35

3 1 0
                                    

Di istirahat pertama anna mengajak yuna untuk melihat pertandingan bola basket antara kelasnya dan kelas lain, pertandingan ini sungguh mengejutkan untuk yuna karena juna juga ikut bermain.

Ternyata pria itu sangat jago memainkan bola bulat berwarna oren  tersebut, keringat yang tidak berhenti mengucur di pelipisnya membuat juna jadi terlihat tampan dan seksi menurut ayuna.

Entah perasaannya saja atau memang benar, ia merasa sepertinya juna sering mencuri-curi pandangan ke arahnya. Tapi ya sudahlah mungkin itu hanya perasaan yuna, tapi jika benar biarkan saja itu hak juna untuk melihatnya ataupun tidak karena mata itu milik juna.

Juna memasukan bola tersebut untuk yang ke tiga kalinya, pria yang memiliki tinggi badan sekitar 191 atau 192 itu terlihat mempesona di tengah lapang sana, meskipun berkeringat tapi itu tidak menghalangi ketampananya.

Bahkan banyak sekali sekarang yang menjadi fans-fans juna, jika dulu aril lah yang berada di posisi itu, maka sekarang juna lah yang menggantikannya.

Pertandingan berakhir seri, juna menepi untuk mendudukan dirinya.

Tiba-tiba semua mata tertuju pada satu prempuan yang datang menghampiri juna, anna dan yuna terkejut melihat itu.

Itu wanita yang sama seperti di hari minggu pagi dan kemarin malam...

Batin yuna, wanita itu datang memberikan minum untuk juna dan mengelap keringatnya dengan sapu tangan. Banyak pasangan mata yang mengomentarinya, terutama fans-fans juna yang iri dengan kedekatan dua lawan jenis tersebut.

Wanita itu datang dengan pakaian biasa dan tidak berseragam, itu berarti wanita itu bukan murid sekolah ini, lalu siapa? Apakah saudara juna, atau kakak juna setahunya kaka juna ya cuman satu yaitu almarhumah samuel.

"Yun, itu juna sama gwen kan?" pertanyaan itu membuat yuna menatap anna.

"Tau dari mana lo?"

Dengan pandangan yang masih tertuju pada juna dan wanita itu di sana, anna melihatkan layar ponselnya yang terdapat foto juna dengan wanita yang sama seperti sosok yang berada di samping juna sekarang.

'Jadi wanita itu adalah gwen, seseorang dari masa lalu juna yang pergi dua tahun yang lalu?" batin yuna

Yuna merasakan sesuatu hawa yang panas, mungkin karena cuaca jadi hatinya pun ikut panas. Tanpa anna sadari ternyata yuna sudah pergi dari tempatnya.

"Yun, gue liatin dari tadi juna ngeliatin lo terus tau ga."

Saat tak mendengar ada jawaban, anna melirik pada tempat yuna. "Yuna, lo ke mana." anna mencari keberadaan yuna yang ternyata sudah pergi. "Sue tu anak! Ayuna tunggu!!" anna berlari mengejar keberadaan yuna.

Juna pov

Hari ini pada jam istirahat aku ada tanding basket bersama kelas sebelah,  ya aku sengaja ikut regu basket, karena bermain basket adalah salah satu hobiku. Sungguh aku tak menyangka kalau yuna datang dan menontonku di sana bersama anna, sesekali aku meliriknya, sungguh aku sangat merindukannya.

Aku tidak bisa melakukan apapun ketika berada di dekatnya, rasanya aku ingin meminta maaf atas sikapku tapi kenapa itu sangat sulit, aku tau aku bersalah pasti yuna sakit hati dengan sikapku tapi aku belum ada keberanian untuk mendekatinya.

Semalam aku pergi mekan malam bersama kekuargaku dan bertepatan dengan itu ternyata gwen juga ada di sana, jadi gwen bergabung dengan keluargaku, mamaku dan gwen tidak se-akrab dulu saat aku masih menjalin hubungan dengannya, tapi gwen dan papaku sangat akrab mereka berbincang banyak dan kadang tertawa karena lelucon mereka hingga mama merasa terabaikan.

Saat makan malam berakhir papa memintaku untuk mengantarkan gwen pulang, meskipun aku tidak mau tapi sebagai lelaki aku tidak akan membiarkan wanita pulang malam di tengah larut malam, jadi dengan terpaksa aku mengantarnya pulang di tengah jalan tiba-tiba gwen menggandeng lenganku, dan ku rasa aku tidak keberatan dengan itu.

Di dalam mobil, tiba-tiba saja gwen mempertanyakan bagaimana kabarku, dan dia meminta maaf tak lupa memberikan alasan kenapa dia meninggalkanku saat itu. Pertanyaann yang terakhir adalah pertanyaan yang ingin sekali ku hindari, dan jika tidak di jawab maka ini semua tidak akan berakhir bisa saja gwen akan terus berharap padanya.

Jawabanku membuat gwen meneteskan air mata, aku menghentikan mobil di tepi jalan dan berusaha menenangkan gwen, aku mencoba menjelaskan semua kepada gwen bahwa hatiku bukan lagi miliknya, bahwa saat ini keadaanya sudah berbeda, gwen juga harus bisa mengerti dan menerima ini semua.

Akhirnya setelah tiga puluh menit gwen mau untuk berbicara dan ku rasa perasaanya sudah membaik, dan dia bilang akan berusaha menerima ini semua.

Aku dan dirinya masih bisa menjadi teman baik, dan dia pun pasrah saja meskipun aku tau ini pasti berat untuknya.

Saat selesai bermain basket aku menepi untuk beristirahat, tapi semuanya mendadak gaduh saat seseorang datang menghampiriku, memberikanku minuman, dan mengelap keringatku. Orang itu adalah gwen, jujur akupun sangat terkejut melihatnya ada di sini.

Lalu dia bilang. "Aku ke sini untuk memberikan perhatian untuk teman baikku." ucapnya dengan senyuman yang dulu pernah membuatku luluh.

Baiklah jika itu niatnya akan ku terima dengan senang hati, aku hanya berterima kasih untuknya, namun saat pandanganku tertuju pada tempat yuna berada saat di situlah aku menepuk jidatku pasti ada kesalah pahaman di sini.

Baiklah juna berjanji akan menyelesainkan ini semua dengan segera.

Bel pulang pun tiba, gwen sudah pergi saat bel jam pelajaran terakhir berbunyi, saat pelajaran terakhir aku juga tidak menemukan yuna di kelas saat ku tanya pada anna sahabat yuna tersebut malam menggeleng acuh, sepertinya ia juga ikut salah paham kepadaku.

Hari ini aku tidak membawa motor melainkan membawa mobil, karena motor kesayanganku sedang berada di bengkel karena ada yang salah dengan motorku.

Mobilku berhenti di dekat halte saat melihat yuna di depan sana yang masuk ke dalam mobil seseorang, mobil itu..

Aku mengenal mobil itu, bahkan plat nomernya juga sama.

Akhirnya aku mengikuti mobil itu yang bertujuan ke sebuah caffeshop terletak tak jauh dari sekolah.

Bum!

Dugaannya benar pemilik mobil yang yuna tumpangi itu adalah orang yang sangat ia kenal, sahabatnya sendiri.

Juna pov end


















Tbc

Kira-kira siapa orang yang dari pemilik mobil itu ya? Jawabnnya ada di chapter selanjutnya, tunggu kelanjutannya ya semoga menghibur dan see you.

My Dimple Girl (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang