18

5 0 0
                                    


"Eughh..." lenguh seseorang saat merasa bahwa sinar matahari menyinari mukanya membuat tidur panjangnya terusik.

Ayuna, gadis itu terbangun dan bangkit dari tidurnya terduduk sambil mengucek-ucek matanya di sisi ranjang yang membuat tidurnya terasa nikmat, setelah mengumpulkan nyawanya akhirnya ia mulai menatap tempat yang membuatnya tidur senyenyak ini.

Ini bukanlah kamarnya. Setelah sadar akan tempat yang terasa asing ini ia sangat panik, melihat-lihat setiap sudut ruangan yang sama sekali tidak mirip dengan kamar miliknya.

Ayuna terbangun, tapi ia merasakan pusing di kepalanya yang terasa berat dan mengharuskannya kembali duduk.

"Sebenernya aku tuh di mana, kok kepalaku pusing banget sih?" batin yuna.

Ayuna melihat baju pestanya yang masih lengkap tak ada satupun yang hilang, bahkan tas dan ponselnya ada di atas nakas.

Yuna mencoba mengambil ponsel dan mengeceknya, jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi untung saja sekolah di liburkan jadi tidak perlu khawatir.

Iya sekolah di liburin, selepas acara kemarin kepala sekolah menyatakan kalau sekolahnya libur untuk hari ini dan kembali sekolah besok.

Pintu terbuka tapi yuna masih belum Sadar kalau ada seseorang yang masuk dengan nampan di tangannya. "Udah bangun?" orang itu meletakan nampannya di atas nakas yang di pakai untuk meletakan tas dan ponsel yuna.

Yuna mendongak untuk melihat siapa orang yang berada di hadapannya ini. "Lho kok ada juna?"

Juna terkekeh. "Iyalah, kan semalem yang nolongin lo pas mabok gue." juna mengambil segelas air putih yang ia bawa untul yuna dan menyodorkannya pada yuna.

Yuna menerima gelas itu dengan fikiran yang masih bertanya-tanya soal kejadian semalam. "Mabok? Jangan bencanda lo, gue kan ga pernah minum alkohol"

"Emang engga, tapi lo-nya aja teledor ga meriksa dulu minuman apa yang di minum akhirnya lo mabuk dan ngomong ga jelas."

Yuna terkejut gelas yang berisi air putih di tangannya belum juga ia minum. "Gue ngomong apa aja emang? Ga aneh aneh kan?"

Lagi-lagi juna terkekeh, membuat yuna semakin di buatnya penasaran. "Di munum dulu."

"Ihh, juna jawab dulu." rengek yuna karena merasa di permainkan oleh juna.

Juna mengisyaratkan dengan bibirnya agar yuna meminum airnya dulu, dengan secepat kilat akhirnya yuna meminum air itu sampai tandas. "Lo ngomong apa yaa?"

"Apaan ihh?"

"Eumm apa ya?"

Yuna geram dan sangat penasaran takut jika ia mengatakan hal yang tidak-tidak kepada juna. "Apaan juna jangan di gantung dong, buat orang penasaran aja ihh."

Juna tersenyum. "Iya iya, jadi gini-..." juna menceritakan semuanya dari awal ia menghampiri yuna yang merasakan pusing bersama pelayan yang memberikan alkohol, tentang di dalam mobil adalah saat-saat yuna menggeleng tidak percaya dan terakhir alasan membawa yuna ke apartemen.

"Emang gue ngomong gitu ya?" tanya yuna mencoba mengingat-ingat.

Juna mengambil piring berisi bubur yang ia beli tadi. "Udah jangan di fikirin, sekarang makan dulu." juna memberikan piring tersebut kepada yuna. "Atau mau gue suapin?"

"Ga mau, gue ga manja ya." dengan cepat yuna mengambil piringnya dari tangan juna.

Juna berdecih. "Ga manja tapi semalem manja banget!" yuna menatap juna garang yang di tatap hanya tertawa.

My Dimple Girl (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang