🍁 Gus Hafiz🍁

328 19 0
                                    

Pertemuan kita tak pernah kita rencanakan semuanya terjadi begitu saja dan aku sangat beruntung mendapatkan kamu wanita yang arif dan bijaksana.

***

Gus hafiz pov

Hari ini seperti janji ku kemarin, aku akan bertemu dengan keluarga kandung Dania. Sebenarnya aku tak yakin keluarga kandung Dania mau menerima aku sebagai menantu mereka namun, Dania selalu meyakinkan aku lewat pesan singkat yang ia kirimkan di pagi hari.

Saat ini aku sudah sampai di depan rumah keluarga Dania, aku sudah mengetahui secara dalam tentang keluarganya. Dengan satu tarikan nafas panjang aku mulai melangkahkan kakiku menuju pintu rumah yang bercat putih dengan interior eropa dan Indonesia yang sangat kental.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam, maaf cari siapa yah dek?"ucap seorang asisten rumah tangga

"Bisa bertemu dengan bapak H. Muhammad Fadli."tanyaku

"Oh bisa, silahkan masuk yah dek. Kebetulan bapak dan ibu sedang ada di rumah."ucap asisten rumah tangga itu

Aku pun masuk ke dalam rumah tersebut dan saat aku memasuki ruang tamu, mataku tak sengaja melihat sebuah foto yang memperlihatkan seorang gadis yang tengah tersenyum ke arah kamera dan tangannya memegang sebuah paper bag yang aku tak tahu isinya.

Aku juga melihat banyak foto masa kecilnya Dania sampai foto saat ini dan aku yakinkan bahwa foto terakhir yang aku lihat adalah foto yang di ambil saat ia mendapatkan gelar doktor.

Tak lama kemudian, seorang laki-laki paruh baya datang bersama dengan istrinya mereka adalah orangtua dari wanita yang sebentar lagi akan aku nikahi.

Mereka mempersilahkan aku untuk duduk kembali dan mereka pun duduk bersama di sebuah sofa yang pas untuk mereka berdua.

"Ada keperluan apa yah, sampai Adek datang langsung ke rumah saya?."tanya ayah Dania.

"Maaf sebelumnya pak, perkenalkan saya Hafizhan. Saya datang langsung dari jawa timur bermaksud untuk menyampaikan niat baik saya untuk melamar putri bapak sebagai istri saya."ucap ku, ku lihat kedua orangtuanya sempat terkejut.

"Apa kamu sudah membicarakan tentang ini kepada putri kita, masalahnya dia sedang tidak ada di rumah karena memang dia memutuskan untuk tetap tinggal di pesantren.

"Alhamdulillah, saya telah membicarakan semua itu dengan baik-baik dan keputusan Dania menginginkan saya terlebih dahulu berbicara dengan bapak dan ibu selaku orangtuanya."ucap ku.

"Kalau bapak sih terserah keputusan anaknya, kalau Dania memang menyetujuinya saya pun akan merestuinya iyakan Bu."ucap ayah Dania.

"Alhamdulillah, insya Allah nanti saya akan sampaikan berita baik ini ke Abi dan umi saya di rumah."ucap ku.

"Alhamdulillah, kalau begitu saya juga akan menyampaikan berita baik ini kepada seluruh pihak keluarga dan untuk prosesi lamaran lebih cepat lebih baik."ucap Ayah Dania.

"Insya Allah, setelah saya membicarakan hal ini saya akan menyiapkan segalanya untuk pernikahan saya dan setelah itu saya akan datang untuk melamarnya secara resmi."ucap ku.

"Oh ya sudah,"ucap Ayah Dania.

"Kalau begitu saya pamit terlebih dahulu pak,"ucap ku

"Oh ya nak hafiz."ucap Ayah Dania.

Aku pun menyalami kedua orangtuanya setelah itu aku pun pergi dari rumah Dania. Aku tak menyangka bahwa respon kedua orangtuanya sangatlah baik dan mereka sangat mendukung hubungan ini.

