergi dari acara pernikahan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Di Atas Mendung
Teen FictionCinta pernah membuat aku lupa dengan apa yang harusnya aku jalani tapi dia membuatku sadar karena cinta tak harus memiliki dan bersatu