Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba, di sebuah sekolah ada acara hari perayaan bertambahnya umur sekolah kebangsaan membuat seluruh siswa/i maupun guru sngat-sngat sibuk berlari ke sana kemari, koridor yang biasanya tidak terlalu ramai pun kini menjadi lebih ramai banyak siswa/i berselfi, tertawa, dan ada juga yang mempersiapkan diri untuk tampil di panggung untuk menyumbangkan bakat menjadi perwakilan kelas.
Acara sudah di mulai sepuluh menit yang lalu setelah amanat dari kepala sekolah dan guru-guru, semua orng nampak sibuk terutama osis yang memimpin acara ini.
MC telah memanggil peserta nomer dua, setelah peserta nomer satu selesai tampil.
Di lain ruangan yuna tengah gugup dia tak henti-hentinya berdoa dalam hati, sedangkan juna ia hanya duduk di kursi dengan tenang.
"Yun, udah dong gausah gugup nantinya malah buat lo ga konsen. Rilax aja." ucap juna menghampiri yuna.
Juna membalikan badan yuna, memegang bahunya, menatap dalam mata yuna.
Yuna yang masih gugup di tambah dengan perlakuan juna pun jadi semakin ga karuan, ia membalas tatapan mata juna dengan hati-hati.
"Tatap mata gue, lo harus percaya diri yun. Lo pasti bisa oke." yuna mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari mata juna.
Rasanya hati yuna menghangat, ia mencoba memejamkan matanya menarik nafas dan membuangnya.
"Makasii na." yuna tersenyum membuat kedua pipinya membentuk sebuah bulatan kecil yang dalam, menambah kesan manis dan lucu.
Melihat itu tiba-tiba hati juna berdebar kencang, segera ia melepaskan tangannya yang memegang pundak yuna berjalan mengambil gitarnya mencoba tidak gugup.
Yuna kembali berkaca diri, sungguh ia gugup saat menatap mata juna tadi.
"Yaallah selamat kan yuna, hati yuna mau copot aja rasanya." batin yuna di depan cermin.
Peserta nomer empat sedang tampil, kini yuna dan juna sudah berada di belakang panggung mempersiapkan penampilannya untuk di atas nanti.
Ada anna yang membantunya, sedangkan daniel sibuk karena ia adalah osis menjaga bagian keamanan.
"OKE GIMANA NIH PESERTA KE EMPAT SUDAH TAMPIL, PESERTA KE LIMANYA PANGGIL JANGAN YA?" suara mc menggema di seluruh ruangan, yang menjadi mc adalah aril dan salsa karena mereka masih jadi anggota osis.
'PANGGIL'
'PANGGIL'
'PANGGIL'
'PANGGIL'
"OKE OKE SABAR YA, KAMI AKAN PANGGILKAN PESERTA SELANJUTNYA. INI DIA PENAMPILAN DARI JUNA DAN YUNA!!!" suara salsa mengundang sorakan dan tepuk tangan dari para siswa/i.
Yuna berjalan ke atas panggung dengan senyuman yang manis di bibirnya, di ikuti dengan juna yang sudah duduk di tempatnya bermain gitar.
Yuna menengok ke arah belakang, melihat juna.
Juna mengangguk dan tersenyum, mencoba menyampaikan bahwa yuna pasti bisa.
Akhirnya petikan senar gitar milik juna pun terdengar, membuat surakann dan tepuk tangan meriah dari pada penonton.
Yuna memejamkan matanya sejenak, lalu suara indahnya mulai berkumandang.
Hidupku tanpa cintamu
Bagai malam tanpa bintang
Cintaku tanpa sambutmu
Bagai panas tanpa hujan
Jiwaku berbisik lirih
'Ku harus milikimu

KAMU SEDANG MEMBACA
My Dimple Girl (THE END)
Teen FictionKisah ayuna dan juna Berawal dari pertemuan yang tidak di sengaja, karena rumah mereka yang bertetanggan alhasil mereka berteman sangat baik hingga berujung dengan sebuah ikatan saling memiliki namun cinta mereka harus di uji dengan kehadiran cinta...