46

4 1 0
                                    

Pagi ini yuna hanya berdiam diri di balkonnya, menanti seseorang dari pemilik kamar di sampingnya terbangun menemani pagi harinya yang terasa membosankan ini, sudah lebih dari tiga kali yuna menelpon juna tapi lelaki itu nampaknya masih belum terbangun.

Akhirnya yuna hanya menatap langit yang mulai memunculkan matahari, sunrise pagi ini sungguh membuat yuna dongkol, tidak henti-hentinya ia berdoa dalam hatinya tentang seseorang yang ia nanti untuk keluar dari kamarnya, jujur ada rasa yang janggal di dalam hatinya, pasalnya kemarin setelah pulang dari taman kota yuna dan juna tidak pulang bersama karena mereka membawa mobil masing-masing, dan juna bilang ia harus menemui farzan dan darrel.

Sampai malam tiba yuna juga tidak menemui juna, ia sudah berusaha untuk menelpon dan mem-spam chat bukan hanya satu dua kali tapi sudah lebih dari seratusan, tidak peduli datanya habis yang ia cemaskan adalah bagaimana keadaan juna saat ini.

Yuna senang, akhirnya ada sebuah deringan yang begitu menyaring dari ponselnya, yuna segera melihat orang yang menghubunginya tapi saat melihatnya yuna menghelai nafas kasar.

Ternyata bukan dari juna, melainkan dari aril, akhirnya yuna mengangkat sambungan video call itu dengan perasaan dongkol. "Good morning ayuna!!" sambut aril dengan sangat ceria.

Yuna hanya tersenyum itupun terpaksa. "Morning ril.." jawabnya nampak tidak bersemangat.

"Kok muka lo ga berseri gitu, kayanya kemarin-kemarin masih rapih ga lecek kaya sekarang.."

Ia tau aril hanya bercanda tapi yuna benar-benar sedang merasa dongkol dan tidak bersemangat untuk meladeni candaan aril. "Coba cerita sama gue ada masalah apa?"

Tapi lagi-lagi yuna hanya menggeleng sebagai jawaban. "Oke kalo ga mau cerita, tapi sebelumnya semangat atas kelulusan lo ohh iya, gue punya kejutan buat lo.."

Mendengar itu yuna agak sedikit penasaran, ia mencoba memperhatikan aril. "Lo pasti kaget.." aril menggeser layarnya. "Tadaaa! Liat dehh ada siapa di sini." seorang wanita yang terlihat menyapa yuna dengan ramah dari sebrang sana.

Yuna sedikit mengubah rautnya walaupun sedang dongkol tapi ia juga sangat senang bisa melihat salsa di hadapannya. "Salsa! Lo apa kabar?"

"Hai yuna gue baik, lo apa kabar?"

"Gue baik kok, jadi kapan mau balik lagi ke indonesia?" yuna mulai melupakan perasaan yang semulanya ia merasa dongkol kini terlihat sedikit bersemangat.

"Eumm..ga ada rencana buat balik ke indo sihh, tapi sekali-kali lo yang harus main ke sini." yuna hanya mengacungkan jempolnya. "Ehh, lo lanjut kuliah di mana?" tanya salsa.

"Gue juga masih bingung sal."

"Yaudah kalo gitu lo kuliah bareng gue aja di sini, gimana?" usul salsa.

"Kejauhan sal, tapi nanti gue fikirin lagi deh.."

"Iya, gue tunggu keputusan lo yun..." jawabnya, kemera kembali pada pandangan aril.

"Gimana? Nanti lo tinggal di rumah gue aja, soalnya gue cuman tinggal berdua sama sepupu perempuan gue doang di sini.."

Yuna menggelengkan kepalanya. "Nanti gue fikirin lagi dehh ril, gue juga perlu keputusan dari orang tua dan juna sebagai pacar gue.."

Gelak tawa terdengar dari sebrang sana. "Gue lupa, sekarang lo udah punya pacar yun..."