***

Dania pov

Aku tak pernah menyangka dia akan datang dan melamar ku tanpa tahu dan tanpa mengenal aku sebelumnya, parasnya sangat tampan dan rahangnya sangat kokoh membuat aku sempat tidak percaya siapa yang datang dan ingin menjadikan aku sebagai bidadari surganya.

Dia adalah Gus Hafiz, yang tak pernah aku tahu siapa dirinya dan tak pernah aku tahu keberadaannya, ia laki-laki yang sangat bertanggung jawab dan memutuskan segalanya secara dewasa.

Laki-laki yang pernah ada dalam mimpiku tak pernah aku sangka dia benar-benar akan datang saat ini juga dan dia adalah orang yang akan menyelamatkan hatiku dari kekecewaan yang sudah aku rasakan berkali-kali.

Tak pernah aku percaya dia sekarang berada tepat di depan mataku membawa kedua orangtuanya dan melamar aku secara langsung di hadapan banyak orang. Tak terasa air mataku mengalir begitu saja melihat ia berada di hadapan ku.

Papah ku memasangkan cincin pertunangan ke jemari tangan gus Hafiz, dan juga Umi gus Hafiz memasangkan cincin pertunangan itu ke jemari tanganku. Aku memeluk erat tubuh mamahku dan menangis di bahunya aku tak perduli bagaimana keadaan make up ku nanti.

Setelah itu gus Hafiz tersenyum ke arahku, beberapa hari lagi aku akan menjadi seorang istri dari laki-laki yang menjadi jawaban dari setiap doa-doa yang aku panjatkan setiap hari.

"Gue gak nyangka lo akan mendapatkan seorang laki-laki seperti gus Hafiz, gue bahagia kalau lo bahagia."ucap Anggun yang memang sengaja datang untuk melihat prosesi pertunangan ku.

"Aku juga tak pernah menyangka, akan mendapatkan dirinya."ucapku.

Prosesi pertunangan telah selesai di lakukan, pernikahan aku dan gus Hafiz tinggal menghitung hari dan aku juga akan di bawa oleh Gus Hafiz tinggal di pesantren milik keluarganya.

Gus Hafiz, oh tidak pernah aku bayangkan hal ini. Aku tak menyangka semuanya akan secepatnya terjadi.

***

Perasaan tak terbendung ia meledak dalam diriku yang menahan kebahagian tiada tara. Akhirnya perasaan yang sempat gugur berapa kali akhirnya terbalaskan oleh kebahagiaan yang tak pernah aku sangka.

Hari ini aku berdiri di depan cermin melihat diriku yang memakai gaun pengantin berwarna putih yang di desain khusus untuk pernikahan aku. Ku dengar ia mengucapkan akad nikah secara lancar dan hal itu membuatku menitikkan air mata kebahagiaan.

Tak pernah aku sangka kini ia berada di hadapanku, aku mencoba menyentuh tangannya dengan bergetar aku mencium punggung telapak tangannya setelah itu aku berdiri berhadapan dengan dirinya lagi sungguh jantung ini tak bisa aku kontrol ia berdegup kencang.

Dan saat ia melafalkan sebuah doa tepat di depan ubun-ubun kepala ku, hatiku berdesir dan menghangat begitu saja. Aku rasakan dahiku di kecup olehnya cukup lama dan hal itu mengundang banyak teriakan dari para tamu undangan yang merasa iri melihat kejadian itu.

Tangannya terus menggenggam tanganku dan sesekali matanya terus saja memperhatikan gerak-gerik diriku. Satu kata yang keluar dari kedua bibirnya 'cantik'. 

Aku merasa duniaku berbeda saat ini aku merasakan kebahagian setelah pernikahan itu memang benar-benar nyata dan aku merasakannya saat ini juga.

Jodoh memang tak pernah kita ketahui kapan ia datang dan dari mana asal usulnya. Semuanya terjadi begitu saja atas kehendak Allah SWT.

Semoga kebahagiaan ini akan selalu berada dalam diriku dan menyelimuti anak keturunanku nantinya.

Pelangi Di Atas MendungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang