Aku bahagia karena perjuangan yang selama ini aku jalani akhirnya berhasil
***
Hari ini Dania akan melaksanakan sidang skripsi, ini sangatlah membuat hatinya menjadi tak menentu apalagi setelah kemarin ia pingsan karena ia lupa makan seharian.
Dania terus saja melihat ke arah jam dinding yang ada di depan ruang dosen lima menit lagi ia akan di panggil untuk sidang skripsi miliknya. Tak lama kemudian, seorang wanita paruh baya keluar dari ruang dosen tersebut dan memanggil Dania untuk masuk ke dalam ruangan tersebut.
Hatinya seketika tegang namun ia terus saja berdoa agar semuanya bisa berjalan dengan lancar. Ia pun masuk ke dalam ruangan tersebut tak lupa ia mengucapkan lafadz basmallah untuk mengawali kegiatan yang akan ia lakukan hari ini.
***
Akram pov
Hari ini aku sangatlah senang karena dia akhirnya akan lulus dari kampusnya. Awalnya hari ini aku akan melamarnya tapi bang Zaky mencegah aku, dia bilang ada sesuatu yang akan ia ceritakan tentang Dania yang baru saja ia ketahui dari paman dan bibinya yang tinggal di dekat Harvard university.
Aku juga bingung, apa maksud dari bang Zaky dan akhir-akhir ini juga bang Zaky sepertinya melarang aku dekat dengan adiknya. Lusa bang Zaky akan menikah dengan wanita yang sebelumnya telah dijodohkan dengan aku.
Tapi aku tahu di antara kita berdua memang tak memiliki rasa satu sama lain makanya aku akhirnya membatalkan semuanya sebelum terlambat.
Aku melajukan mobilku menuju kampus yang menjadi tempat belajar dari Dania selama ini. Dania memang menyelesaikan kuliahnya dengan sangat cepat ia hanya tiga tahun ia menyelesaikan semua pendidikannya itu.
Mobilku sudah terparkir rapi di depan kampus dan aku sengaja menunggu dia keluar bersama dengan keluarganya. Satu jam aku menunggu, akhirnya aku lihat Dania keluar dengan keluarganya sambil tersenyum.
Aku yakin Dania telah dinyatakan berhasil di skripsi ini. Dan ia pasti sangat bangga karena usahanya selama ini tak pernah sia-sia. Namun saat aku ingin menghampiri Dania ada seseorang pria yang terlebih dahulu sudah berada di sana.
Aku agak mengenalnya, tapi aku lupa namanya. Tapi yang aku tahu dia itu alumni di pesantren Al-fatah. Dia membawa sebuah buket bunga palsu berukuran besar dan sebuah kado di tangannya.
Dania menerima kado tersebut sambil tersenyum. Tapi aku lihat matanya memancarkan kesedihan dan luka yang sangat mendalam tapi ia mampu menutupi hal tersebut.
Aku pun mengurungkan langkahku untuk menghampirinya. Aku segera masuk ke dalam mobil lalu segera pergi dari tempat itu.
***
Dania pov
Aku bahagia akhirnya aku dinyatakan lulus dari sidang skripsi ku. Saat aku keluar ternyata keluarga ku telah datang untuk mengucapkan selamat kepadaku.
Aku menerima semua hadiah dari kedua orangtuaku dan juga Abang kesayangan. Tak lupa kami berfoto ria setelah itu kita semua keluar dari gedung, tapi langkahku terhenti ketika aku baru saja keluar dari gedung tersebut. Di sana aku melihat seseorang yang selama ini hadir dalam hatiku tanpa ia mau pergi dariku walaupun ia telah menyakiti hati aku berulang kali.
Akthar, orang itu adalah Akhtar
Ia tersenyum kearahku dan keluarga ku. Ia menghampiriku dan memberikan aku sebuah buket yang cantik dan sangat besar dan tak lupa kado yang berada di tangannya.
Ia bersalaman dengan kedua orangtuaku dan mencium tangan mereka. Bang Zaky sangatlah mengenal Akhtar, sehingga tanpa ragu Akhtar langsung akrab dengan bang Zaky.
Tak lama kemudian, bang Zaky, papah dan juga mamah bergegas untuk pulang karena ada meeting yang tak bisa mereka tinggalkan. Sehingga saat ini mau tak mau aku akan pulang bersama dengan Akhtar yang memang sengaja datang untuk mengucapkan selamat kepadaku
Akthar pun mengantarkan aku untuk kembali ke pesantren aku akan tinggal di pesantren sampai aku wisuda nanti setelah itu aku akan pergi.
Di dalam mobil Aku hanya diam dan Akhtar fokus mengemudikan mobil. Sesekali ku lihat Akhtar melihat ke arah ku namun saat aku tatap balik wajahnya. Ia malah membuang muka.
"Bagaimana kabarmu Dania?"tanya Akhtar
"Aku baik-baik saja. Kalau kamu?"ucapku agar suasana lebih tenang .
"Aku baik. Tapi tidak dengan hatiku"ucap Akhtar. Aku terdiam mendengar kalimat yang tadi keluar dari mulutnya.
"Ah, sudahlah lupakan. Aku baik-baik saja Dania."ucap Akthar
"Aku kira kamu kenapa."ucap Dania sambil mengulas senyum di wajahnya.
"Bagaimana perasaan kamu tadi saat sidang skripsi. Aku bangga sama kamu lulus hanya dalam waktu tiga tahun saja."ucap Akthar.
"Ah, itu hanya biasa saja. Tapi maaf yah nanti aku gak bisa datang saat kamu wisuda nanti."ucapku
"Secepat itukah kamu ingin pergi Dan, apa kamu sudah membicarakan hal ini dengan keluarga kamu dan juga sahabat-sahabat kamu."ucap Akthar.
Akthar memang tahu tentang Dania yang akan melanjutkan studinya ke luar negeri. Karena saat mereka dekat Dania sering bercerita tentang keinginannya untuk melanjutkan studinya.
"Aku tak bisa menundanya lagi. Satu bulan lagi aku wisuda dan setelah itu aku akan pergi, aku harap sih sebelum aku pergi aku bisa berkumpul dengan teman-teman SMA."ucapku. Akhtar mendesah pelan lalu ia melihatku dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
"Aku akan berusaha menghubungi mereka semua demi kamu. Nanti aku yang akan siapkan tempat dan kapan kita akan berkumpul."ucap Akthar. Aku bahagia, mataku berbinar dan senyumku merekah seperti bunga mawar yang baru saja mekar di pagi hari.
Akhtar tersenyum ke arahku, tanpa terasa aku telah sampai di lingkungan pesantren aku langsung turun dari mobilnya tapi aku tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Akhtar.
Akhtar pun menjawab perkataan aku dengan senyum manis khas miliknya. Aku sedikit tertegun dengan perilakunya akhir-akhir ini ia sangatlah menunjukkan sikap romantisnya kepadaku.
Aku tahu kalau ini salah karena jika Resya tahu kalau sekarang aku dan Akhtar kembali dekat. Aku tak tahu lagi bagaimana perasaan Resya.
Aku bahagia sekaligus sedih karena memang kebahagiaan yang aku rasakan selalu berada di atas kesedihan aku sendiri ataupun orang lain.
***
Dania baru saja sampai di kamarnya. Ia melepaskan lelah karena kegiatannya yang sekarang mulai sibuk bahkan Dania sering kali, tak melaksanakan tugasnya di pesantren dan menyuruh seseorang untuk menggantikannya sementara waktu.
Dania masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia tak melihat keberadaan kedua sahabatnya mungkin karena ia pulang saat jam makan siang dan semua santri baik ustadzah maupun pengurus sedang makan di dapur pesantren.
Setelah mandi ia melaksanakan sholat dzuhur terlebih dahulu lalu setelah itu ia berbaring di atas kasur milikinya hingga akhirnya ia terlelap karena lelah.
Kahla dan Zahra masuk ke dalam kamar, mendapati Dania yang sudah pulang namun ia tertidur membuat Kahla dan Zahra tak tega untuk membangunkannya. Ia juga la dan Zahra telah membawa makan untuk dana karena mereka tahu Dania belum makan apapun dari tadi pagi.
Kahla dan Zahra meletakkan makanan tersebut di atas meja belajar lalu mereka pergi untuk melakukan kegiatan mereka yang sempat tertunda karena waktu sholat dan juga istirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Di Atas Mendung
Novela JuvenilCinta pernah membuat aku lupa dengan apa yang harusnya aku jalani tapi dia membuatku sadar karena cinta tak harus memiliki dan bersatu