"Ehh udah dulu ya, nyokap udah manggil gue buat sarapan.."

"Iya, gue tunggu keputusan lo yun. See you." sambungan terputus.

Yuna segera turun ke bawah untuk melakukan acara sarapan bersama, ada fani, frans, dan ryan yang sudah menunggu. "Pagi semua!" sapa yuna sambil mendudukan dirinya di samping fani.

Fani membalikan piring di hadapan yuna. "Pagi, sayang.." di lanjut dengan satu centong nasi goreng yang di buatnya untuk menemani sarapan pagi ini.

Yuna tersenyum ke pada fani yang sudah mengambilkannya makanan, acara makan pun mulai. "Yun, kamu mau lanjut kuliah di mana?" pertanyaan frans membuatnya menghentikan kunyahan di mulutnya.

"Yuna masih bingung yah, mungkin maaf minggu depan atau dua minggu lagi yuna bakal putusin.." jawabnya.

"Kalau bisa secepetnya yun, jadi nanti bisa secepetnya daftar biar ga perlu ribet lagi nantinya..."

Justru itu yang membuat keadaan jadi ribet, yuna masih belum bisa menemukan keahliannya dalam bidang apa, mata pelajaran saja tidak ada yang di kuasainya. "Iya yah.."

"Ohh iya yun.." panggil fani membuat yuna mendongak dengan raut wajah penasaran. "Malam ini kamu ikut kita makan malam ya, ajak juna juga sekalian.."

"Bu boleh bawa viana ga?" tanya ryan yang mulai ikut nimbrung.

"Laah bu udah tau?" tanya yuna yang mendengar ucapan ryan.

Fani tersenyum dan mengangguk. "Bahkan sebelum tau kalau kamu sama juna pacaran, ibu mergoki mereka lagi pelukan di depan gerbang."

Yuna menatap ryan garang, namun yang di tatap hanya nyengir kuda sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Kok tumben banget sih bu?"

"Yahh, ga ada salahnya kan itung-itung silah turahmi sambil rayain hubungan kalian, yakan yah?" tanya fani pada frans yang dapat anggukan..

"Bakal ada tamu spesial malam ini." jawab frans ambigu membuat yuna dan ryan saling memandang, siapa tamu spesial yang di maksut frans tadi.

"Siapa yah?!" fani dan frans malah tertawa, kedua anaknya dengan kompak bertanya dengan penuh penasaran.

"Ada dehh.." kini fani dan frans yang menjawab kompak.

***

Malam pun tiba, siang tadi yuna baru saja dapat kabar dari juna bahwa keadaan juna baik-baik saja, juna menginap di rumah farzan dan ponselnya tertinggal di kamarnya.

Malam ini yuna berangkat bersama juna menuju tempat tujuan, saat sampai sudah ada kedua orangnya dan ada ryan dan viana juga di sana.

"Selamat malam tante, om." sapa juna saat sudah sampai dan mendudukan dirinya di kursi samping ryan dan juga viana bersamaan dengan yuna di sampingnya yang tampil sangat anggun malam ini.

"Malam calon menantu.."

Berbeda dengan semua orang yang malah tertawa mendengar hal itu dari fani tapi tidak dengan yuna, wanita itu terdiam karena merasakan sesuatu hal yang ganjal dari juna.

Seperti ada suatu hal yang di sembunyikan darinya, tapi sebisa mungkin ia menepis fikiran buruknya tentang juna dan menikmati acara makan malam ini.

"Apakah kami sudah melewatkan banyak hal..? " ketika sedang asik berbincang.

Semuanya memfokuskan pandangannya pada dua orang sepasang suami istri di hadapannya.

"Kok bisa ada...




















Tbc

Siapa ya kira-kira, waaaah penasarann niii..kelanjutannya aku up malem ya gengs! Ooiyaa, cerita ini tinggal beberapa chapter lagi ya, bentar lagi end guy hikdd:'(

Semoga menghibur and see you.


My Dimple Girl (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang