8

5 2 0
                                    

Bel pulang telah berbunyi menandakan bahwa pelajaran sudah berakhir, banyak siswa/i memekik girang lalu berbondong-bondong keluar kelas tak sabaran untuk segera pulang.

Berbeda dengan yuna yang nampak santai berjalan ke luar kelas, ia menuruni tangga untuk sampai di kelas adiknya. Siapa lagi kalau bukan ryan, yap karena tadi ia berangkat dengan juna jadi kunci mobilnya sudah pasti di bawa oleh ryan.

Namun saat sampai di depan kelas ryan, seseorang yang yuna cari tak menampakkan batang hidungnya hanya ada siswi yang sedang piket kelas.

Yuna masuk hendak bertanya.
"Hai De,ada ryan ga?"

"Hai kak, ryan tadi pulang sama dara" jawab siswi tersebut membuat yuna murka, berarti ia di tinggal?.

"Yaudah de makasih ya" ucap yuna lalu berjalan keluar kelas menuju parkiran.

Saat sampai di parkiran tidak ada mobilnya di sana.

"Ryan sialan!!" yuna berdecak sebal, satu satunya cara adalah pulang dengan kendaraan umum ponselnya mati jadi ia tak bisa menghubungi siapapun.

Terkutuklah ia yang menolak tawaran pulang bersama juna, sedangkan anna sudah pulang di antar gebetannya dan ia kini sendiri di sekolah, menyebalkan!.

Akhirnya yuna memutuskan mencari kendaraan umum, ada beberapa yang lewat tapi sayang sudah penuh, yuna lelah akhirnya ia memilik duduk di sebuah halte tua yang sepertinya sudah tidak terpakai.

"Terus gue harus nunggu berapa lama lagi? Kek gembel deh di sini" keluh yuna pada dirinya sendiri, ingin rasanya berteriak.

Tiba-tiba ada sebuah mobil yang berhenti di hadapan halte yang menjadi tempat yuna terduduk.

"Yuna lo lagi ngapain?" tanya seseorang dengan mobilnya yang berhenti di hadapan yuna.

"Lo ga liat gue lagi ngapain?" tanya yuna sewot.

"Pasti nunggu jemputan? Mening bareng gue aja, bentar lagi hujan turun lho" tawar seseorang tersebut dari dalam mobil.

Yuna nampak berfikir.

"Ga..makasih" tolak yuna sambil tersenyum tapi segera mungkin ia merubah rautnya menjadi datar.

"Udah ayo masuk aja, geratis kok"

"Tapi gue ga maksa sih, kalo ga mau yaudah gue cabut" sambung seseorang itu hendak menjalankan mobilnya.

"Ehh,,iya gue ikut..." akhirnya yuna menerima tawran seseorang tersebut, dari pada ia harus berdiam diri di halte tua di bawah guyuran hujan mening ia ikut seseorang tersebut, walaupun sebenrnya hati yuna sangat tidak karuan ada senang dan ada rasa benci kepada seseorang tersebut.

***

Yuna sudah sampai di depan rumahnya, ia turun dari mobil seseorang tersebut.

"Makasih ril udah nganterin gue" ucap yuna agak sewot.

Aril, orang yang nganterin yuna itu aril selama di perjalanan yuna menahan rasa bencinya, tapi di sisi lain yuna senang sngat aneh bukan?.

"Iya sama-sama, yaudah gue balik ya mau ujan" pamit aril dari dalam mobil, yuna hanya mengangguk sebagai jawaban lalu mobil aril benar benar pergi menghilang dari hadapan yuna yang masih berdiri mematung di depan gerbang rumahnya.

"Ehemm...ciyee yang di anterin pujaan hati, katanya mau move on?" deheman dan ucapan seseorang yang keluar dari balik tembok rumahnya membuat yuna tersadar.

My Dimple Girl (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang