🍁 Surat Perpisahan 🍁

172 16 0
                                    

Kau pergi karena sebuah rasa yang tumbuh di hati yang tak bisa kau mengerti apa perasaan yang selama ini kau miliki.

***

Ustadzah Kira saat ini tengah berada di kantor yayasan ia teringat akan pesan Dania yang harus ia berikan kepada ustadz Akram. Ustadzah Kira seharusnya sudah resign saat itu namun Umi menyuruh dirinya untuk tetap tinggal di pesantren sampai kenaikan kelas nanti.

Umi sebenarnya sangat sedih karena Dania yang sudah seperti anaknya sendiri pergi meninggalkan pesantren tapi Umi tak bisa berbuat apa-apa itu adalah keputusan dari Dania. Semalam ustadzah Kira di telepon oleh Dania dan Dania ingin berbicara dengan Umi dan dirinya.

"Umi, Nia sudah sampai di bandara. Nia minta doanya ya Umi."ucap Dania dari sebrang sana dengan menahan tangisnya tapi Umi yang sudah menangis terlebih dahulu.

"Bukannya keberangkatan kamu itu tiga hari lagi?."tanya ustadzah Kira.

"Papah mempercepat keberangkatan aku, harusnya aku juga berangkat tiga hari lagi tapi om dan papah sudah mempersiapkan segala sesuatunya dan aku berangkat dengan om menggunakan pesawat pribadi miliknya."ucap Dania

"Sayang kamu jaga kesehatan yah di sana jangan pernah tinggalkan sholat dan hafalan kamu."ucap Umi sambil menangis

"Iya Umi, Nia sayang sama Umi."ucap Dania

"Nia, kamu harus sering hubungi umi."ucap Umi

"Iya Umi, Nia akan sering hubungi Umi."ucap Dania

Setelah itu sambungan telepon dimatikan oleh Dania mungkin ia juga sedang menangis dari sebrang sana. Umi kembali ke kamarnya begitu pula dengan ustadzah Kira ia tak menyangka kalau Dania akan pergi secepat ini.

Ustadzah Kira menangis mengingat semalam pembicaraan dirinya dan Dania. Tanpa ustadzah Kira sadari ustadz Akram sudah datang dan duduk di depannya.

"Kamu baik-baik saja Kira?"tanya ustadz Akram

Ustadzah Kira mendongakkan kepalanya dan ia menggelengkan kepalanya lalu menghapus air mata yang ada di sudut matanya.

Ustadzah Kira mengambil sesuatu di dalam tasnya lalu memberikannya di atas meja. Sebuah amplop berwarna abu-abu dengan tanda tangan Dania yang berada di depannya.

"Ini surat dari Dania yang seharusnya aku berikan tiga hari lagi tapi hari ini aku akan berikan ini karena dia sudah pergi."ucap ustadzah Kira lalu pergi dari tempat itu.

Ia akan memberikan surat lagi kepada dua orang sahabatnya Dania yaitu Kahla dan Zahra. Dan yang terakhir adalah masa lalu Dania yang kembali surat terakhir untuk Akhtar.

****

Akram pov

Aku membuka sebuah surat yang ditulis oleh Dania untuk ku. Aku juga bingung kenapa dia mengirimkan surat semacam ini dan juga dia heran dengan Kira yang menangis sendiri di tempat ini.

Dear ustadz Akram

Aku adalah seorang pengecut yang lari dari sebuah perasaan yang selama ini ada untukmu

Hai ustadz Akram. Mungkin saat kamu membaca surat ini aku sudah pergi ke Amerika dan pasti kamu terkejut dengan isi surat ini. Nia akan jujur sama ustadz kalau sebenarnya Nia juga sudah lama suka dengan ustadz Akram.

