36

2 1 0
                                    

Juna duduk di kursi paling pojok, keberadaannya tidak akan ada yang menyadari dan mengenali karena ia menggunakan penyamaran, dengan masker hitam, topi hitam, dan kaca mata hitam tak lupa ia juga memakai jaket hitamnya yang kebetulan ada di dalam mobilnya hal itu ia gunakan agar tak di curigai oleh yuna yang tengah duduk menikmati makananya bersama darrel.

Sosok pemilik mobil itu adalah darrel, keberadaannya lumayan jauh dari keberadaan yuna sehingga juna tidak dapat mendengar dengan jelas pembicaraan antara yuna dan darrel.

Tapi satu hal yang ia lihat cukup menguji kesabarannya, ketika mereka tertawa bersama dan baru kali ini setelah sekian lama darrel di tinggalakan dengan kekasihnya baru kali ini melihat kembali senyum selebar itu.

Hal yang ke dua adalah, ketika di mana darrel menjulurkan tangannya untuk menghapus sisa makanan di sisi mulut yuna, hal itu membuat juna mengepalkan tangannya, entahlah ada rasa tidak terima saat yuna malah di perlakukan seperti itu oleh lelaki lain.

Yang terakhir adalah hal yang membuat juna tidak bisa lagi menahan emosinya, ia membuka seluruh penyamarannya dan datangan menghampiri darrel dan yuna.

Darrel berdiri lalu berlutut di hadapan yuna, tiba-tiba darrel mengeluarkan sebuah bunga.

Darrel menembak yuna?!

Hal itu tidak bisa di biarkan, juna berdiri dan menghampiri tempat di mana yuna dan darrel berada.

Sialnya lagi yuna malah mengangguk dan baru saja darrel ingin memeluk yuna, juna datang dan tanpa aba-aba mendorong darrel lalu melayangkan satu pukulan tepat di sudut bibir darrel hingga darrel tersungkruk ke belakang.

Yuna memekik dan sontak seluruh pengunjung dan para pekerja. di sana ikut terkejut, tidak sampai di situ juna memberi dua pukulan lagi pada wajah darrel.

Yuna menghampiri juna berusaha untuk menghentikan aksi juna sebelum darrel benar-benar babak belur.

"Juna berhenti, lo apa-apaan sih!!" akhirnya cukup satu kali teguran dari yuna,. juna langsung menghentikannya saat satu layangan tinju tidak jadi dia arahkan pada wajah tampan darrel.

Yuna membantu darrel untuk berdiri, juna menarik lengan yuna. "Inget ya lo, jangan coba-coba buat deketin yuna lagi!!" ancam juna tepat di hadapan muka darrel, sedangkan darrel tak hentinya mengaduh dan mengusap darah di sudut bibirnya akibat pukulan juna yang sangat keras.

Tanpa mendengarkan sepatah kata apapun juna segera menarik lengan yuna untuk keluar dari coffeshop dengan pakasa, tanpa menghiraukan darrel yang kesakitan di dalam sana.

Darrel meminta maaf kepada para pengunjung dan pergi ke kassir untuk membayar semua kerugian akibat kekacauan karena ulah kesalah pahaman sahabatnya itu, darrel mencemaskan yuna yang di bawa oleh juna, sebab ia bisa melihat kilatan amarah di mata juna, biasanya saat sahabatnya itu sudah hilang kesabaran maka ia akan hilang kendali tapi ia yakin yuna bisa di andalkan.

Di sisi lain, ayuna berusaha melepaskan cekalan tangan juna yang sangat erat membuat tangannya perih. "Juna, Lepassin!!!"

"Juna, ss-sakit!" yuna terus memberontak karena tangannya di cengkram kuat oleh juna.

Mendengar itu juna menghentikan langkahnya, membalikan bandannga untuk melihat ayuna dengan tatapan datarnya.

Yuna masih menundukan kepalanya, mengusap tangannya yang terasa nyeri akibat cengkraman juna yang terlalu kuat. "Lo tu kenapa sih? Darrel tuh ga salah! Lo salah paham jun."

Juna memasukan lengannya ke dalam saku celana sekolahnya yang belum sempat ia ganti. "Salah paham apa, gue liat pake kepala mata gue sendiri dan lo juga ngiyain buat jadi pacar dia." jawabnya santai dengan mukanya yang datar.

Yuna menghelai nafasnya kasar. "Terus apa hubungannya sama lo, hah?!"

Skak. Juna terdiam tidak bisa menjawab, jika mengingat hubungan ia memang tidak ada hubungan apapun dengan yuna, ia juga tidak berhak untuk melakukan hal ini, tetapi hatinya tidak terima melihat kejadian tadi.

"Mulai sekarang jangan pernah temuin gue lagi, dan jangan pernah perduliin gue lagi!!"

Dan hal itu membuat juna kembali marah, yuna membalikan badannya hendak pergi dari hadapan juna namun segara juna mencekal lengan juna dan tanpa aba-aba juna menariknya membuat yuna memberontak.

Juna memasukkan yuna dengan paksa ke dalam mobilnya lalu memasangkan sabuk pengaman membuat yuna tidak bisa melakukan apapun selain memberontak, namun tenaganya lebih kecil di banding tenaga juna.

Juna berlari untuk memutari mobilnya lalu masuk dan menjalankan mobilnya.

Ayuna yang memberontak akhirnya diam, melihat tangannya yang memerah dan rasa sakit pada bagian merah itu terasa berdenyut kencang terlebih dengan sesuatu yang berdenyut di dalam sana, sungguh sangat sakit.

"Sebenarnya apa mau lo?" tanya yuna dengan nada yang memelan namun cukup menyiratkan bahwa yuna sedang menahan tangisnya.

"sebenrnya apa mau lo, gue tanya!!" bersamaan dengan bentakkan itu yuna meneteskan air matanya yang sudah tak bisa lagi ia bendung.

"Berengsek jawab gue sekarang!!"

"Lo jahat!!"

"Lo ga perduliim gimana perasaan gue!!"

"Lo kira gue ga sakit hati ngeliat lo sama cewek lain, hah?!"

Juna hanya fokus dengan jalanan tak perduli dengan cacian dan pukulan tangan yuna pada bagian bahunya, memang terasa berdenyut tetap tidak semenyakitkan saat mendengar suaranya bergetar menandakan bahwa yuna menangis.

"Berhenti sekarang juga berengsek!"

"Gue bilang berhenti atau gue loncat dari sini!" ancam yuna yang mulai mengambil aba-aba untuk membuka pintunya, hal itu membuat juna menatap yuna kaget dan melototkan matanya.

"Berhenti gue bilang!!!" teriakan itu membuat juna akhirnya menepikan mobilnya dari pada yuna melakukan hal yang tidak-tidak.

Saat hendak berbicara kepada ayuna tapi wanita itu segera turun dari mobilnya, dan berlari membuat juna juga buru-buru turun untuk mengejar yuna.

Sambil berlari yuna menyeka air matanya, tidak menghiraukan panggilan juna di bilakang, Namun sepertinya kekuatan berlarinya lebih kencang juna, juna menyekal tangan yuna dan membalikan badan yuna, memegang pundak wanita itu menatap dalam mata yuna yang penuh dengan air mata.

"Maaf.." satu kata yang simpel tapi memiliki arti yang dalam.

"Maaf lo bilang, setelah semuanya lo ancurin dan sekarang baru lo minta maaf?!"

"Iya gue tau, gue salah yun. Tapi gue ga bermaksud buat nyakitin lo." jawabnya menyesal.

"Terus apa mau lo, hah?!"

"Gue sayang sama lo."

Ayuna terkejut, tapi rasa kecewanya lebih besar dari keterkejutannya. "Cihh, gue benci sama lo berengsek!".

"Iya gue tau gue berengsek, tapi gue bener-bener sayang sama lo, gue cinta sama lo ayuna bahkan gue rela mati sekarang juga demi lo!"

"Gue benci sama lo!! Kalo gitu mati aja sekarang juga, gue ga suka sama lo, gue ga sudi lo ada di hidup gue lagi!!!" teriak yuna sambil terisak.

Mendengar hal itu sungguh menyakitkan untukknya. "Oke kalo itu mau lo, sekarang juga gue bakalan mati dan ga akan ada lagi di kehidupan lo." yuna hanya memalingkan mukanya acuh pada perkataan juna, karena ia yakin pria itu tidak mungkin melakukannya.

Ayuna mulai merasakan keberadaan juna yang mulai menghilang dari hadapannya, di lihatnya apa yang akan di lakukan juna, pria itu berjalan ke tengah-tengah jalan.

Dari arah yang berlawanan sebuah truk besar hendak melewat dan hendak menabraknya.

'Tin!!!'




"JUNA!!!!"


















Tbc


Wahh ada apa nii sama mas juna? Tunggu sebentar aku bakal up lagi abis ini.

Semoga menghibur dan see you.

My Dimple Girl (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang