39

1 1 0
                                    

Sore ini ayuna di antar pulang oleh juna. Setelah sampai juna kekeuh ingin mengantar yuna sampai ke dalam, dan benar saja firasatnya yuna terkena marah fani yang sangat mengkhawatirkan yuna.

Sangking cemasnya fani sampai memukul yuna, frans hanya berusaha menenangkan fani sedangkan yuna ia hanya menunduk, karena tau hal ini membuat orang rumah khawatir.

Juna merasa kasihan dengan yuna, dan ia merasa bersalah karena malah membawa yuna ke apartemennya kemarin. "Maaf tante, kemarin yuna kerja kelompok sama juna di apartemennya juna tapi bukan kita doang kok ada yang lain juga, karena udah malem jadi yuna sama anna menginap bersama juna, tapi tenang sesuai kemauan tente yuna ga lecet sedikitpun bisa di cek kalau tante ga percaya."

Yuna mendelik ke arah juna, memangnya ia barang pake di cek cek cek segala. "Tante percaya sama kamu, tapi lain kali jangan lakuin lagi terlebih membuat orang tua khawatir."

"Juna minta maaf tante, om." ucapnya menunduk karena merasa bersalah.

"Yaudah gapapa, yuna pergi ke kamar!" ucap fani tegas yang langsung di turuti oleh yuna. "Makasih ya jun udah bisa di percaya."

Juna meraih tangan fani. "Juna pamit tante, mama sama papa pasti khawatir, om juna pamit!" setelah menyalami tangan kedua orang tua yuna, akhirnya juna melanggang pergi tapi sebelum itu ia melirik ke atas yang terdapat keberadaan yuna yang tersenyum ke arahnya, juna melambaikan tangannya lalu benar-benar pergi.

***

"APA?!" pekik anna saat yuna menceritakan kejadian-kejadian yang belum anna tetahui selama ini, seketika banyak pasangan mata yang manatas aneh anna.

"Gausah teriak astaga!!" kesal yuna.

"Jadi beneran lo udah jadian sama tu anak tiang?!"

Yuna hanya mengangguk santai. "Udah gue tebak, tapi si gwen-gwen itu masa sih nerima gitu aja?" yuna menatap anna. "Kalo gue sih ga yakin."

"Gue juga bilang gitu an, tapi biarin lah semoga aja itu emang beneran, gue harap sih gitu." jawab yuna pasrah.

"Uwahh!! Gue bener-bener ngerasa kalau gue lagi ada di dalam kisah cerita novel-novel yang gue baca!"

Yuna hanya menggeleng acuh, ia melihat kursi juna yang kosong tapi tas milih lelaki itu utuh berada di atas mejanya, kemana kira-kira lelaki itu pergi sepagi ini.

"Yun gue aus nihh."

"Ya minum sana!"

Anna kesal, ternyta yuna tidak mengerti apa yang ia maksut. "Maksud gue tuh, aus akan pj yun. Ga peka deh lo."

"Ooh, ya orang lo-nya ga bilang gimana gue mau ngerti?"

Anna hanya memutar bola matanya malas. "Yaudah nanti istirahat gue trakktir."

Anna bersorak senang, membuat yuna hanya menggelengkan kepala terhadap sikap sahabatnya yang kekanak-kanakan menurtnya.

Tepat saat itu juna masuk kelas, tatapan mereka berdua bertemu juna menyapa dengan melambaikan tangannya dengan pelan takut apabila hubungannya banyak yang tau, ya juna dan yuna sama-sama spakat untuk merahasiakan terlebih dahulu hubungan di antara mereka, terkecuali anna.

Juna merilik yuna sekilas saat sedang berjalan menuju bangkunya, yuna hanya tersenyum tipis mengingat kini statusnya yang jomblo telah tergantikan. Jadi seperti ini rasanya berpacaran? Tapi menurut yuna rasanya seperti biasa, dan terkadang yuna terlupa kalau dia sudah mempunyai seorang pacar.

Hingga SATU BULAN kemudian, hubungan juna dan yuna masih tetap hangat dan semakin menempel, jika rindu juna pasti akan pergi ke kamar yuna melalui balkon kamar yuna, dan terkadang akan menginap di kamar yuna.

