Sejak kejadian di mana juna mengunjungi aksan yang belum siuman waktu itu ternyata hari itu juga aksan terbangun, hal itu membuat juna orang yang pertama mengetahui hal itu terkejut segera ia memanggil dokter, bukan hanya dokter ia juga segera munghubungi yura bahwa aksan sudah terbangun, tentu saja yura terkejut tapi juga senang bahwa suaminya siuman dari pasca kecelakaan yang membuatnya koma selama seminggu.
Setelah itu dan di hari itu juga aksan meminta maaf kepada keluarga kecilnya, atas sikap egoisnya selama ini hal itu di sambut dengan tangis kebahagiaan dari yura, viana, dan juna. Senang bukan kepalang, akhirnya apa yang mereka nanti akhirnya tiba.
Empat hari kemudian dari hari aksan siuman, aksan di perbolehkan untuk pulang sebenarnya masih dianjurkan untuk menginap tapi aksan dengan kepala batunya tetap ingin pulang, ia ingin merasakan kehangatan bersama keluarganya yang telah lama hilang karena sikapnya yang egois.
Juna sangat senang, keluarganya kembali utuh seperti sedia kala, apa yang ia inginkan tercapai, papanya kembali dengan sikap penuh kasih sayang dan penuh kehangatan.
Sudah dua minggu berlalu, dan lima hari belakangan ini semenjak papanya pulang ke rumah juna tidak bertemu dengan yuna. Gadis yang tengah mengambil alih tahta di hatinya, gadis yang memberinya semangat dalam keadaan susahnya, gadis yang membuat hari-harinya penuh dengan warna, ia merindukan yuna.
Tapi karena hari sudah menunjukan pukul sebelas malam, dan sepertinya yuna sudah terlelap dalam tidurnya jadi ia memutuskan untuk besok saja menemui yuna.
Ke esokan harinya, juna sudah siap dengan pakaian sekolahnya ia sedang memakai helem untuk pergi ke sekolah dengan motor ninjanya.
Motor juna berhenti di depan halaman rumah yuna, ia bisa melihat yuna juga tengah bersiap untuk berangkat sekolahnya. Satu yang membuatnya tersenyum, gadis itu terlihat marah-marah dengan seseorang di dalam mobil yang bisa ia tebak adalah ryan, juna tahu yuna dan ryan memang seperti itu, terkadang akur dan juga kadang tidak akur.
Mobil milik yuna sudah hendak keluar dari halaman rumahnya, juna segera menyembunyikan keberadaanya di belakanng pagar sehingga yuna tidak akan melihatnya.
Sampai mobil itu benar-benar pergi dan saat itu pula juna menghidupkan motornya dan langsung melenggang pergi.
***
Anna dan yuna tengah berada di perpustakaan dengan beberapa tumpukan buku di tangan mereka, mereka baru saja mendapatkan tugas dari guru mata pelajaran hari ini untuk meletakkan buku di perpustakaan.
Anna menghentakkan kakinya kesal. "Aduhh, guru yang satu ini bikin gue kesel aja deh!" gerutunya sambil melirik jalan karena pandangannya sedikit terhalang karena tumpukan buku.
Yuna menggelengkan kepalanya. "Kalo lo terus ngedumel ga akan cepet sampe kita an.."
Anna hanya berdecih, seharusnya saat ini ia tengah menyantap makan siangnya tapi sial waktunya harus tersita karena setumpuk buku yang harus ia antar ke perpustakaan yang jaraknya lumayan dari letak kelasnya.
Setelah mengantarkan buku ke perpustakaan mereka berdua melewati lapangan basket yang termasuk fasilitas sekolah, yuna menyipitkan matanya melihat sosok juna yang tengah memantul mantulkan bola basket seorang diri.
Sungguh ia merindukan pria itu, ia sangat senang akhirnya keluarga juna kembali berbahagia, ia juga sangat senang bisa kembali melihat senyuman bahagia dan tulus tercetak di wajah juna, sudah lima hari ia tidak bertemu atau sekedar saling sapa entah apa alasannya ia hanya merasa tidak ingin menemui juna, meskipun di kelas mereka sering bertemu tapi itu hanya sekedar bertemu tidak lebih, tempat duduk yuna dan juna juga terbilang dekat tapi hal itu tetap tidak membuat keduanya saling berinteraksi seperti biasanya, pria itu sudah bahagia mungkin sekarang pria itu tidak membutuhkan yuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dimple Girl (THE END)
Teen FictionKisah ayuna dan juna Berawal dari pertemuan yang tidak di sengaja, karena rumah mereka yang bertetanggan alhasil mereka berteman sangat baik hingga berujung dengan sebuah ikatan saling memiliki namun cinta mereka harus di uji dengan kehadiran cinta...