47

2 1 0
                                    

"Kalian tidak akan memulai acara tanpa kedatangan kami bukan?"

"Yura, aksan!" pekik fani berdiri dari duduknya untuk menyambut kedatangan kedua sepasang suami istri yang terlihat romantis pada malam ini, apalagi saat datang tadi tangan aksan melingkar di pinggang yura dan wajah keduanya yang terlihat bahagia.

"Tentu saja kami tidak akan memulai ini semua tanpa kedatangan calon besan." ucap fani sambil mengangkat alisnya mencoba menjahili juna dan yuna yang masih terbengong dengan kedatangan yura dan aksan.

Setahu juna ia hanya memberi tahu hubungannya dengan yuna cuman pada orang tua yuna, ia belum memberi tahu hubungannya dengan yuna kepada orang tuanya sendiri.

"Bagaimana bisa mama sama papa ada di sini?" tanya juna yang masih bingung.

"Kamu anak nakal, bagaimana bisa kamu merahasiakan hubunganmu dengan yuna huh?!" yura mendudukan dirinya bersamaan dengan aksan di sampingnya.

"Lihat anak kita, mereka begitu terkejut.." ucap aksan pada frans, ini adalah pertemuan pertama mereka tapi keduanya terlihat akrab.

"Viana juga, lihat pah anak kita sudah sama-sama dewasa. Ahh sulit di percaya, bagaimana bisa ini terjadi.."

Fani yang melihat itu tertawa. "Yura, sebentar lagi kita akan menjadi besan.." ucapnya tersenyum bahagia.

"Hahaha tentu saja fan, aku sungguh tidak sabar menunggu mereka berdua menikah.."

Bagaimana kabar yuna, jujur yuna masih bingung dengan keadaan ini, wanita itu bungkam seribu bahasa, ia kira hanya orang tuanya dan sahabat-sahabatnya yang tau tapi semua yang ia rencanakan gagal total.

"Stop!"

Semuanya terdiam, menatap bingung ke arah yuna. "Sebenarnya apa tujuan ini semua?"

Fani dan yura tersenyum melihat yuna yang mungkin masih bingung dengan ini semua. "Ayuna, ga seharusnya kamu sembunyiin ini semua dari kami, bahkan tante seneng banget kalau juna bisa pacarang sama wanita yang baik hati kaya kamu.." puji yura sambil mengelus surai hitam milik yuna.

"T-tapi siapa yang kasih tau ini semua?"

Kini fani mulai bicara. "Ibu lah, kamu itu mau jadi anak durhaka?" fani mengubah duduknya menghadap pada yuna sepenuhnya. "Pacaran di sembunyiin terus nikah juga di sembunyiin gitu?"

Ayuna mendengar itu hanya menggeleng, maksut dan tujuannya bukan ini, tapi nampaknya semua ini gagal. "Gausah cemas gadis cantik, kami semua merestui hubungan kalian berdua.." pria itu tersenyum memberikan tepukan pada bahu juna dan yuna.

"Makasih, pah." ucap juna pada aksan, entahlah juna harus merasa senang atau sedih karena ada hal kebodohan yang telah ia lakukan.

"Yaudah kalau gitu kita mulai aja acara makan malamnya..." ucap viana yang sedari tadi menyimak, wanita itu sangat cantik malam itu, dengan rambut panjangnya yang di ikat kuda membuatnya nampak lebih memancarkan aura aslinya.

Semuanya larut dalam makan malam yang di hiasi dengan candaan, yuna mulai terbiasa dengan ini semua, bahkan yura dan yuna sudah terlihat lebih akrab.

Pada malam ini juga keluarga mereka memutuskan untuk melaksanakan acara tunangan antara yuna dan juna dua minggu lagi.

Namun ada syarat yang di ajukan oleh yuna, ia ingin di acara tunangannya nanti hanya keluara besar juna dan yuna saja yang hadir, dan acaranya pun di adakan di tempat tertutup, entah apa alasan yuna sehingga acara tunangannya ini di adakan secara tertutup untuk umum, tapi hal itu di setujui oleh kedua pihak juna dan yuna, tidak apa ini hanya tunangan bukan acara pernikahan.

My Dimple Girl (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang