Flashback
Hari kelulusan yuna dan juna, apakah kalian ingat hari di mana juna mengajak yuna pergi ke taman kota pada saat hari kelulusannya? Setelah itu mereka pulang secara terpisah yuna dengan mobilnya dan juna dengan mobilnya menuju keberadaan farzan dan darrel.
PERHATIAN! CHAPTER INI TIDAK PANTAS UNTUK DI BACA OLEH ANAK DI BAWAH UMUR, MOHON KERJA SAMANYA YA!
Gwen pov on.
Aku harus terbangun dari tidurku yang baru saja terlelap beberapa menit yang lalu kala mendengar suara bel yang di tekan tidak hanya sekali atau dua kali.
Dengan masih mengantuk aku mencoba untuk berdiri dan berteriak agar orang di luar sana sabar, kira-kira siapa orang yang datang larut malam seperti ini, jika bukan juna lalu siapa? Ya, aku tinggal di apartemen juna karena dia memaksanya bisa saja tinggal di rumahku sendiri hanya saja papa melarangku karena takut mamaku menghampiriku ke indonesia dan membawaku kembali ke negara asalku dengan paksaan, akhirnya aku menerima tawaran juna karena selain geratis aku juga bisa terlindungi karena aku tinggal di apartemen milik orang yang baik dan sangat terpercaya.
Saat membuka pintu benar saja itu adalah juna, tapi ada hal yang aneh dari dirinya, saat aku membuka pintu juna masuk dan langsung memelukku, karena tubuhnya yang sangat dekat denganku aku bisa langsung menyadari kalau juna sedang mabuk berat. "Juna kau sedang mabuk?" tanyaku sambil mengambil ali tubuhnya, mebopongnya dengan tangan kirinya yang ku lilitkan di leherku, sebelum menghantarnya ke tempat semestinya namun sebelum itu aku menutup pintu dan menguncinya.
Aku menatap juna yang sudah terbaring di atas ranjang. "Aku akan mengambilkan minum untukmu." namun saat hendak berbalik tanganku malah di tarik oleh juna membuat keseimbangan tubuhku menjadi oleng dan akhirnya aku jatuh, aku jatuh tepat di atas tubuh juna.
Aku menatap lelaki itu yang juga tengah menatapku. "Yuna, aku mencintaimu.." satu yang membuatku tersadar adalah perkataan juna yang langsung membuat hatiku bergetar.
Aku lupa, bahwa lelaki yang masih ada di hatiku ini bukan lagi milikku melainkan milik orang lain, mencegah terjadinya hal yang tidak di inginkan aku segera mengangkat tubuhku tapi ternyata juna lebih cepat membuat tubuhku kembali terbaring, tapi dengan posisi yang berbeda.
Aku tertimpa di bawah tubuhnya, sungguh aku takut saat melihat matanya yang gelap dan bibirnya yang membentuk simrik. "Aku akan membuatmu mengenang malam ini, aku mencintaimu yun.."
Aku menggeleng sambil menatap juna. "Aku bukan yuna, jun!" aku mencoba memberontak dari kurungan tubuh juna.
Tapi juna tidak mendengarkanku, tubuhku memberontak pada saat juna mulai menciumku, menggigit bibir bawahku dan melumat bibirku, tapi itu semua tidak bisa ku nikmati karena perlakuan juna sangat kasar, ini memang bukan yang pertama kali kami berdua berciuman tetapi yang satu ini membuatku ingin menolaknya.
Meskipun aku masih menyimpan rasa pada juna, tapi tetap saja sekarang keadaannya sudah berbeda, mengingat juna yang bukan lagi menjadi milikku melainkan milik orang lain. "Juna ku mohon, lepaskan aku.." isakku kala ia mulai menurunkan ciumannya ke leherku, tanganku pun di tahan di atas kepalaku, hal itu membuatku tidak bisa melakukan apapun.
Juna tidak menghiraukan cegahanku, juna mendudukan dirinya di atas perutku, "aku mencintaimu yuna." juna mengambil ancang-ancang untuk mengkoyak seluruh pakaian dress piama yuna.
"Aku mohon jangan lakukan itu, aku bukan yuna!" isakku tapi nampaknya juna sudah benar-benar di butakkan oleh hawa nafsu, sehingga semua yang aku lontarkan tidak ia dengarkan.
"krek!!"
"JANGAN!!" gagal sudah pertahananku, kini tubuhku naked di hadapan juna, pria itu tersenyum seneng berbeda denganku yang sudah benar-benar kehilangan banyak tenaga, tenggorokanku kering karena tak henti-hantinya menjerit, dan tanganku yang sangat sakit di atas sana.
Setelah itu...
Gwen pov off.
"Stop!!" yuna menutup mulutnya tak percaya apa yang baru saja di jelaskan oleh gwen. "Apa kamu mencoba untuk membohongiku?" isak yuna yang air matanya tak dapat lagi ia bendung.
Gwen menggeleng sebagai jawaban, ia juga sama seperti yuna, ia menangis karena sama-sama meraskan sakitnya. "Aku juga tidak menginkan ini semua, tapi ini semua terjadi begitu saja, jika kau tidak mempercayaiku kau boleh men tes DNA setelah anak ini lahir nanti.."
Yuna masih terdiam di tempatnya, mencoba menyangkal semuanya kenyataan yang ada, hatinya remuk seremuk-remuknya, kepercayaannya lenyap, meskipun juna sedang ada dalam pengaruh alkohol tapi tetap saja juna membohonginya selama ini, bahkan pertunangan mereka tinggal sati hari lagi.
Putus harapan sudah, yuna tidak henti-hentinya menangis begitu juga dengan gwen yang menunduk di hadapannya. "Tapi yuna, aku mohon tolong rahasiakan ini dari siapapun, aku tidak ingin pertunangan kalian batal hanya karena kesalahanku malam itu.."
Yuna menatap gwen, bagaimana bisa menyalahkan dirinya sendiri, tentu saja yuna tidak akan membiarkan pertunangannya berjalan lancar sedangkan gwen berjuang sendiri karena anak dari kekasihnya. "Tidak, aku tidak akan membiarkan itu terjadi!" ucap yuna dengan wajahnya yang berubah, gwen bisa melihat bahwa ada amarah yang berkobar di dalam mata yuna.
Yuna beranjak dari duduknya, gwen mendongak untuk bisa melihat wajah yuna. "Terimakasih untuk semua ini gwen, tunggu keputusanku besok!" setelah mengatakkan itu yuna melangkahkan kakinya meninggalkan gwen yang masih terisak.
***
Yuna memarkirkan mobilnya di halaman rumahnya, menutup dan mengunci mobilnya saat sudah berada di luar, yuna berlari kencang memasuki rumahnya dengan air mata yang tidak berhenti mengalir dan rasa sakit di dalam hatinya, kini ia tau apa alasan juna selama ini diam saat di tanyai tentang keadaannya, kini yuna tau apa arti dari firasat-firasat buruk yang ia rasakan akhir-akhir ini.
Keluarga yuna yang tengah menonton acara televisi bersama harus teralihkan oleh yuna yang tiba-tiba datang sambil menangis, tidak ada sapaan apapun dari yuna wanita itu hanya berlari menaiki tangga untuk menuju kamarnya.
Fani jelas khawatir apalagi saat mendengar bantingan kuat dari pintu kamar yuna. "Yah, ada apa dengan yuna?" tanya fani dengan nada cemas.
"Ga biasanya kak yuna kaya gitu." ucap ryan yang menyadari sikap berbeda dari kakaknya itu.
"Yaudah kalau gitu mening kita pergi ke kamarnya aja, ayah takut dia kenapa-napa.."
Tbc
Kebuktikan semuanya ulah siapa, apa yang bakalan terjadi selanjutnya gengs? Besok author up lagi, tunggu kelanjutannya besok tiga chapter terakhir! Huaaa...hati author juga sakit karena mas juna ternyata bohong, kasiaan mbak ayuna sama mbak gwen.
See you gengs!

KAMU SEDANG MEMBACA
My Dimple Girl (THE END)
Teen FictionKisah ayuna dan juna Berawal dari pertemuan yang tidak di sengaja, karena rumah mereka yang bertetanggan alhasil mereka berteman sangat baik hingga berujung dengan sebuah ikatan saling memiliki namun cinta mereka harus di uji dengan kehadiran cinta...