23

2 0 0
                                    

Seperti janji yuna pada anna, sore ini setelah pulang sekolah ia dan anna pergi ke tempat tongkrongan mereka yaitu sebuah caffe yang terletak tak jauh dari sekolahnya.

Yuna memesan satu gelas hazzelnute, sedangkan anna ia memesan milkshake strawberry.

Setelah selesai berbicara dengan telepon dari seseorang anna meminum milkshake strawberry yang ia pesan tadi. "Jadi gimana?"

"Gimana apanya?"

"Cerita tentang lo sama juna malam itu, apa lo di cium sama dia? Atau bahkan udah lakuin itu, lo ga lupa buat pake pengaman kan?" yuna yang sedang meminum hazzelnutenya pun jadi tersedak mendengar petanyaan beruntun dan tak masuk akal dari sahabatnya.

"Maksut lo apaan sii?"

Anna melipat tangannya di atas meja, menatap yuna dengan tatapan mengintrogasi. "Pokoknya ceritain semuanya dari awal pas malam di mana lo pingsan dan di bawa pergi sama juna!"

Yuna menghelai nafasnya kasar. "Jadi gini-.."

Yuna mulai menceritakan semua kejadian saat dirinya hilang kesadaran karena meminum alkohol di malam acara night party tempo lalu, sampai kejadian tadi malam yang membuat kekuatannya terkuras habis.

Anna menganga mendengar semua cerita yuna. "Kisah lo kaya cerita-cerita di dalam novel genre romansa tau ga? Sampe baper gue." yuna hanya memutar bola matanya malas sambil meminum hazzelnutenya.

"Jadi semalem kalian tidur berdua satu ranjang?" hal itu membuat yuna kembali tersedak.

"Lo suka banget ya bikin orang keselek." ucap yuna kesal sambil mengusap bibirnya. "Ya enggalah, juna tidur di kamar satunya lagi dan gue di kasur."

Anna tersenyum. "Duhh yun, gue kalo di gituin sama cogan ga bakalan munafik kaya lo, cogan lho itu!" sungguh yuna tidak terima dengan ejekan anna yang mengatai dirinya munafik.

"Fikiran lo tu ngeres banget ya an, ga abis fikir gue." anna tersenyum lebar menampakan deretan giginya yang berjajar rapih.

"Lo tau kan gue suka baca wattpad yang plus plus wkwk. Ehh btw lo gada perasaan apapun sama juna?"

Hal itu membuat yuna terdiam, bagaimana keadaan perasaannya yuna tidak mengerti. Yuna menggeleng sebagai jawabannya, anna penepuk jidatnya. "Kelamaan jomblo sihh lo, coba deh kalo ada sesuatu yang aneh pas lo deket sama juna itu berarti lo suka sama dia." jawaban anna membuat yuna berfikir bahwa selama ini ia juga merasakan hal aneh saat bersama juna.

"Ehh an, mau cerita soal aril."

"Aduhh udah deh, gue ga mau dengerin soal yang namanya aril aril itu. Udah cukup dia buat sahabat gue sakit hati, kenapa si yun lo ga mau dengerin omongan gue?"

"Aduhh, anna dengerin gue dulu!" geram yuna karena belum saja ia menjelaskan sudah di tolak oleh anna.
"Aril pergi." hal itu membuat anna mengkerutkan dahinya bingung.

"Maksut lo?"

"Nah kan lo kepo, makanya dengerin gue dulu."

"Iya, iya cepet cerita." akhirnya yuna menceritakan kejadian siang tadi bersama aril di taman sekolah, mendengar itu anna terdiam.

"Ada bagusnya juga sih, akhirnya dia ga ganggu hidup lo lagi. Udah ya, lo jangan ngarep lagi sama si aril ga ada guna juga yun." ucapan anna belum selesai di sana. "Tapi anehnya kok dia bisa bilang suka sama lo, tapi akhirnya dia bilang nyesel ninggalin salsa?"

Yuna mengankat bahunya tidak mengerti. "Namanya juga laki-laki an, yah gue harap semoga hubungan mereka membaik." yuna mendirikan dirinya dari hadapan anna. "Gue ke toilet bantar ya." hal itu di iyakan oleh anna.

Di perjalanan menuju toilet tak sengaja dirinya menoleh pada kaca besar yang samar-samar ia melihat ada seseorang yang yuna kenal, seseorang itu nampak berjalan dengan langkah terburu-buru memasuki sebuah mobil.

'Juna' batin yuna

***

Yuna keluar dari toilet, fikirannya masih tertuju pada seseorang yang ia lihat tadi. Matanya tidak salah liat kan, atau ini pengaruh kehaluan yuna atau memang benar itu juna.

Masih bertanya-tanya soal itu tapi kembali yuna memfokuskan jalannya menuju tampatnya dengan anna, saat sudah berdekatan dengan jarak tempat di mana anna berada ia bisa melihat bahwa di samping sahabatnya itu ada seorang lelaki yang duduk di sana tapi yuna tidak bisa melihat siapa lelaki dengan jaket kulit berwarna hitam yang posisinya mememunggungi yuna.

"Yun, sini-!" anna mengisyaratkan untuk yuna menghampiri keberadaannya menggunakan tangannya. Lelaki tersebut belum juga berbalik membuat yuna semakin penasaran.

"Yun, kenalin ini farzan doi gue wkwkw." ucap anna saat yuna sudah sampai di tempatnya, tapi yuna ga asing dengan orang di depannya ini.

Yuna kenal siapa orang yang di bilang doinya anna ini, lelaki bernama farzan sahabat dari juna yang datang bersama darel ke apartemen juna tempo lalu, farzan lelaki dengan rambut blonde, dan muka kebarat-baratannya itu sama terkejutnya dengan yuna.

"Lah yuna!"

"Farzan!"

Keduanya begitu kompak, membuat anna menatap keduanya secara bergantian. "Kalian udah saling kenal?"

"Kenal lah sama dia mah, gebetan temenku, by." ucap farzan.

"Gebetan temen kamu?" ulang anna bingung.

Gebetan temenku, apa juna yang di maksut farzan. Ayuna sama penasarannya dengan anna.

"Iya, jadi beberapa hari yang lalu aku tuh main ke apartemennya temenku yang pernah aku ceritain itu lho terus di sana ada yuna juga."

Anna nampak berfikir. "Maksut kamu juna!?" tebaknya yang di angguki farzan.

Anna menatap yuna seolah meminta penjelasan. "Ehh..gue sama juna cuma sahabatan kok." elak yuna.

"Iya, sahabat rasa pacar kan?" keadaan sedang serius masih sempet-sempetnya bercanda.

"Lo tuh ga pandai soal bohong, gapapa lo akuin aja perasaan lo yun." dengan santainya anna mengatakan itu di hadapan farzan, yuna kembali berfikiram negatif bagaimana jika farzan memberi tahu juna soal ini.

"Ohh iya, tadi gue kesini bareng juna."

Yuna tentu saja penasaran. "Jadi tadi juna kesini?" di angguki oleh farzan.

"Tadinya mau ikut gue ke sini, tapi dia harus balik karena mamanya nelpon. Gue ga tau apa yang terjadi, tapi juna keliatannya khawatir gitu."

Apa yang terjadi pada juna, apakah ada sesuatu hal yang sangat darurat sampai gerak-geriknya pun nampak terburu-buru, yuna berfikir untuk pulang dan mencari keberadaan juna, ia segera menggendong tasnya. "Gue pamit pulang duluan ya, zan gue titip anna sama lo." pamit yuna mengambil kunci mobilnya lalu segera keluar dari caffe.

"Ehh yun, lo mau ke mana?!" panggil anna yang melihat yuna pergi meninggalkan ia dan farzan, tapi sayang yuna sudah menghilang dari balik pintu dan panggilannya tidak sempat di dengar oleh yuna.











Tbc







Nyambung ga gengs ceritanya? Aku agak linglung soanya, takut salah hikddd. Mana ada author se-teledor aku dan ga teliti gini. Maaf ya gengs, aku bakalan lebih giat lagi buat nulis. Semoga menghibur:)

See you

My Dimple Girl (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang