Pelangi Di Atas Mendung

🍁Kemarahan dan Penyesalan Akhtar🍁

Menilai seseorang itu jangan hanya menilai sisi baiknya yang sering ditunjukan olehnya kepadamu karena kamu tak tahu bisa saja dia orang yang menginginkan kehancuran kamu namun dengan cara perlahan

****

"Perlu kamu tahu ya thar, Resya itu iri sama Dania dan kemarin dia sengaja bikin ustadzah salah paham sama Dania bahkan kalau Dania gak ngebela dirinya mungkin saat ini Dania yang dapet hukuman. Jebakan yang di buat Resya nyatanya Resya yang terjebak sendiri dengan ulah dia yang kurang ajar dia laporin hubungan kamu dan Dania dengan laporan yang tak sesuai dengan kenyataanya namun Dania punya bukti yang banyak dan kuat sehingga Resya sendiri yang malu akan perbuatannya"ucap Angga

"Gue gak percaya"ucap Akhtar

"Terserah kamu mau percaya atau tidak. Tapi seluruh anak pesantren tau kalau Resya adalah seorang pembohong dan puncak hukuman dia akan berakhir Minggu depan dan itu sekaligus sidang dengan para ustadz dan ustadzah"ucap Angga

"Dania itu pasti gak terima kalau gue ternyata cuma mainin perasaannya dan dia bales perbuatan gue dengan cara dia ngusik kehidupan cewek yang gue suka"ucap Akhtar

"Aku tahu siapa Dania lebih daripada kamu dan dia gak akan ngelakuin hal selicik ini demi cowok dan aku cukup kecewa dengan pernyataan yang kamu buat ini bahkan aku yakin Dania gak akan pernah maafin kamu kalau dia ngedenger semua ini"ucap Angga

"Aku udah denger"ucap seseorang di belakang mereka. Dan orang itu ialah Dania, Dania melangkah maju ke depan mendekati Angga, Akhtar dan juga kedua sahabatnya itu

"Nia kecewa sama kamu thar, setelah kamu coba permainkan Nia dan saat Nia mau maafin kamu ternyata ini fakta yang Nia dengar dari mulut kamu sendiri Nia benar-benar kecewa sama kamu dan masalah Nia munafik. Kamu gak tau Nia, siapa Nia dan apa yang ada di hati Nia kamu itu orang baru di kehidupan Nia yang melihat seseorang dari kecantikan alias cover tanpa mau melihat apa yang ada di dalamnya mulai sekarang jauhin Nia saat kamu sudah tau kebenarannya jangan kamu melihat Nia lagi karena itu adalah beban bagi Nia untuk melangkah lebih jauh lagi"ucap Dania lalu pergi meninggalkan Akhtar

"Gue gak nyangka seorang gadis telah menjadikan kamu beban thar padahal yang gue tahu gak ada cewek yang berani bilang kaya gitu ke lo"ucap Denis

"Dan satu lagi gue mau cerita sama Lo"ucap Zakir yang baru saja datang

"Sebenarnya gue yang udah kirim foto itu ke Angga dan gue yang nyuruh Angga supaya kirim foto itu di group"ucap Zakir. Akhtar menghembuskan nafas kasar kedua tangannya sudah mengepal kuat dan ia hendak memukul Zakir saat itu juga tapi di tahan oleh kedua sahabatnya

"Maksud lo ngelakuin itu buat apa Zakir, gue gak nyangka ternyata lo yang selama ini buat ke kacauan ini"ucap Akhtar

"Menurut gue apa yang lo lakuin kali ini benar-benar kurang ajar lo permainin dua orang teman yang saling menyayangi lalu lo membuat mereka seperti musuh dan tak saling mengenal. Gue gak mau lo bersikap seperti bajingan pengecut gue biarin lo buat perbaiki semua masalah yang buat dan masalah taruhan itu selamat lo emang menang tapi sayangnya lo harus ngehancurin persahabatan seseorang"ucap Zakir

"Dan satu lagi yang Lo harus tau gue udah lama suka sama Dania. Gue pikir kalian tau inisial ADK yang gue ucapkan saat itu tapi nyatanya kalian lupa dengan inisial itu dan kalian buat permainan dalam kehidupan Dania"ucap Zakir lalu pergi dari tempat itu bersama Angga

***

Akhtar pov

Gue gak nyangka dengan apa yang gue perbuat selama ini tapi gue selalu aja gak sadar saat gue ngelakuin ini semua gue udah nyakitin satu cewek dan memilih seseorang yang gue aja gak tau hatinya buat siapa gue gak ngerti jalan pikiran gue saat ini. Cinta buat gue lupa dengan semua ini

Satu persatu fakta terungkap tanpa gue mencari tahu seakan semua telah menjadi takdir dalam kehidupan yang gue alami hari demi hari dan gue malu saat gue harus berada di dekat Dania walaupun ia sangatlah dingin kepada gue tapi gue memaklumi hal itu karena ini semua terjadi atas perbuatan gue

Selama satu tahun ini tak ada pembicaraan di antara kita berdua kalaupun ada hanyalah hal yang penting saja setelah itu dia gak akan bicara lagi ke gue dan hubungan ini cukup miris bagi gue tapi gue sadar apa yang gue lakuin ke dia itu lebih bajingan

***

Dania POV

Selama satu tahun ini aku dan Akhtar sama-sama diam. Aku butuh waktu untuk semua yang pernah dia lakuin ke aku walaupun aku sudah maafin dia tapi perasaan kecewa dalam hati aku masih ada sampai saat ini dan bodohnya lagi perasaan ini masih sama untuknya walaupun aku coba untuk menghilangkannya tapi cinta yang pernah aku berikan untuk dia masih juga belum hilang dan itu membuatku semakin gencar melakukan semua kegiatan untuk menghilangkan perasaan ini sedikit demi sedikit

Aku tak terlalu perduli lagi padanya karena menurut ku cinta yang aku rasakan adalah sebuah rasa kekaguman yang ada pada diriku untuknya karena sesungguhnya cinta itu adalah cinta yang telah Allah berikan kepada hambanya yang mencintainya bukan cinta yang terjadi lewat mata lalu turun ke hati karena pada dasarnya cinta itu ada saat kita mencintai Allah SWT sang maha pencipta lagi maha penyayang dan pemilik cinta yang sesungguhnya

Aku tak pernah menyalahkan Akhtar atas semua ini tapi aku selalu menyalahkan diriku yang terlalu lemah jika berhadapan dengan kaum adam. Dan mulai saat ini aku akan memperbaiki semuanya walaupun aku harus mengalami kerapuhan saat di perjalanan nanti

***

Sedikit kerinduan untuknya yang pernah menjaga hati walaupun pada akhirnya akan tersakiti aku tak pernah menyalahkan tentang cinta yang ku alami hanya saja aku sadar cinta yang aku rasakan ini terjadi di saat yang tidak tepat dan ku rasa cinta yang ku alami ini sifatnya hanya sementara dan akan pergi ketika hati ini telah menemukan pemilik hati yang telah Allah SWT berikan untukku

***

Kejadian ini mengajarkan aku tentang banyak hal dan ia membuatku sadar kalau mencintai seseorang itu tidak akan abadi karena orang itu juga akan pergi tapi dengan kita mencintai Allah SWT pastilah Allah akan memberikan hal yang terbaik untuk hambanya yang mencintainya dengan sepenuh hati