Sekejap nanti kebahagiaan akan tercipta dengan sendirinya tanpa kita sadari.
***
Senyum itu berbeda kali ini, senyum itu sangat merekah bagaikan bunga yang baru saja mekar di pagi hari. Senyum itu terasa lebih hangat bagaikan sinar matahari di pagi hari. Akhirnya tumbuhan yang layu berkali-kali sekarang tumbuh dan membuat bunga-bunga yang cantik bermekaran.
Dania merasa sangat lega saat semuanya berangsur-angsur membaik membuat bunga baru yang siap di nikmati keindahannya, Dania sudah berjanji kepada dirinya sendiri bahwa ia akan siap menghadapi apa yang akan terjadi entah itu hari ini, esok ataupun kedepannya.
Beberapa hari lagi akan di adakan acara ta'aruf yang akan di lakukan oleh ustadz Akram dan ustadzah Syifa. Dan hal ini sedang menjadi trending topik di kalangan para santri karena memang mereka terlihat sangat serasi apabila sedang mengurus putra dari ustadz Akram sendiri.
Aku tak pernah merasakan ketenangan seperti ini mungkin karena waktu itu cinta yang dirasakan masih melekat di antara kita, dan tanpa aku sadari aku telah membuat seseorang terluka.
Kini aku mulai memperbaiki semuanya dari awal cinta itu harus hadir di antara mereka dan itu tanpa kehadiran aku di dalam lubuk hati sana.
Aku tak ingin ada lagi yang terluka baik diriku maupun orang lain aku tak ingin membuat api yang akan membakar segalanya.
Biarkanlah semua mengalir seperti air sungai yang mengalir sampai kelautan dan saat sampai di sana dia akan tenang walaupun dia berdampingan dengan air laut yang asin.
Cintaku memang tak terbalaskan, tapi apa cinta itu harus bersatu? Tidak kan.
Aku yakin bahwa satu saat nanti akan ada seseorang yang mampu membawaku merasakan apa itu cinta yang sesungguhnya dan mampu membimbingku dengan penuh kasih sayang.
Saat ini aku memang merasakan sakit tapi jika aku tetap mengikuti kemauan yang ada dalam diriku, aku akan terjebak dalam lubang yang sangat dalam dan aku tak tahu bagaimana cara agar aku keluar dari dalam sana.
****
Umi Jihan sedang memperhatikan Dania dari kejauhan ia sudah mengetahui keputusan yang diambil oleh Dania dan umi Jihan mengerti dengan keputusan Dania ia sudah berjanji hanya akan mendukung tanpa ikut campur dengan keputusan yang diambil oleh Dania.
Begitu pula dengan Abi, beberapa anggota keluarga mengetahui hal ini karena memang ustadz Akram pernah menceritakan keinginan dirinya untuk melamar Dania dan tak ada yang melarang hal tersebut hanya saja keputusannya ada pada Dania yang menerima atau tidak.
"Ning, kata umi Ning di suruh ke ndalem karena ada tamu yang sudah menunggu Ning."ucap mbak santri.
"Iya, nanti saya akan segera ke sana."ucap Dania.
"Baik Ning, kalau begitu saya pamit terlebih dahulu Ning."ucap mbak santri.
"Iya mbak"kata Dania, lalu mbak santri itu pergi menuju asrama putri.
****
Seorang pemuda menatap tanah kelahirannya yang ia tinggalkan enam tahun lalu semuanya terasa berubah, lamanya ia menempuh pendidikan di negeri Padang pasir membuat dirinya lupa dengan keadaan tanah kelahirannya.
Ia bergegas menuju salah satu cafe untuk duduk dan beristirahat sambil menunggu seseorang yang sudah di tugaskan menjemputnya.
Lima belas menit kemudian seorang santri menghampiri dirinya.
"Assalamu'alaikum, apa benar ini Gus Hafizhan?"tanya santri tersebut.
"Wa'alaikumsalam, iya saya Hafiz. Ini kang Andi yah."ucap gus Hafiz.
"Iya gus,"ucap kang Andi
"Ayo kang, kita segera pulang Abi dan umi sudah menunggu saya katanya ada yang ingin dibicarakan."ucap gus Hafiz.
"Iya gus."ucap kang Andi.
Gus Hafiz dan kang Andi pun segera bergegas menuju parkiran dan segera pulang.
Aku tak tahu apa yang akan terjadi nanti hanya saja yang aku ingat perkataan umi waktu itu perihal perjodohan yang akan umi lakukan padaku.
***
"Siapa gadis itu?"tanya gus Hafiz saat semuanya telah berkumpul dan membicarakan perihal perjodohan itu, wajahnya tetap tenang dan menampilkan senyum hangat.
"Namanya Adifa Dania Khanza, anak dari seorang pengusaha sukses namun beberapa bulan ini dia di angkat menjadi anak seorang kiai dari pesantrennya dulu dia sudah lulus S3 di Harvard university dalam waktu tiga tahun karena dia sempat kuliah di Indonesia sampai ia lulus S1 namun saat melanjutkan S2 ia memutuskan untuk pergi ke Amerika. Dia pernah mengalami amesia tapi setelah ia pulang dan tinggal di pesantren ingatannya akhirnya kembali."jelas Uminya.
"Bisakah Hafiz bertemu terlebih dahulu dengan gadis itu?"ucap gus Hafiz.
"Insya Allah Abi dan Umi akan mempertemukan kalian nanti."kata Abi.
"Hafiz, ikut kata Umi dan Abi saja. Karena hafiz tahu pilihan kalian adalah yang terbaik untuk hafiz."ucap gus Hafiz.
Abi dan Umi tersenyum melihat putra mereka yang tumbuh menjadi seseorang yang tak pernah membantah keinginan orangtuanya.
****
Dania masuk ke ndalem dan melihat siapa tamu yang di maksudkan dan ia melihat keluarga dari salah satu pesantren terbesar di Jawa timur dan itu adalah suatu kebanggaan bagi keluarga ndalem bisa menjamu keluarga tersebut.
"Assalamu'alaikum,"ucap Dania saat ia masuk ke ruang tamu semua orang langsung tertuju kepadanya Dania hanya menundukkan pandangannya tak berani menatap wajah mereka satu persatu karena ia juga melihat seorang Ikhwan ada di sana.
"Wa'alaikumsalam."ucap semua orang.
"Sini Dania duduk di samping Umi,"ucap umi Jihan, Dania pun duduk di samping Umi Jihan.
"Ini ibu nyai, putri angkat saya Ning Difa."ucap Umi Jihan.
"Oh Niki toh, cantik. Ya kan fiz?"ucap ibu nyai sambil menyenggol lengan hafiz yang tertutupi oleh kemeja panjang berwarna hitam. Kulitnya yang putih bersih dan perawakannya yang kekar membuatnya tampak sangat berwibawa dan juga gagah.
"Umi,"ucap gus Hafiz.
"Nak, Niki Gus Hafiz meriki ayun ngelamar cah ayu, dadi bojone"ucap ibu nyai. Dania tampak sangat terkejut walaupun ia juga sebenarnya tahu kalau ia akan di lamar oleh seseorang dari umi Jihan tapi ia tak menyangka akan secepat ini.
Dan wajah itu tidak asing bagi Dania karena ia sempat melihat laki-laki itu dalam mimpinya. Apakah ini pertanda bahwa cinta mereka akan bersemai dan tumbuh di hati mereka masing-masing.
"Keputusan semuanya ada pada diri kamu Nia,"bisik umi Jihan tepat di telinganya.
Dania menatap wajah itu kembali dan tanpa ia sadari ia menganggukkan kepalanya dan hal itu membuat semua orang tampak bingung, Dania akhirnya sadar dan ia segera angkat bicara.
"Insya Allah, saya akan menerima perjodohan ini dan saya siap menikah dengan Gus hafiz. Namun, saya juga menginginkan Gus hafiz bertemu terlebih dahulu dengan orangtuaku dan mengutarakan semua keinginan Gus hafiz terhadapku."ucap Dania dengan tenang. Gus hafiz menatap Dania sebentar dan ia melihat wanita itu memang sangat bijaksana dan juga berwibawa setiap keputusan yang dia ambil ia selalu memikirkan bagaimana kedepannya bukan untuk dirinya sendiri tapi untuk orang lain.
"Saya siap dan saya akan pergi ke Jakarta untuk menemui kedua orangtuamu."ucap Gus hafiz singkat.
Semua orang tersenyum karena keduanya memiliki keputusan yang diambil dengan melihat bagaimana kedepannya.
Cinta akan bersemai dan akan menjadi cerita baru dalam dunia mereka walaupun mereka baru saja saling mengenal tapi cinta akan tumbuh dengan berjalannya waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Di Atas Mendung
Teen FictionCinta pernah membuat aku lupa dengan apa yang harusnya aku jalani tapi dia membuatku sadar karena cinta tak harus memiliki dan bersatu