16

7 2 0
                                    

Hallo guy!!
Sesuai janji, aku kasih bocoran yang jadi cast mas juna wkwkw.
Ada yang tau ndak? Dia lelaki yang selalu mengusik fikiranku asekk:)
Ada yang kenal kah? Lelaki yang memiliki tinggi badan 1,91 m tinggi banget ndak sii? Sesuai sama karakter juna yang sering di sebut tiang sama mbak yuna hehe, aku ga bisa janji ya guy kalo chapter berikutnya bakalan nunjukkin karakter siapa lagi, tolong komen ya guys kira-kira siapa lagi ya yang bakalan aku tinjukin karakter selanjutnya?

Back to story!



"Hai, gue boleh duduk di sini ga?"

Yuna mendongak untuk bisa melihat siapa orang yang menyapa sekaligus meminta ijin untuk duduk bersamanya.

Yuna mendapati seorang lelaki, lelaki itu tersenyum manis kearahnya. "Aril?" perasaan yuna kembali merasakan tidak tenang.

"Boleh gue duduk di sini?" aril kembali mengulang pertanyaannya.

"Aa..aiya boleh, duduk aja." ucap yuna tergelagap, aril melebarkan senyumannya lalu duduk tepat di samping yuna.

Yuna merasakan keadaan yang canggung, bagaimana tidak sedari tadi aril terus memperhatikannya dengan pandangan yang tak biasa. yuna berusaha tidak peduli mencoba dan menyibukan diri dengan bermain ponsel sambil sesekali melirik aril yang masih saja memperhatikannya.

"Lo cantik malem ini." ucapnya, membuat yuna jadi salah tingkah.

Yuna tidak habis fikir dengan aril, sudah punya pacar masih saja menggoda perempuan lain dasar lelaki, sudah memiliki wanita cantik,pintar,baik dan terkenal seperti salsa masih saja menggoda yuna.

Apakah aril secepat itu untuk melupakan adu mulut di antara mereka tadi siang, bahkan yuna saja masih tidak bisa tenang saat berada di dekatnya.

Yuna mengusap lehernya tersenyum kikuk "Makasih." jawabnya seadanya, kembali mengalihkan perhatiannya pada ponsel.

"Eum..Salsa mana?" tanya yuna yang akhirnya bisa memberanikan diri untuk berbicara.

"Dia sakit jadi ga bisa hadir malam ini." jawab aril santai, pandangannya masih saja tertuju pada yuna. yang mengganggu adalah senyuman aril yang terlalu berlebihan menurut yuna hal itu membuat yuna duduk dengan gelisah.

Bosan dengan ponsel akhirnya yuna mempunyai ide,mungkin bisa menghindar dari aril. "Gue ke toilet bentar ya." ucap yuna menenteng tasnya seraya bangkit dari duduknya.

Aril yang melihat itupun mencekal lengan yuna. "Mau gue anter?"

"Hhah? Hahah gausah, gue bisa sendiri kok." ucap yuna tersenyum tipis sambil melepaskan cekalan tangan aril, dan meninggalkan aril yang masih menatap kepergian yuna.

Yuna tidak benar-benar ke toilet, ia membelokan langkahnya menuju taman yang terletak di belakang aula. Jika di dalam ramai, maka di sini akan sangat sepi karena para tamu semuanya sibuk dengan acara di dalam.

Kalau tau gini mening rebahan di rumah, yuna benar benar merasa dongkol sekarang mening diam di rumah sambil menonton drakor kesukaannya.

Tak henti-hentinya yuna memaki-maki dalam hatinya, sampai-sampai tidak sadar kalau sedari tadi ada orang yang merhatiin.

"Sendirian aja neng?"

Yuna terdiam, suara ini. Yuna kenal, suara seseorang yang... Yuna berbalik ke belakang melihat. "Juna!!" pekik yuna girang lalu berdiri menghampiri juna.

Juna sudah siap-siap melentangkan tangannya untuk menerima pelukan dari yuna.

"Bugh!!"

"Aww"

My Dimple Girl (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang