33

2 1 0
                                    

Senin yang melelahkan untuk gadis bernama ayuna, ia baru saja pulang dari sekolahnya. Dengan atribut sekolah yang sama sekali belum ia lepas, yuna merebahkan dirinya terlentang di atas kasur untuk melepaskan penatnya.

Fikirannya kembali berputar, mengingat sesuatu tentang persoalan pria yang senang sekali mengusik fikiran yuna akhir-akhir ini. Padahal ia dan juna tidak ada masalah apapun bahkan masih terlihat baik-baik saja saat itu, tapi kenapa mendadak jadi orang asing.

Sungguh memusingkan, yuna pun tidak mengerti dengan moodnya yang gampang sekali berubah ubah jika mengingat kejadian kemarin pagi.

Ahh, bahkan untuk mengingatnya saja yuna ingin menenggelamkan kepalanya ke dalam bak mandi.

"Ayuna, temanmu datang!" pekik fani dari arah bawah membuat yuna tersadar dari lamunanya, kembali mengingat apakah ia ada janji dengan seseorang hari ini.

Sepertinya tidak ada, tapi akhirnya karena penasaran yuna pun keluar kamarnya, dan tepat saat membuka pintu seorang gadis sama-sama terkejut karena yuna membuka pintu tanpa aba-aba.

"Anna?" dengan nada bingung. "Kok tumben ke sini ga kabarin gue?" tanyanya.

Anna tersenyum lalu mendorong pelan tubuh yuna, dan masuk ke kamar yuna tanpa persetujuan dari sang-empunya.

"Yuna, ga ada waktu buat gue ngabarin lo dan maaf banget gue udah ganggu lo, Tapiii..." ayuna penasaran dengan kata yang di gantung oleh anna.

"Masuk dulu dong, nanti kalo ada yang denger bisa gawat." yuna memutar bola matanya malas, lalu menutup pintunya dan ikut mendudukan dirinya di hadapan sahabatnya itu.

"Jadi, ada apa?"

"Eitss, buru-buru banget neng hehe.." hal itu sungguh membuat yuna geram sendiri.

"Cepetan, an." rengeknya karena anna seperti mempermainkannua sedari tadi.

"Ga sabaran banget dehh." yuna hanya menghelai nafas karena jika tidak mungkin kesabarannya sudah hilang. "Coba deh cek hp lo.." kali ini ucapan anna sungguh membuatnya kebingungan, jadi sedari tadi anna benar-benar ingin membuatnya penasaran doang, dan datang jauh-jauh ke rumahnya hanya untuk ini.

"Sebenernya maksut kedatangan lo ke sini itu cuman buat gue penasaran doang gitu?"

Kini anna yang menghelai nafas. "Buka dulu aja baru ngerti nanti apa maksud kedatangan gue."

Akhirnya dengan muka juteknya yuna mengambil ponselnya di dalam tas sekolah yang berada di atas kasur, belum sempat membuka layarnya ponsel tersebut malah di ambil oleh anna, yuna ingin mengeluarkan protesnya tapi segera di tahan oleh anna yang menunjukan layar ponselnya.

Yuna terdiam mencoba memperhatikan isi dari layar tersebut, dan itu membuat yuna merasakan sesuatu hal yang ganjal.

"Ini." ucap anna seraya meletakkan ponsel yuna di hadapan mereka. "Maksud kedatangan gue, tadi sempet bicara itu sama farzan dan dia ngajak kita ketemuan malam ini sekalian rayain hari jadiian gue sama farzan."

Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba saja yuna tersedak air liurnya sendiri dan hal itu membuat anna khawatir, anna mencoba mengelus punggung yuna setelah dirasanya aman yuna kembali termenung.

Sahabatnya sudah memiliki hubungan, dan hebatnya lagi sahabatnya ini tidak memberi tahunya sama sekali. "Yuna, lo gapapa kan?" tanya anna.

Yuna menatap anna dengan mata yang mengkilas, menujukan bahwa ia sedang kesal. "Lo punya hubungan sama farzan kenapa ga bilang-bilang, hah?!"

Anna nyengir. "Ya maap, gue lupa kalo gue udah punya pacar sangking lamanya ngejomblo."

"Lo inget kan pas malam acara night party?" yang di balasi anggukan oleh yuna. "Pas gue ngajak lo buat keluar mau nemuin farzan dan malah lo tolak, nah pas malam itu juga gue jadian sama farzan."

Syukurlah jika waktu itu yuna tidak ikut, bisa-bisa jadi nyamuk dia. Tapi ada rasa bahagia juga sih akhirnya wanita di hadapannya ini sudah tidak lagi menjomblo, tapi bagaimana dengan nasibnya.

"Heh! Malah bengong. Gimana, mau ikut ga?"

Yuna nampak berfikir mengenai ajakan anna, sebenarnya ia malas tapi selain itu ini adalah hari perayaan jadinya hubungan antara anna dan farzan sahabatnya sendiri, masa iya tidak datang.

"Iya, iya gue ikut."

Anna tersenyum senang, dan menepuk tangannya. "Bagus, yaudah kalo gitu siap-siap gih.."

Yuna melirik jam dinding yang menggantung pada teombok. "Hah.." yuna merebahkan dirinya di atas ranjang. "Masih jam empat an, nanti aja ya gue cape banget nihh...."

Anna menghelai nafasnya. "Aduhh yun, masa gue udah dandan cantik gini tapi lo belum siap-siap sihh..." anna menarik tangan yuna.

"Ayoo yun!!" anna terus menarik tangan yuna, tapi yuna tetap tidak mau mendirikan tubuhnya dan menuruti kemauan sahabatnya tersebut.

Karena dirinya sedang lelah dan butuh istitahat. "Satu jam aja an, badan gue remuk tau rasanya." dengan nada yang terdengar memelan menandakan bahwa yuna benar-benar lelah.

"Yaudah iya gue tungguin deh." ucap anna pasrah dan itu membaringkan tubuhnya di samping yuna.















Tbc



Heheheh, author lagi rajin banget nulis jadi up terus terusan dehh.

Semoga menghibur dan see you.

My Dimple Girl (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang