Yuna tengah makan malam bersama keluarganya, sang ayah sudah pulang dari luar kota tadi siang.
"Yah tau ga tadi pagi yuna diturunin di tengah jalan sama ryan"
Waduhh pake ngadu segala lagi. Batin ryan
"Astagfiraullah ryan kamu tega nurunin kakak kamu di tengah jalan?" tanya frans kaget.
"Maaf yah..." ucap ryan menunduk, ia melirik yuna seolah berkata 'awas lo!" yuna hanya meleletkan lidahnya, yuna tertawa puas dalam hatinya.
"Kan ayah bilang harus saling berbagi, ayah potong uang jajan kamu satu minggu!"
"Lho kok ayah gitu sihh...ibu bantu ryan dong"
"Ibu diem karena, ibu tau kamu salah ryan" ucap sang ibu.
"Itu hukuman buat lo" ucap yuna sambil menahan tawanya.
"Ahh lo si pake ngadu segala, licik lo" kesal ryan.
"Lo yang licik, kalo aja tadi ga ada juna gue ga bisa berangkat sekolah!" ucap yuna dengan nada sedikit meninggi.
"Udah-udah makan lagi cepet" lerai frans menengahi pertengkaran kecil yuna dan ryan.
"Yuna udah selesai, yuna mau ke kamar!" pamit yuna dengan nada kesal, mendorong sedikit kasar kursi yang ia tempati lalu pergi menuju kamarnya dengan perasaan dongkol.
Sesampai yuna di kamar.
"Ada aja yang bikin mood ancur, heran gue kenapa sii ga bisa dapet ketenangan?" sangking sebalnya yuna sampai membanting keras pintu kamarnya, lalu berjalan keluar balkon.
Namun tiba-tiba saja ada lantunan gitar yang berasal dari kamar sampingnya, siapa lagi kalau bukan juna, juna duduk di kursi sambil memainkan gitar.
Yuna bisa melihat juna memetik senar jarinya sengat lihai menari nari di atas senar gitar tersebut, sungguh membuat yuna terpikat dalam sekejap.
"Juna lo bisa main gita?" tanya yuna saat juna telah menyelesaikan permainan gitarnya.
"Ehh jadi dari tadi lo dengerin gue main gitar?" tanya juna kaget, berdiri lalu menghampiri sisi pojok pembatas balkonnya agar lebih dekat dengan keberadaan yuna.
"Iya gue dengerin, enak banget sumpahan" puji yuna.
"Gue tau udah jangan telalu berlebihan nanti ngefans sama gue kan jadi repot" sombong juna.
"Nyesel gue muji lo" yuna memutar bola matanya malas, juna hanya terkekeh melihat reaksi yuna.
"Ehh lo mau ga ikutan nyumbang bakat di acara ulang tahun sekolah minggu depan ga?" juna mengernyitkan dahinya, seolah meminta penjelasan lebih.
"Jadi gini minggu depan tuh ada acara ulang tahun sekolah kita, nah perkelas di suruh nyumbangin minimal 2 orang perwakilan kelas buat nampilin bakatnya, gue di suruh nyanyi gimana kalo kita kolab?" penjelasan sekaligus tawaran yuna.
"Maksut lo gue main gitar terus lo nyanyi gitu?""Iya, mau ga?"
"Boleh juga" jawaban juna membuat yuna tersenyum.
"Besok mulai latihan ya"
"Latihannya mau di mana?"
"Kita punya banyak waktu,di sekolah kan ada ruang musik kita bisa latihan di sana, terus di rumah lo atau gue juga bisa kok, deal?"
"Okay deal"
"Bagus, bentar gue kabarin anak-anak dulu" ucap yuna sambil membuka ponselnya.
Setelahnya yuna hanya asik dengan ponselnya dan juna larut dalam fikirannya Membuat keadaan menjadi hening seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dimple Girl (THE END)
Genç KurguKisah ayuna dan juna Berawal dari pertemuan yang tidak di sengaja, karena rumah mereka yang bertetanggan alhasil mereka berteman sangat baik hingga berujung dengan sebuah ikatan saling memiliki namun cinta mereka harus di uji dengan kehadiran cinta...