Sahabat-sahabat yuna dan juna sudah mengetahui hubungan di antara keduanya, termasuk adik yuna da adik juna yaitu ryan dan viana namun mereka berjanji untuk tidak memberitahukan hal tersebut kepada orang tuanya.

Ngomong-ngomong soal viana dan ryan, ternyata ada hubungan tersembunyi di antara keduanya. Ya juna dan yuna tahu itu, saat ryan dan viana sendirilah bercerita. Saat itu, saat fani dan frans mengatakan bahwa tidak akan pulang karena harus mengurus sesuatu, yuna berencana untuk menyuruh juna untuk ke rumahnya tetapi tiba-tiba saja viana dan ryan ikut bergabung bersama yuna dan juna, awalnya mereka mengatakan bahwa mereka hanya sekedar sahabat tapi pada akhirnya mereka mengakui karena keceplosan manggil sayang.

Yuna sih masih ga percaya, dulu kan dua orang itu ga pernah keliatan deket bahkan ryannya aja cuek.

Ngomong-ngomong soal gwen, wanita itu masih berada di indonesia, gwen juga berteman baik dengan yuna dan yuna juga tidak melarang juna untuk berteman dan bertemu dengan gwen meskipun terkadang merasa cemburu tapi ia percaya juna tidak akan berbuat hal yang tidak-tidak.

Pernah pada suatu hari gwen sedang sakit di apartemennya, gwen hanya tinggal sendiri karena orang tuanya berada di luar negri mereka hanya mengirimkan uang dan uang untuk gwen, ayahnya cemas tapi tidak bisa untuk pulang karena kerjaan yang begitu menumpuk, sedangkan ibunya sangat marah karena gwen pergi ke indonesia tanpa seijinnya, ingat jika gwen sudah bertunangan? Tunangannya sempat datang ke indonesia lelaki itu sangat baik memperlakukan gwen tapi sayang rasa benci gwen begitu membutakan mata dan hatinya sehingga tidak bisa melihat sikap baik lelaki itu pada gwen, lelaki itu sudah pergi ke negara asalnya karena gwen mengusirnya dan mengancam bahwa akan membatalkan tunangannya dan tidak akan pernah untuk pulang ke sana, sungguh lelaki itu sudah jatuh pada pesona gwen dan sudah sangat jatuh cinta dengan gwen, tentang sekolah gwen wanita malah tidak perduli dengan pendidikan yang terbuang sia-sia sedangkan di luar sana masih banyak orang yang ingin bersekolah.

Juna tau semua masalah gwen, dia sangat-sangat peka dengan sikap kepala batu wanita itu, ketika ia membahas soal kepulangannya ke negara asalnya wanita itu akan marah jika tidak maka akan manangis, maka dari itu juna sering mengunjungi gwen karena mencemaskan keadaannya, bagaimanapun gwen sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.

Pernah juna sampai menginap di apartemen gwen dan hal itu membuat orang tua cemas karena juna tidak pulang, setahu orang tua juna, yuna sangat dekat dengan juna jadi ia menenanyakan, yuna yang mengetahui itu ikut khawatir dan mencari juna yang ternyata tertidur di apartemen gwen.

Sempat terjadi cekcok antara juna dan yuna, tapi karena sikap dewasa juna ia mencoba memberi waktu setelah sekiranya yuna tenang ia mencoba menjelaskan semuanya bahwa tidak akan ada hubungan lebih di antara juna dan gwen, dia tidak mungkin melakukan itu, juna juga meminta kepada yuna agar selalu percaya padanya dan meminta agar yuna bisa mengerti posisi gwen yang sedang dalam masa kesulikan gwen hanya tinggal sendiri dan yang di butuhkan gwen hanyalah tempat bersandar.

Yahh, sebisa mungkin yuna menahan rasa cemburunya terhadap gwen, ia juga kini mulai mengerti bagaimana posisi gwen yang mungkin berat bagi wanita itu.














Tbc

Duh author kok kaya ngerasa kalo ceritanya terlalu to the point ya, kaya ga ada kenangan-kenangannya gitu tapi author udah keras banget, dan author minta maaf sama kalian semua kalo ceritanya kurang maksimal.

See you.




My Dimple Girl (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang