43

4 2 0
                                    

Seseorang tidak di kenal mengambil foto mereka tanpa ijin ketika yuna dan juna berpelukan, namun hal itu harus terhentikan karena mereka mendengar suara cekrekan dari kamera.

Seseorang dengan kameranya berjalan mendekati juna dan yuna dengan sebuah kertas foto. "Maaf mengganggu kalian, saya hanya ingin mengabadikannya apabila terjadi sesuatu di masa depan, aku harap kalian terus bersama..." orang itu menjulurkan tangannya berniat memberi hasil jepretannya tadi kepada yuna dan juna.

"Saya ambil satu ya.." setelah itu orang tersebut pergi meninggalkan keduanya yang masih terdiam.

"Eh mas!!" baru tersadar juna segera memanggil orang tersebut, tapi sayang orangnya keburu pergi.

"Aneh banget, tiba-tiba dateng main foto-foto aja.."

Sedangkan yuna, ia masih dalam posisinya. "Jun, pulang yu.." ajaknya.

"Kok cepet banget? Padahal masih kangen.." ucap juna dengan nada sedih.

"Makan dulu ya, lo belum makan kan?" namun ajakan juna tidak di indahkan oleh yuna, wanita itu beranjak meninggalkan juna.

Akhirnya juna pasrah dan lebih memilih kemauan yuna untuk pulang,  semenjak kejadian tadi yuna jadi bertingkah aneh, entah karena apa yang pasti sikapnya berubah lebih murung dan tidak ceria seperti biasanya, juna sendiri dapat merasakannya.

Mereka berpisah mobil, karena tadi mereka tidak berangkat bersama begitu juga pulangnya, tetapi mobil juna memantau dari belakang mobil yuna. "Banyak banget firasat buruk." batin juna.

***

Pagi ini yuna sudah lebih baik dari kamarin, ia berangkat sekolah bersama juna karena lelaki itu sangat memaksa dan akhirnya yuna mengiyakan ajakan lelaki yang memiliki status sebagai kekasihnya itu.

Setelah sampai di sekolah mereka berjalan memasuki lantai utama, berjalan layaknya seorang sahabat tapi nyatanya lebih dari itu, keadaan tidak terlalu ramai mungkin karena masih pagi.

Juna dengan sikap jailnya ingin menggenggam tangan yuna. "Ehh, jun lepasin! Gimana kalo ada yang liat?" yuna berusaha untuk melepaskan genggaman tangan juna, tapi lelaki itu tetap sengaja menggenggamnya lebih erat.

"Juna! Lepasin ga?" yuna tetap memberontak karena ia takut hubungannya di ketahui oleh banyak orang.

Tapi juna, pria itu dengan santainya tersenyum lebar seolah-olah tidak terjadi apapun, lagian apa salahnya menggenggam tangan yuna, dia kan pacarnya lalu di mana letak kesalahannya. "Aww.." juna menarik tangannya saat yuna mengigit kencang hingga berubah menjadi kemerahan di sana.

"Lo tu kenapa sii, tu liat sakit..." rengeknya sambil menunjukan tangannya bekas gigitan yuna.

Yuna merasa bersalah, tapi sisi lain dia tenang karena genggaman juna terlepas. "Lagian apa salahnya, gue cuman pengen genggam tangan pacar gue dong."

Yuna menghantikan langkahnya dengan hentakan terakhir sebelum berhenti dan menghadap pada juna. "Kita kan udah sepakat jun, pliss ngertiin gue ya."

Juna menghelai nafas mengubah wajahnya menjadi datar,yuna tau pasti juna marah padanya tetapi ini demi kebaikan mereka berdua,dan juna hanya bisa mengangguk pasrah. "Pulang sekolah siap-siap gue pengen ajak lo ke suatu tempat.." setelah mengatakan itu juna pergi meninggalakan yuna dengan rasa bersalahnya karena sudah mengecewakan juna, sebenarnya ia tidak bermaksut hanya saja ia belum siap mengungkapkannya.

My Dimple Girl (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang