Setelah menyelesaikan makannya juna dan yuna pergi ke rumah sakit di mana ayura di rawat, setibanya di lokasi ia melihat viana yang baru saja keluar dari kamar yura di rawat, keduanya menghampiri viana.
"Via.." panggil juna seraya menghampiri gadis itu.
Wajah viana terlihat sedikit lelah, kantung matanya juga agak menggelap mungkin karena begadang untuk menemani yura. "Kak juna kemana aja, mama nanyain kakak dari semalem."
"Terus sekarang keadaan mama gimana?"
"Mama udah lebih baik dari kemarin malam, mending sekarang kakak temuin mama." juna mengangguk lalu segera melangkah masuk, meninggalkan yuna dan viana di luar.
Yuna dan viana duduk di kursi panjang yang di sediakan untuk menunggu pasien. Hening sejenak sebelum viana mengeluarkan pertanyaan. "Kak yuna gimana keadaan ryan?" ucapnya pelan-pelan.
Yuna sedikit bingung, tumben sekali viana menanyakan keadaan adiknya yang jelas-jelas keduanya nampak tidak begitu akur. "Kok tumben..?"
Viana menggaruk lehernya yang tidak merasakan gatal sama sekali, meresa gugup. "Eumm...cuman pengen nanya doang hehe."
Yuna yakin ada maksut lain dari pertanyaan viana, seperti ada yang di sembunyikan. "Sikap ryan aneh belakangan ini, murung terus ga tau kenapa. Biasanya kalau pulang sekolah suka langsung main, kali ini dia lebih milih ngurung diri dikamar."
Viana nampak terkejut, di lihat dari raut wajahnya yang berubah saat yuna menjelaskan soal ryan semakin di buat penasaran oleh sikap viana.
"Emang kenapa?"
Hal itu membuat viana tersadar dari lamunanya, dan tersenyum pada yuna. "Ga kenapa-napa kak, aku pamit keluar dulu ya kak mau beli sesuatu." viana beranjak setelah dapat anggukan dari yuna, gerak-geriknya nampak mencurigakan tapi yuna sebisa mungkin menahan rasa keponya ia lebih memilih untuk masuk ke ruangan di mana yura di rawat.
***
Juna menutup pintu dengan pelan lalu membalikan badan untuk berjalan menghampiri sang mama yang terbaring di atas ranjang rumah sakit, sang mama terlihat senang atas kehadiran juna ia segera melentangkan tangannya dari tempatnya sekarang juna segera memeluk sang mama.
Menyalurkan rasa rindunya, keadaan sang mama sungguh membuatnya ikut merasakan sakit, melihatnya terbaring lemah di atas ranjang sungguh membuat hati juna tergores.
"Kamu ke mana aja na?" yura menarik tubuh juna sedikit menjauh agar ia bisa melihat wajah anaknya.
"Maafin juna ma, semalam juna ga ada di samping mama.." juna ikut menggenggam tangan sang mama yang menangkup wajahnya.
"Ga apa-apa sayang, mama udah baikan kok." suaranya yura sangat berat hal itu semakin membuat juna sedih.
Juna memejamkan matanya sambil merasakan tangan mamanya yang menangkup wajahnya, ia sangat rindu pelukan sang mama, wanita yang telah membesarkannya dengan penuh kasih sayang, wanita yang kuat meskipun keluarganya sedang tidak baik-baik saja.
"Juna..." panggil yura, juna hanya berdehem sambil menarik kursi lalu mendudukan dirinya di samping ranjang yang yura tempati dengan tangannya yang masih menggenggam tangan yura.
"Gimana keadaan papa kamu..?"
Juna menatap yura, matanya menyalurkan bahwa ia tidak suka dengan pertanyaan yura. "Kenapa mama masih inget sama dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dimple Girl (THE END)
Novela JuvenilKisah ayuna dan juna Berawal dari pertemuan yang tidak di sengaja, karena rumah mereka yang bertetanggan alhasil mereka berteman sangat baik hingga berujung dengan sebuah ikatan saling memiliki namun cinta mereka harus di uji dengan kehadiran cinta...