Tapi ketahuilah ustadz, Nia tahu kalau kita tidak akan bisa bersatu Nia sudah merencanakan kepergian Nia jauh-jauh hari. Nia bukan hanya lari dari cintanya ustadz Akram untuk Nia tapi di sana Nia akan melanjutkan studinya Nia dan melupakan semua perasaan yang tumbuh di masa ini agar satu hari saat Nia kembali Nia tak akan mengungkit lagi masa lalu Nia.

Belajarlah mencintai istri ustadz Akram saat ini, aku melihat Caca sangat mencintai ustadz walaupun kalian tak pernah bertemu sebelumnya dan aku mohon lupakan semua masa lalu yang pernah terjadi di antara kita.

Nia seneng bisa ketemu dengan orang seperti ustadz Akram dan yang lain mereka sangat baik dan bahkan aku tidak bisa membalas kebaikan kalian.

Aku titipkan salam untuk Umi Salamah dan Caca yah. See you again.

From Adifa Dania Khanza.

Aku menutup surat itu, aku tak menyangka bahwa Dania juga mencintai aku. Air mata tak mampu aku bendung lagi aku menangis karena aku tak mampu dan dia juga sama tak bisa mengerti dengan perasaannya sendiri.

***

Kahla pov

"La, aku nemuin surat ini di depan pintu."ucap Zahra yang baru saja masuk. Aku pun hanya memandanginya.

Zahra membuka surat tersebut, dan ia berteriak membuat aku langsung menghampirinya. Aku juga terkejut saat aku melihat siapa yang mengirimkan surat ini.

Dear dua curut ku

Hai kalian semua maaf yah aku akan memberi tahu kalian semua kalau aku sudah pergi ke Amerika sorry yah kemarin aku gak bilang kalau keberangkatan aku ke Amerika di percepat dari yang seharusnya.

Aku minta kalian jalani hidup kalian dengan baik walaupun tanpa aku. Aku tak akan memberikan kabar tentang diriku sampai suatu hari saat aku telah siap dengan segala sesuatunya.

Aku akan kembali kepada kalian, nanti saat hari pernikahan kalian aku hanya bisa kasih hadiah kalian yang telah aku siapkan dan aku titipkan kepada bang Zaky.

Jaga diri kalian baik-baik yah, aku pergi....

See you again....

From Adifa Dania Khanza

Aku tak percaya hal ini Dania sudah pergi dan tak akan ada lagi kabar yang dia berikan. Aku dan Dania lebih dulu kenal sebelum Zahra bersama dengan kami.

Aku adalah sahabat yang paling dekat dengan Dania walaupun Zahra juga dekat tapi tak sedekat hubungan aku dan Dania. Zahra sudah menangis sedari tadi sedangkan aku masih tak percaya dengan keadaan ini.

Aku kehilangan tawanya, candanya dan keusilan dirinya yang kadang membuat ku kesal dengan dirinya. Air mata ku tak mampu aku tahan lagi aku menitikkan air mata tiada henti mengingat persahabatan yang aku jalani selama bertahun-tahun.

Kini terpisah oleh jarak yang sangat jauh. Zahra terdiam sambil menangis dan aku selalu memeluk foto yang aku ambil saat kita SMA.

****

Ustadzah Kira pov

Aku tak mampu menahan tangis ku ketika aku melihat mereka yang mendapatkan surat dari Dania yang tak pernah aku tahu isinya surat itu di tulis dan di berikan saat Dania akan resign dari pesantren.

Aku tahu Dania sangat terluka tapi apa yang membuat dia melakukan hal ini dan menyuruh mereka semua untuk melupakannya. Ini benar-benar hal yang aneh jika memang dia hanya akan pergi ke Amerika dan akan kembali ketika studinya berhasil tapi dia seakan-akan pergi jauh dan tak akan pernah kembali.

Aku bertekad akan menemukan alasan sebenarnya atas sikap yang seharusnya tidak terjadi. Masih ada satu surat yang belum aku berikan kepada Akhtar seseorang yang pernah menjadi masa lalu dari Dania.

Pelangi Di Atas MendungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang