🍁 Merelakan🍁

196 12 0
                                    

Lepaskan dan hilangkan semua perasaan itu dan mulailah kamu mencintai dirinya dan menjadi seseorang yang sangat menyayangi dirinya sebelum kamu terlambat untuk melakukannya.

***

Akhtar kembali ke Indonesia mengikuti Dania, ia tak perduli dengan perasaan istrinya yang terpenting ia ada selalu di samping Dania. Akhtar memutuskan tinggal di tempat neneknya bersama dengan istrinya karena bagaimanapun ia akan tetap bertanggung jawab kepada istrinya itu sebelum ia akhirnya akan memutuskan untuk bercerai.

"Mas, mau di buatkan apa untuk sarapan."ucap Silvia

"Tolong buatkan saya kopi dan jangan lupa tari kue kering dan roti saja. Hari ini saya tak ingin makanan yang berat cukup itu saja."ucap Akhtar

Silvia mengerti dan ia pun langsung pergi untuk membuatkan apa yang diinginkan oleh Akhtar. Silvia sebenarnya sedih karena selama ini tak pernah ada kata cinta di antara dirinya dan Akhtar bahkan Akhtar juga tak pernah menyentuhnya sama sekali.

Secangkir kopi, beberapa kue kering yang tertata rapih di atas piring dan juga roti tawar yang telah ia olesi dengan selai kacang kesukaan Akhtar telah siap ia pun segera membawanya ke kamar karena Akhtar pasti sudah menunggu dirinya.

"Mas, ini sarapannya."ucap Silvia

"Taruh saja di atas meja."ucap Akhtar dengan dingin.

Silvia mengerti lalu ia juga kembali ke kamarnya yang berada tepat di samping kamar Akhtar ia sedih dengan sikap Akhtar yang masih saja dingin kepadanya.

Rasanya saat ini Silvia ingin sekali pergi dari rumah ini namun, ia tak mengenal daerah ini karena untuk pertama kalinya ia datang dan tinggal di tempat ini. Indonesia sangatlah luas hingga ia tak tahu banyak tentang daerah sini selama ini ia tinggal di Korea Selatan.

Daerah ini tenang dan sejuk bahkan jauh dari suasana perkotaan yang padat penduduk. Silvia menikmati waktunya untuk berjalan-jalan di sekitar rumah ini. Bagi Silvia berbaur dengan masyarakat bukan suatu yang sulit karena dia sendiri adalah seorang relawan yang aktif di masyarakat.

Akhtar juga sudah pergi saat ia sudah menghabiskan sarapan pagi miliknya.

"Neng, dari mana."tanya ibu-ibu saat ia sampai di warung kopi yang tak jauh dari rumahnya.

"Saya istrinya Akhtar Bu,"ucap Silvia.

"Istrinya Akhtar? Perasaan waktu itu den Akthar suka sama Ning Difa anak angkatnya kiai Zein. Ah, mungkin belum jodoh kali yah."ucap ibu-ibu itu. Silvia terdiam ia bingung dengan perkataan ibu-ibu itu dan kenyataan baru bahwa ada dua wanita dalam hidup laki-laki yang saat ini adalah suaminya.

"Ibu, bisa gak cerita tentang Ning Difa.?"ucap Silvia.

"Iya tentu neng."ucap ibu-ibu itu

Silvia duduk di kursi kayu yang ada di warung tersebut lalu ibu-ibu tadi membawakan dirinya secangkir teh hangat.

"Ning Difa, itu sebenarnya dulunya hanya santri biasa di pesantren itu namun, setelah ia kembali dari Amerika kiai Zein menyuruh dirinya untuk tinggal di pesantren dan menjadi anak angkat mereka karena memang kiai Zein tak memiliki anak perempuan. Nama lengkap Ning Difa itu Adifa Dania Khanza."ucap ibu-ibu itu

Bagaikan petir yang menyambar ke dalam hati semuanya seakan berhenti kenyataannya Ning Difa itu adalah Dania gadis berparas cantik dan imut yang sampai saat ini adalah pemilik hati dari suaminya.

" Neng kenapa?"tanya ibu-ibu itu saat melihat Silvia yang terdiam.

"Tak apa-apa Bu, silahkan ibu lanjutkan ceritanya."ucap Silvia.

Pelangi Di Atas MendungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang