9

5 3 0
                                    

"Ryan siniin kunci mobilnya gue aja yang nyetir!" ucap yuna menyambar kunci mobil dari tangan ryan.

"Udah gue aja, lo duduk santai biar gue yang nyetir." belum sempat ryan mengambil kunci mobil tapi yuna segera mesuk ke dalam mobil.

"Lo yang duduk santai anak kecil, gue ga mau di tinggal lagi. dikira gue bogo?!" ketus yuna dengan menatap ryan sinis, yang dapat tatapan sinis hanya menyengir.

"Udah cepet masuk mau gue tinggalin?" tanya yuna nyolot.

"Iya...iya heran deh pagi-pagi udah nyolot aja" ujar ryan segara masuk ke dalam mobil.

Yuna menyetir mobil dengan kecepatan sedang, sambil memandangi jalanan ibu kota yang sudah mulai ramai di padati oleh penghuninya.

Tak lama kemudian mereka telah sampai di sekolah, ryan pamit duluan namun yuna masih mengemasi barangnya di mobil.

Ternyata motor juna baru saja berhenti di sebelahnya.

"Selamat pagi yuna!" ucap juna membuat yuna kaget lalu menoleh pada sang pemilik suara.

"Udah sampe lo?"

"Seperti yang lo liat" yuna mengunci mobilnya lalu berjalan bersama juna melewati koridor sekolah.

"Sekarang latihannya di mana?" tanya juna.

"Latihan nyanyi,di rumah gue aja gimana?"

"Boleh, emang berapa hari lagi sih?"

"Acaranya tuh hari senin, berarti kita punya waktu tiga hari lagi" jawab yuna, di balasi anggukan oleh juna.

Juna dan yuna terus mengobrol sampai-sampai tidak sadar bahwa di hadapannya ada seseorang yang mengangkat banyak sekali tumpukan buku yang mulai oleng.

"Ehh...ehhh kalian awas!!!"

Juna yang sadar seseorang tersebut mengarah pada yuna pun gerak cepat, menarik yuna kedalam pelukannya tapi sayang juna kehilangan keseimbangan hingga kini posisi yuna dan juna sangat-sangat dekat, yuna terjatuh di atas badan juna.

Yuna masih terkaget dan belum membuka matanya, juna pun tidak sadar bahwa posisinya kini tengah di kelilingi oleh para siswa/i yang heboh menonton mereka.

"Hey!! Hey!! Ada apa ini?" suara seseorang terlihat menengahi adegan romantis itu tapi tidak romantis dengan juna dan yuna yang mulai tersadar atas posisinya dan segara bangun.

"Kalian! Apa-apaan ini? Sangat tidak pantas, bagaimana bila adik kelas yang melihat?" nada seseorang itu terkesan membentak.

"Kamu fikir kita sengaja? Jika tadi yuna yang terkena tumpukan buku apa kamu mau bertanggung jawab?" juna tidak tinggal diam, ia mulai mengeluarkan suara tanpa ekspresi andalannya.

"Jelas-jelas itu sengaja, kalau tidak mana mungkin bisa selama itu?!"

Yuna masih diam, ia mencoba menahan rasa malu karena kini Ia jadi tontonan para teman-temannya, yuna benci menjadi pusat perhatian.

"Kam-..." juna hendak menjawab tapi segara di sela oleh yuna.

"Na pergi aja yu, gue malu" bisik yuna pada juna.

Juna menatap seseorang tersebut dengan sengit, menarik lengan yuna pergi dari kerumunan itu.

Setelah sampai di kelas ternyata teman-teman yuna juga terlihat berbisik-bisik mengenai kejadian tadi, yuna tak terlalu menghiraukannya ia berjalan dengan muka angkuh ke arah bangkunya begitu juga dengan juna yang terlihat masih emosi.

***

Kantin

"Yuna kenapa sih diem mulu?" tanya anna yang berada di hadapannya.

My Dimple Girl (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang